Dalam salah satu video di youtube ada dua tokoh agama yang memiliki pengaruh dan sangat dihormati dimasyarakat, akan tetapi metode dakwah yang digunakan keduanya sangat berbeda. yang satu cendrung represif dan tidak segan mengeluarkan kata-kata menyinggung pihak lain “kafir” sedangkan yang satu lagi kelihatan lebih bersahabat dan cendrung merangkul bahkan berhasil mengislamkan orang yang dicap kafir oleh ustad pertama tadi.
penjelasan versi video youtube
kalau
kita membuka kitab suci al-Qur’an, setidaknya ada 3 cara atau
methode yang diajarkannya dalam berdakwah, sebagaimana diterangkan dalam
surat an-Nahl ayat 125 yang berbunyi:
اُدْعُ
إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُم
بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ
Artinya:
Serulah (manusia)
kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan debatlah mereka
dengan cara yang baik.
Saya
tidak ingin membahas masalah ini lebih dalam, saya hanya ingin membahas secara
singkat apa arti kata kafir.
BAB I
MAKNA KAFIR SECARA
BAHASA
Kata Kafir secara bahasa terambil dari kataكفر يكفر كفورا وكفرانا artinya adalah menutup, Oleh karena itu al-Qur’an menggunakan kata kafir ini untuk menyebut para petani, karena pekerjaan mereka adalah menutup benih atau biji tanaman yang mereka tanam dengan tanah. Hal ini disebutkan dalam surat Al-Hadid Ayat 20
اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ
وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ
وَالْأَوْلَادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ
Artinya:
Ketahuilah,
sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurauan,
perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan
anak keturunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani.
Petani disini disebut kuffar yaitu
jamak dari kata kafir karena pekerjaanya menutup benih dengan
tanah.
Kemudian
ketika allah swt menyuruh kepada hamba-hambanya untuk taubat dan
akan menutupi dosa-dosanya yang telah lalu, al-Qur’an juga menggunakan
kata kafir. allah swt berfirman dalam surat at-tahrim ayat 8
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ
تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ
Artinya:
Hai orang-orang yang
beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuha (taubat yang
semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu.
Kemudian
juga Ketika al-Qur’an berbicara tentang denda bagi orang yang melanggar
sumpahnya, al-Qur’an menggunakan istilah kafarat yang mana kata ini juga terambil dari akar kata
kafir yang artinya juga menutup, hal ini disinggung dalam surat al-Ma'idah Ayat
89 yang berbunyi:
لَا يُؤَاخِذُكُمُ اللَّهُ بِاللَّغْوِ فِي
أَيْمَانِكُمْ وَلَكِنْ يُؤَاخِذُكُمْ بِمَا عَقَّدْتُمُ الْأَيْمَانَ
فَكَفَّارَتُهُ إِطْعَامُ عَشَرَةِ مَسَاكِينَ
Artinya:
Allah tidak menghukum
kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak disengaja (untuk bersumpah), tetapi
Dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja, maka kafaratnya
(denda pelanggaran sumpah) ialah memberi makan sepuluh orang miskin.
Denda
karena melanggar sumpah disebut kafarat yang terambil dari akar kata kafir
yaitu menutup karena kafarat ini sifatnya menutup dosa seseorang tersebut yaitu
dosa melanggar sumpah. Selain dari makna kebahasaan ini, al-Qur’an menggunakan
kata kafir untuk aneka makna yang bermacam-macam, makna apa saja itu…? mari
kita lihat.
BAB II
VARIAN MAKNA KAFIR
Kata
kafir yang secara bahasa adalah menutup, al-Qur’an menggunakan kata ini untuk
berbagai varian makna diantaranya adalah:
1. pelit / kikir
orang
yang pelit atau kikir juga dinamai kafir atau kufur, karena dia dengan
kekikirannya seringkali berkata saya tidak punya apa-apa, menutupi sekian
banyak nikmat yang allah berikan kepadanya dan hanya menggenggamnya untuk
dirinya sendiri tanpa mau berbagi kepada orang lain. Hal ini disingung dalam
surat An-Nisa Ayat 37
الَّذِينَ يَبْخَلُونَ وَيَأْمُرُونَ النَّاسَ
بِالْبُخْلِ وَيَكْتُمُونَ مَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَأَعْتَدْنَا
لِلْكَافِرِينَ عَذَابًا مُهِينًا
Artinya:
(yaitu) orang-orang
yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir, dan menyembunyikan karunia
Allah yang telah diberikan-Nya kepada mereka. Dan Kami telah menyediakan untuk
orang-orang kafir siksa yang menghinakan.
Imam
ar-razi mengutip pernyataan ibnu abbas didalam tafsir al-kabir atau yan
terkenal dengan nama mafatihul ghaib berkata: “yang dimaksud pelit
dalam ayat tersebut adalah orang yahudi karena mereka menyembunyikan
pengetahuan yang mereka punya didalam kitab taurat tentang ciri-ciri nabi akhir
zaman yaitu nabi muhamad, mereka pelit untuk berbagi pengetahuan tersebut
bahkan parahnya mereka menyuruh kaumnya juga untuk menyembunyikan pengtahuan
tersebut.”[1]
Pendapat
lain makna pelit dalam ayat ini adalah pelit masalah harta karena ayat ini
turun sesudah ayat yang menyuruh untuk memenuhi hak-hak manusia dalam masalah
harta yaitu surat an-nisa ayat 36 nya. Jika diantara kalian ada yang merasa
punya sifat kikir ini maka pantas disebut kafir.
2. tidak bersyukur
Orang
yang tidak bersukur yang kerjanya hanya mengeluh saja al-Qur’an juga menamainya
dengan kafir, hal ini disinggung dalam Surat Ibrahim Ayat 7
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ
ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ
Artinya:
Dan (ingatlah juga),
tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami
akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
Quraish Shihab dalam Tafsir Al Misbah menjelaskan bahwa makna syukur ialah "menampakan". Dan ini berlawanan dengan kata kufur yang berarti "menutupi". Jadi, syukur adalah menampakan nikmat dengan menggunakan sebaik-baiknya dan sesuai dengan kehendak pemberi nikmat. Oleh karena itu nabi saw menganjurkan kita untuk selalu tahaduts bi nikmat atau menceritakan nikmat yang telah kita peroleh dan ini juga merupakan perintah allah seperti disebutkan dalam surat (QS. Adh-Dhuha: 11).
وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ
“Dan terhadap nikmat
Tuhanmu, maka hendaklah kamu sebutkan”.
Imam
Ibnul Qoyyim rahimahullah menjelaskan hakikat bersyukur dalam kitab Madarijus
Salikin dengan mengatakan,
وكذلك حقيقته في العبودية وهو ظهور أثر نعمة الله على لسان
عبده : ثناء واعترافا . وعلى قلبه : شهودا ومحبة . وعلى جوارحه : انقيادا وطاعة
“Dan hakikat syukur
dalam bentuk ibadah adalah nampaknya nikmat Allah pada lisan hamba-Nya dalam
bentuk memujinya dan mengakui (nikmat tersebut darinya), pada
hatinya dalam bentuk menyaksikan dan mencintai-Nya, dan pada anggota tubuhnya
dalam bentuk tunduk dan taat kepada-Nya.”
Syaikh
As-Sa’di rahimahullah berkata: “nikmat Ini mencakup nikmat agama maupun
nikmat dunia, yaitu pujilah Allah karena limpahan nikmat tersebut baik tertentu
penyebutannya jika memang ada maslahat, seperti alhamdulillah saya punya mobil
baru, alhamdulillah saya punya rumah baru, namun jika tidak ada
maslahat dan ditakutkan akan membawa dampak negative maka sebutkan nikmat Allah
secara umum.”
Kenapa
kok kita disuruh menyebutkan nikmat, Alasannya karena menyebutkan nikmat Allah
mendorong (seseorang) untuk mensyukurinya, dan mengharuskan hati seorang
mencintai Dzat yang telah menganugerahkan nikmat tersebut, karena fitrah hati
seseorang adalah mencintai kepada yang telah berbuat baik kepadanya” (Tafsir
As-Sa’di :928). Penyebutan nikmat ini pernah dicontohkan oleh nabi sulaiman
ketika salah satu staf kerajaanya bisa memindahkan singgahsana ratu bilqis
dalam sekejab mata yang diabadikan dalam surat an naml ayat 40
قَالَ الَّذِي عِنْدَهُ عِلْمٌ مِنَ الْكِتَابِ
أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ يَرْتَدَّ إِلَيْكَ طَرْفُكَ فَلَمَّا رَآهُ
مُسْتَقِرًّا عِنْدَهُ قَالَ هَذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ
أَمْ أَكْفُرُ وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ
فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ
Artinya:
Berkatalah seorang
yang mempunyai ilmu dari Al Kitab: "Aku akan membawa singgasana itu
kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat
singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini termasuk
kurunia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan
nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur
untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya
Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia".
kufur
dalam ayat ini artinya adalah tidak bersukur, bukan kufur dalam arti kafir
tidak percaya tuhan, karena nabi sulaiman adalah nabi dan rosul allah masa
kafir tidak percaya tuhan kan tidak mungkin.
3. gelap mata
kafir
juga bermakna orang yang gelap mata. Salah satu hadits nabi dari anas bin malik
berbunyi:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : كادَ الفَقْرُ أنْ يَكُوْنَ
كُفْرًا
Dari Anas bin Mâlik Radhiyallahu anhu Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hampir saja kefakiran (kemiskinan) itu menjadi kekafiran.”
Imam Al-Munawi dalam kitabnya Faidhul Qadir mengutip perkataan Imam al-Ghazali yang menerangkan bahwa kefakiran mendekatkan untuk terjerumus ke dalam kekufuran, "Karena kefakiran (kemiskinan) menyebabkan orang untuk hasud kepada orang kaya. Sedangkan hasud akan memakan kebaikan. Hal Ini dikuatkan juga oleh perkataan Sufyan al-Tsauri, beliau berkata: "Aku mengumpulkan 40 ribu dinar di sisiku sehingga aku mati meninggalkannya lebih aku sukai daripada fakir satu hari dan kehinaan diri dalam meminta kepada manusia." Dalam perkataan beliau yang lain "Demi Allah aku tidak tahu apa yang terjadi padaku kalau aku diuji dengan satu ujian berupa kefakiran atau sakit, bisa jadi aku kufur sedangkan aku tidak sadar."
dikatakan
bahwa kefakiran mendekatkan kepada kakufuran karena seseorang yang mengalami
kesulitan dan kehinaan bisa menyebabkan dirinya gelap mata dan berpaling dari
Allah dan mengingkari kekuasaan-Nya. Oleh sebab itu Nabi pernah berdoa agar
tehindar dari kefakiran.
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْفَقْرِ وَالْقِلَّةِ
وَالذِّلَّةِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ أَنْ أَظْلِمَ أَوْ أُظْلَمَ
Artinya:
“Ya Allah, aku
berlindung kepada-Mu dari kefakiran, kemiskinan, kehinaan. Dan aku berlindung
kepada-Mu jangan sampai aku mendzalimi atau didzalimi.” (HR. Ahmad 8053, Abu
Daud 1546 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
Kemiskinan
dan serba kekurangan dapat menggoda seseorang untuk melakukan
kemaksiatan guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Dalam masyarakat
terjadi seorang suami yang miskin melakukan perampokan untuk memenuhi kebutuhan
keluarganya, seorang ibu yang miskin karena tekanan
ekonomi bisa juga menjual diri demi menghidupi anak-anaknya. Demikian pula
seorang pemuda yang miskin bisa saja nekat melakukan pencurian karena didorong
keinginannya untuk meniru gaya hidup teman-temannya yang anak orang kaya. Ada
banyak orang miskin yang karena ketidak berdayaannya secara ekonomi tidak
pernah mengenal Tuhan. Banyak orang seperti ini akhirnya berpindah ke agama
lain karena adanya bantuan-bantuan ekonomi yang mampu menyejahterakan hidupnya.
4. orang yang berputus asa
Orang
yang berputus asa juga disebut kafir, hal ini disinggung dalam Surat Yusuf Ayat
87
يَا بَنِيَّ اذْهَبُوا فَتَحَسَّسُوا مِنْ يُوسُفَ
وَأَخِيهِ وَلَا تَيْأَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِنَّهُ لَا يَيْأَسُ مِنْ رَوْحِ
اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ
Artinya:
Hai
anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya
dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa
dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir"
Imam
fahruradin ar-razi menjelaskan kenapa orang yang berputus asa dari rahmat allah
disebut kafir dalam kitab tafsir beliau mafatihul ghaib :
وَاعْلَمْ أَنَّ الْيَأْسَ مِنْ رَحْمَةِ اللَّه
تَعَالَى لَا يَحْصُلُ إِلَّا إِذَا اعْتَقَدَ الْإِنْسَانُ أَنَّ الْإِلَهَ
غَيْرُ قَادِرٍ عَلَى الْكَمَالِ أَوْ غَيْرُ عَالِمٍ بِجَمِيعِ الْمَعْلُومَاتِ
أَوْ لَيْسَ بِكَرِيمٍ بَلْ هُوَ بَخِيلٌ وَكُلُّ وَاحِدٍ مِنْ هَذِهِ
الثَّلَاثَةِ يُوجِبُ الْكُفْرَ، فَإِذَا كَانَ الْيَأْسُ لَا يَحْصُلُ إِلَّا
عِنْدَ حُصُولِ أَحَدِ هَذِهِ الثَّلَاثَةِ، وَكُلُّ وَاحِدٍ مِنْهَا كُفْرٌ
ثَبَتَ أَنَّ الْيَأْسَ لَا يَحْصُلُ إِلَّا لِمَنْ كَانَ كَافِرًا واللَّه
أَعْلَمُ،
Ketahuilah
sesunguhnya berputus asa dari rahmat allah swt tidak bisa hasil kecuali ketika
manusia meyakini: tuhan tidak maha kuasa secara sempurna, atau tidak mengetahui
segala sesuatu atau tidak mulya tapi dia (tuhan) kikir. maka salah satu dari
tiga keyakinan ini bisa menyebabkan kafir. Maka berputus asa dari rahmat allah
tidak bisa hasil kecuali setelah meyakini salah satu dari tiga keyakinan ini. Maka
orang yang meykini salah satu dari tiga keyakinan ini adalah kafir. Maka
menjadi tetaplah bahwa berputus asa dari rahmat allah hanya muncul dari orang
yang kafir
Maka kita lihat berita-berita banyak sekali orang yang bunuh diri
itu karena mereka berputus asa dari rahmat allah, mereka mengira allah tidak
maha kuasa untuk menyelesaikan problem mereka akhirnya bunuh diri jadi solusi,
maka jadilah mereka termasuk golongan orang-orang kafir, itu sebabnya bunuh
diri dalam islam termasuk dosa besar. Kalo kita lihat k-pop korea yang sangat
digandrungi remaja diseluruh dunia, sebenarnya mereka tertekan mati-matian
tidak punya privasi dan kebebasan, mereka hanya jadi pabrik uang bagi
segelintir orang, hidup mereka tak ubahnya budak dunia dan akhirnya bunuh dirilah
solusinya. Bisa dilihat sendiri daftar Negara dengan angka bunuh diri terbanyak
kebanyakan adalah Negara non muslim atau bahkan tidak bertuhan.
5. orang-orang yang dzolim
orang-orang yang dzolim juga dinamai
kafir oleh al-Qur’an, Hal ini disinggung dalam surat Al-Baqarah Ayat 254
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَنْفِقُوا مِمَّا
رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ يَوْمٌ لَا بَيْعٌ فِيهِ وَلَا خُلَّةٌ
وَلَا شَفَاعَةٌ وَالْكَافِرُونَ هُمُ الظَّالِمُونَ
Hai orang-orang yang
beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezeki yang telah Kami
berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual
beli dan tidak ada lagi syafa'at. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang
zalim.
Orang
yang tidak mau membelanjakan harta bendanya di dunia untuk kepentingan umum (fi
sabilillah), adalah orang yang mengingkari nikmat Allah. Dengan demikian mereka
akan menjadi orang yang zalim terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain.
dZalim terhadap diri sendiri adalah karena dengan keingkaran itu dia akan
mendapat azab dari Allah. dZalim terhadap orang lain karena dia enggan
memberikan hak orang lain yang ada pada harta bendanya itu, baik berupa zakat
yang telah diwajibkan kepadanya maupun sedekah dan berbagai sumbangan yang
dianjurkan oleh agama.
Ada
berbagai pendapat para ulama mengenai infak atau pembelanjaan harta yang
dimaksudkan dalam ayat ini. Sebagian mengatakan bahwa yang dimaksud dengan
“infak” dalam ayat ini ialah infak wajib yaitu zakat, karena
di akhir ayat ini Allah menyebut orang-orang yang tidak mau berinfak itu
sebagai kafir. Seandainya yang dimaksudkan dengan infak di sini hanya sunnah,
yaitu “sedekah”, tentu mereka yang tidak bersedekah tidak akan disebut sebagai
kafir.
Sebagian
ulama berpendapat bahwa yang dimaksudkan dengan infak dalam ayat ini ialah
infak untuk kepentingan jihad fisabilillah yaitu untuk
kepentingan perjuangan menegakkan agama Allah serta mempertahankan diri dan
negara terhadap ancaman musuh. Sedang ulama yang lain berpendapat bahwa yang
dimaksudkan dengan infak dalam ayat ini adalah infak wajib dan infak
sunah yaitu zakat dan sedekah. Adapun kata-kata “kafir” dalam
ayat ini adalah mempunyai arti “enggan berzakat” bukan kafir dalam pengertian
tidak beriman
6. dengki
Orang
yang dengki jua dinamai kafir oleh al-Qur’an. Hal ini disinggung oleh al-Qur’an
Surat Al-Baqarah Ayat 105
مَا يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ
الْكِتَابِ وَلَا الْمُشْرِكِينَ أَنْ يُنَزَّلَ عَلَيْكُمْ مِنْ خَيْرٍ مِنْ
رَبِّكُمْ وَاللَّهُ يَخْتَصُّ بِرَحْمَتِهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ
الْعَظِيمِ
Orang-orang kafir
dari Ahli Kitab dan orang-orang musyrik tiada menginginkan diturunkannya
sesuatu kebaikan kepadamu dari Tuhanmu. Dan Allah menentukan siapa yang
dikehendaki-Nya (untuk diberi) rahmat-Nya (kenabian); dan Allah mempunyai
karunia yang besar.
Imam
fahruradin al-razi mengatakan didalam kitab tafsirnya bahwa orang musrik dan
utamanya ahlu kitab dengki kepada muslimin karena mereka ahlu kitab merasa
bahwa merekalah yang seharusnya diberikan rahmat dan wahyu bukan Muhammad dan
para sahabatnya. Kedengkian sangat negativ baik bagi keimanan maupun kesehatan.
Abu
Bakar Al Razi mengatakan bahwa dengki bersumber dari gabungan sifat pelit
(Bakhil) dan keburukan jiwa. sifat ini lebih buruk dari sifat pelit. Wajah
seorang pendengki akan terlihat murung, diselimuti dengan perasaan marah
terhadap takdir Allah SWT, cemas dan menentang semua hikmah Allah. Sifat dengki
akan menimbulkan kesedihan yang berkepanjangan dan membuat yang bersangkutan
suka berangan-angan, Tentu saja hal ini akan mengakibatkan kondisi badan orang
tersebut akan selalu memikirkan orang yang didengkinya Bahkan untuk mengalihkan
perhatian ke hal lain akan terasa sangat susah.
Dokter
Hamid Al Ghaubi mencatat dampak buruk sifat dengki terhadap kesehatan tubuh,
yang menimbulkan reaksi kejiwaan bagi pendengki, sebagaimana gangguan pada
kelenjar pankreas. Kondisi seperti ini akan menimbulkan rasa sakit pada tubuh
dan dapat membuat yg bersangkutan menjadi kurus. Selain itu sifat dengki akan
menyebabkan adanya perubahan raut muka yang mengkerut. Dan yang paling parah,
bisa menyebabkan penyakit jantung Mengingat betapa bahayanya sifat dengki
terhadap kesehatan tubuh,
7. musrik
orang
musrik juga dinamai kafir oleh al-qur’an. Hal ini disinggung oleh al-qur’an
Dalam surat al maidah ayat 73
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ
ثَالِثُ ثَلَاثَةٍ وَمَا مِنْ إِلَهٍ إِلَّا إِلَهٌ وَاحِدٌ وَإِنْ لَمْ
يَنْتَهُوا عَمَّا يَقُولُونَ لَيَمَسَّنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ عَذَابٌ
أَلِيمٌ
“Sesungguhnya kafirlah
orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah seorang dari yang
tiga", padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa.
Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang
yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.”
Syaikh
Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di pakar tafsir abad 14 H beliau
mengatakan: “Sungguh telah kafirlah orang-orang yang mengatakan,
‘Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga’." ini termasuk
pandangan orang-orang Nasrani yang terkenal pada mereka. Mereka mengklaim bahwa
Allah adalah satu dari yang tiga yaitu; Allah, Isa dan
Maryam. Pendapat lain mengatakan yang dimaksud adalah tiga oknum:
oknum bapa, oknum anak, dan oknum ruhul qudus.[2] Pendapat
lain mengatakan Tuhan itu tiga tapi satu.
Mahasuci
Allah dari apa yang mereka katakan. Ini adalah bukti terbesar atas minimnya
akal orang-orang Nasrani. Bagaimana mereka menerima ucapan buruk dan akidah
yang jelek ini? Bagaimana mereka tidak membedakan antara Khaliq (Pencipta) dan
makhluk (ciptaan)? Bagaimana Allah Rabbul ‘alamin bisa samar dari mereka? Allah
berfirman membantah mereka dan orang-orang yang seperti mereka, “Padahal
sekali-kali tidak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Tuhan Yang Maha
ESa,” yang memiliki seluruh sifat kesempurnaan, tersucikan dari segala
kekurangan, yang memonopoli hak penciptaan dan pengaturan. Tiada nikmat yang
dirasakan oleh makhluk kecuali dariNya. Bagaimana mungkin tuhan lain diangkat
bersamaNya? Mahasuci Allah dan maha tinggi setinggi-tingginya dari apa yang
dikatakan oleh orang-orang zhalim. Kemudian Allah mengancam dengan FirmanNya,
“Jika merekka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akna
ditimpa siksaan yang pedih.”
intinya
adalah jika kita percaya ada kekuatan lain selain kekuatan allah swt yang dapat
memberikan manfat atau mudarat maka itu termasuk musrik dan orang musrik
termasuk kataegori kafir.
8. sombong
Dalam
(Surat Al-Baqarah ayat 34) dikatakan
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ
فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ
Artinya, “(Ingatlah)
ketika Kami berkata kepada malaikat, ‘Sujudlah kalian kepada Adam,’ maka mereka
bersujud kecuali Iblis. Ia enggan dan takabur. Ia termasuk golongan orang-orang
yang ingkar.”
Kafirnya
iblis bukan karena tidak percaya pada tuhan, jelas jelas iblis berdialog
langsung sama allah, kafirnya iblis karena kesombongannya sebagaimana
diceritakan dalam surat QS. Al-A'raf Ayat 12
قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ
أَمَرْتُكَ قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ
طِينٍ
(Allah) berfirman,
“Apakah yang menghalangimu (sehingga) kamu tidak bersujud (kepada Adam) ketika
Aku menyuruhmu?” (Iblis) menjawab, “Aku lebih baik daripada dia. Engkau
ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.” Pertanyaanya
apa iya api lebih baik dari tanah …?
Api
Cuma memiliki 3 unsur saja yaitu panas, oksigen dan bahan mudah terbakar yang
menghasilkan panas dan cahaya. Sedangkan tanah memiliki sekian banyak unsur
yang menyuburkan. Ada sekitar 100 unsur didalam tanah yang sangat bermanfaat
bagi kehidupan mahluk hidup. maka apakah klaim iblis lebih baik dari adam
karena ia diciptakan dari api sedangkan adam dari tanah benar……salah total.
Klaim ibis bersumber dari kesombongannya, makanya cirihas orang sombong itu
bodoh.
Kesimpulannya
adalah semua yang menutup adalah kafir, puncaknya adalah kekufuran kepada allah
swt karena yang bersangkutan menutupi kebenaran, yang bersangkutan menutupi
fitrahnya, yang bersangkutan menutupi sesuatu yang amat jelas wujudnya yaitu
allah swt. maka bukalah agar anda tidak dicap kafir, bukalah pintu hati anda
agar cahaya keimanan menyentuhnya.
Akhirul kalam wallahu a’lam bis sawab
wassalamu alaikum wr.wb
Post a Comment