01. MASRUQ BIN AL-AJDA’ (SERIAL 60 BIOGRAFI ULAMA
SALAF)
Daftar isi
2. sanjungan
para ulama terhadapnya
PENDAHULUAN
لَا يُصْلِحُ آخِرَ هذِهِ الأُمَّةِ إِلَّا مَا
أَصْلَحَ أَوَّلَهَا
“Tidak ada yang dapat memperbaiki generasi akhir umat
ini, kecuali dengan apa yang telah memperbaiki generasi awal”
Begitulah kata imam malik, Ungkapan ini memberikan
sebuah pengertian bahwa yang telah menjadikan mereka baik adalah mengikuti
Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Maka barangsiapa yang menghendaki
perbaikan bagi masyarakat muslim saat ini tanpa mau menempuh jalan yang telah
memperbaiki generasi pertama berarti ia telah keliru, Karena tidak ada jalan
lain kecuali itu.
tulisan ini adalah biografi pertama dari serial 60
biografi ulama salaf yang bertujuan mendidik generasi muda Islam sesuaİ dengan
pendidikan yang pernah ditempuh para ulama dan mengikuti jejak mereka, yaitu
para imam yang terkenal dan mulia. Yaitu Orang-orang yang terkenal dengan
kezuhudan dan kehati-hatiannya, kewara'an dan kesederhanaannya. Mereka yang
banyak beribadah dan mempunyai rasa takut yang mendalam kepada Allah, sehingga
tumbuh dalam diri mereka sesuatu yang pantas untuk dihormati dan dimuliakan.
Mereka pantas mendapatkan kenikmatan dan penghormatan itu.
Di antara mereka adalah Masruq bin Al-Ajda'
Al-Hamadani yang telah banyak berguru pada beberapa sahabat terkenal. Dialah
orang yang terkenal dengan kezuhudan, kewara'an dan ibadahnya. Merupakan
teladan dan tokoh yang pantas untuk kami jadikan pembuka dalam mengawali
episode serial biografi ini.
1. nama dan
kelahirannya
Nama lengkap beliau adalah masruq bin al-ajda’
al-hamadani al-wadi’I abu aisyah al-kuffi. Masruq sendiri artinya yang dicuri
karena dahulu beliau waktu kecil pernah diculik dan ditemukan kembali, setelah
kejadian itu ayahnya masuk islam.
Mengenai tahun kelahirannya sendiri para ahli sejarah
tidak ada yang berani memastikannya, akan tetapi mereka dengan jelas
mengatakan beliau wafat tahun 62 atau 63
hijriyah sebagaimana yang pernah disampaikan oleh harun bin hatim dari al-fadhl
bin amr. Jadi dapat disimpulkan beliau lahir pada tahun pertama hijriyah atau
satu tahun sebelumnya.
2. sanjungan para ulama
terhadapnya
• Malik bin
mughawwal berkata: “aku pernah mendengar abu shaffar mengatakan” hamdaniyyah
(nama sebuah suku) belum pernah melahirkan seseorang yang seperti masruq.”
• Dari amir
asy-sya’bi dia berkata: “aku tidak mengetahui ada orang yang lebih banyak berkelana diberbagai tempat untuk mencari ilmu dariada
masruq.”
• asy-sya’bi
berkata: “ketika ubaidilah bin ziyyad datang kekuffah dia bertanya: siapakah
orang yang terbaik diantara kalian? Mereka menjawab: masruq”
• imam
ahmad bin hambal berkata ibnu uyainah berkata: “tidak ada seorangpun yang lebih
utama dari masruq setelah al-qomah.”
• Dari ibnu
abjar dari asy-sya’bi dia berkata: “masruq lebih pantas memberi fatwa dari pada
syuraih, karena syuraih lebih banyak
meminta pendapat masruq.”
• Ibnu
sa’ad berkata: “dia adalah tsiqoh dan dia banyak meriwayatkan hadits yang layak
diriwayatkan.”
• Al-‘ajali
berkata: “dia adalah seorang tabi’in yang dapat dipercaya dan termasuk salah
seorang teman Abdullah bin mas’ud yang diperkenankan mengajar dan memberi fatwa
kepada khalayak ramai. Dia banyak melakukan sholat hingga kedua kakinya
membengkak.”
• Abu
nu’aim berkata: “diantara para teman Abdullah bin mas’ud, terdapat seseorang
yang sangat takut dan sangat cinta kepada tuhannya dan selalu ingat akan
banyaknya dosa yang dilakukannya. Dia sangat dihormati keilmuannya, dapat
dipercaya dan selalu ingin bertemu kepada tuhannya dengan memperbanyak ibadah
dialah abu aisyah bernama masruq.”
3. ibadahnya
• Dari
Ibrahim bin Muhammad bin al-muntashir dia berkata: “masruq memasang penutup
antara dia dengan anggota keuarganya ketika sholat agar khusuk dalam sholatnya,
meninggalkan mereka dan dunia mereka.”
• Anas bin
sirrin dari istri masruq dia berkata: “masruq banyak melakukan sholat hingga
kedua kakinya bengkak. Seringkali aku duduk dibelakangnya sambil menangis
karena tidak tega melihat apa yang dilakukannya.”
• Dari
Fithr bin Khalifah dari Asy-Sya'bi, dia berkata, "Masruq bin AI-Ajda'
jatuh pingsan saat dia menjalankan puasa pada musim kemarau. Sayyidah Aisyah
isteri Rasulullah telah mengangkatnya sebagai anak, hingga dia pun (Masruq)
memberikan nama kepada puterinya dengan nama Aisyah. Dia tidak pernah memarahi
puterinya itu sedikitpun. Perawi melanjutkan ceritanya berkata, "Kemudian
puterinya itu datang kepadanya dan berkata, “Wahai Ayah, makan dan
minumlah!" Dia menjawab, "Apa yang kamu inginkan dariku wahai
puteriku? Sang puteri berkata, "Aku hanya kasihan melihat ayah." Dia
berkata, "Wahai puteriku, aku hanya ingin mendapatkan kasih sayang dari
Allah di hari yang jaraknya mencapai lima puluh
ribu tahun (satu hari lamanya sama dengan lima puluh ribu tahun —Hari
Kiamat-)."
• Dari Abu
Ishaq, dia berkata, "Ketika Masruq menjalankan ibadah haji, dia tidak
pernah tidur kecuali dalam keadaan bersujud.”
• Ibrahim
bin Muhammad bin AI Muntasyir berkata, "Suatu ketika Khalid bin Abdullah
salah seorang pembesar di Bashrah memberikan hadiah uang kepada Masruq sebanyak
tiga puluh ribu dinar. Meski saat itu dia sangat membutuhkannya, namun dia
tidak menerimanya."
• Abu Ishaq
As-Subai'i berkata, "Masruq menikahkan puterinya dengan Sa’ib bin AI-Aqra'
dengan mas kawin sepuluh ribu dinar yang diberikan Sa’ib kepadanya. Lalu, uang
sebanyak itu dipergunakan Masruq untuk membiayai para pejuang Islam dan menyantuni fakir
miskin."
• Dari
AI-A'masy bin Abi Adh-Dhuha, dia berkata, "Masruq banyak bangun malam dan
melakukan shalat layaknya seorang rahib. Dia pernah berkata kepada keluarganya,
"Sebutkanlah semua kebutuhan kalian kepadaku sebelum aku melakukan
shalaü(agar tidak terganggu dalam shalatnya)."
• Dari Said
bin Jubair, dia berkata, "Masruq pernah menemuiku dan dia berkata,
"Wahai Said, tidak ada satupun sesuatu yang dapat menyenangkanku kecuali membenamkan wajah kita dalam tanah
berdebu."
4. sikapnya terhadap
fitnah
• Dari
Asy-Sya'bi, dia berkata, "Ketika ada seseorang berkata kepada Masruq,
"Anda telah terlambat mengikuti pasukan Ali bin Abi Thalib dan terlambat
ikut dalam pertempurannya." Sepertinya orang itu ingin berdebat dengannya
tentang masalah ini, maka dia berkata, "Demi Allah, aku ingatkan kepada
kalian, tidakkah kalian tahu ketika kalian saling mempersiapkan bala tentara
dengan persenjataan lengkap untuk saling berperang, pada saat itu pula Allah
membukakan Pintu langit dan kalian melihatnya, kemudian malaikat pun turun,
hingga ketika berada di antara pasukan dari kedua belah pihak, malaikat itu
berkata,
"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian
saling memakan harta sesama kalian dengan jalan yang bathil kecuali dengan
jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka Di antara kalian. Dan
janganlah kalian membunuh diri kalian. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepada kalian." (An-Nisaa': 29)
Apakah hal itu merupakan penghalang di antara
kalian?" Mereka berkata, "Ya," dia berkata, "Demi Allah,
sesungguhnya Allah telah membukakan Pintu langit (memberikan solusi) bagi
permasalahan ini. Allah telah mengutus malaikat yang mulia melalui perkataan
Nabi kalian (Muhammad dengan wahyu yang diterimanya), dan Sesungguhnya itulah
pengadilan yang terdapat dalam lembaran-lembaran (Al-Qur’an) yang tidak akan
ada yang dapat mengganti ataupun merubahnya."
• Adz-Dzahabi
berkata, "Waki' pernah berkata, "Ada beberapa orang yang pernah
ketinggalan dari pasukan Ali bin Abi Thalib Yang di antaranya adalah; Masruq
bin Al-Ajda', Al-Aswad, Ar-Rabi' bin Khutsaim dan Abu Abdurrahman As-Sulami.
Ada yang mengatakan bahwa dia ikut datang dalam perang Shiffin, namun di sana
hanya memberikan wejangan dan mauizhah dan tidak ikut berperang. Ada juga yang
mengatakan bahwa dia ikut serta dalam perang Haruriyah bersama Ali bin Abi
Thalib dan dia meminta maaf atas keterlambatannya bergabung bersama Imam Ali
bin Abi Thalib "
5. kewara’an dan
kezuhudannya
• Dari
Ibrahim bin Muhammad bin Al-Muntasyir dari ayahnya dari Masruq, dia berkata,
"Sesungguhnya dia tidak pernah mengambil bayaran dari pekerjaannya sebagai
hakim. Dia berpedoman pada firman Allah,
إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ
بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ
"Sesungguhnya Allah membeli jiwa raga orang-orang
yang beriman dan harta benda mereka dengan surga. "
• Dari
Al-A'masy dari Abu Adh-Dhuha, dia berkata, " Masruq pernah pergi selama
dua tahun. Ketika dia datang dari perantauannya itu, keluarganya memandang
kopor yang dibawanya, lalu mereka menemukan sebuah kapak di dalamnya, sehingga
mereka berkata, "Kamu merantau selama dua tahun lalu datang dengan kapak
tanpa pegangan (disangka bahwa mendapatkannya adalah dengan jalan yang tidak
benar)." Dia berkata, "Subhanallah, aku meminjamnya dan lupa
mengembalikannya."
• Abu
Adh-Dhuha berkata, "Pada suatu ketika Masruq pernah ditanya mengenai bait-bait
syair, kemudian dia berkata, "Aku tidak suka jika dalam kitabku terdapat
bait-bait syair."
• Dari
Ibrahim bin Muhammad bin Ibrahim bin Al-Muntasyir, dia berkatat "Masruq
setiap hari Jum'at mengendarai keledainya dan aku memboncengnya di belakang. Dia
membawa serta sapu yang sudah tua ke kebun lalu berkata, "Dunia ini ada di
bawah (penguasaan/pengelolaan) kita,
• Dari
Hamzah bin Abdullah bin Utbah bin Mas'ud, dia berkata, "Ada seseorang yang
mengatakan kepadaku bahwa Masruq pernah membawa keponakannya ke Kufah, kemudian
dia berkata, "Tidakkah kalian ingin aku
beritahukan tentang dunia? Dunia adalah apa yang mereka makan lalu
habis, yang mereka pakai lalu rusak, yang mereka kendarai lalu binasa; mereka mengalirkan darah, melanggar kehormatan dan
memutuskan hubungan silaturrahim di antara mereka.”
6. guru dan
murid-muridnya
Guru-Gurunya:
• AI-Mizzi
berkata, "Masruq meriwayatkan dari beberapa orang yang di antaranya; Ubay
bin Ka'ab, Khabab bin Al-Art, Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Umar bin Al-Khathab,
Abdullah bin Amr bin Al-Ash, Abdullah bin Mas'ud, Ubaid bin Umair AI-Laitsi,
Ustman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Umar bin Al-Khathab, Mu'adz bin Jabal,
Ma'qil bin Sinan Al-Asyja'i, Al-Mughirah bin Syu'bah, Abu Bakar Ash-Shiddiq,
Subai'ah Al-Aslamiyah, sayyidah Aisyah Isteri Rasulullah dan ibunya Ummu Ruman,
dan Ummu Salamah Isteri Rasulullah.
Murid-muridnya:
• AI-Mizzi
berkata, " Ada beberapa orang yang meriwayatkan hadits dari Masruq antara
lain; Ibrahim An-Nakh'i, Anas bin Sirin, Ayyub bin HaniX, Jabal bin Rufaidah,
Abu Wail Syaqiq bin Salamah, 'Amir Asy-Sya'bi, Abdullah bin Murrah Al-Khariqi,
Abdurrahman bin Abdullah bin Mas'ud, Ubaid bin Nadhlah, Ammarah bin Umair,
Al-Qasim bin AI-Muntasyir bin Al-Ajda', Muhammad bin An-Nasyr Al-Hamdani, Abu
Adh-Dhuha Salam bin Shabih, Makhul bin Asy-Syami, Yahya bin Al-Jazzar, Yahya
bin Watstsab, Abu Al-Ahwash Al-Jusyami, Abu Ishaq As-Subai'i, Abu Asy-Sya'tsa'
AI-Muharibi dan isterinya Umair binti Amr.
7. Perkataan dan
Perilakunya
• Diriwayatkan
dari Muslim, dari Masruq, ia berkata, "Cukuplah seseorang tahu maksud dari
rasa takut kepada Allah Dan, seseorang akan menjadi bodoh, jika dia merasa
bangga dengan apa yang telah diperbuatnya.
• Masruq
berkata, " Hendaknya seseorang mempunyai tempat yang sunyi, sehingga dapat
digunakannya untuk merenungi diri, merenungi dosa-dosanya dan meminta ampunan
kepada Allah.
• Dari Abu
Adh-Dhuha, dia berkata, “Pernah Masruq memberikan pertoıongan kepada seseorang,
kemudian datang seorang wanita memberikan hadiah kepadanya, sehingga Masruq
sangat marah dan berkata "Kalaulah aku tahu bahwa sifat seperti itu
terdapat dalam dirimu, nisaya aku tidak mau berbicara denganmu untuk selamanya,
selama hal itu masih ada dalam dirimu. Aku pemah mendengar Abdullah bin Maslud
berkata: “Barangsiapa memberikan suatu
pertolongan kepada seseorang untuk dapat mengembalikan haknya atau
menghindarkannya dari suatu kezhaliman yang menimpanya, kemudian dia menerima
hadiah dari orang itu maka perbuatan itu adalah suatu kebinasaan.
Mendengar itu, orang-orang di sekitarnya berkata,
"Kami tidak menganggap kebinasaan kecuali jika dia bertujuan
menyuap." Masruq menimpali, "Jika berniat menyuap, maka itu adalah
suatu kekufuran."
• Dari
Asy-Sya'bi, dia berkata, "Pernah Masruq berkata, "Sesungguhnya ketika
aku memutuskan perkara dalam suatu pengadilan yang sesuai dengan kebenaran atau
aku mendapatkan kebenaran (dalam berijtihad) adalah lebih aku cintai daripada
berjuang (perang) selama satu tahun di jalan Allah.”
• Dari
ibrahim bin Muhammad bin Al-Muntasyir dari Masruq, dia berkata "Tidaklah
ada yang lebih baik bagi seorang mukmin dari kuburan yang dapat dijadikannya
tempat beristirahat dari kebisingan dunia dan di dalamnya dia aman dari siksa
Allah.”
• Dari
Muslim atau yang lain dari Masruq, dia berkata, "Sesungguhnya prasangka
baik yang paling aku sukai adalah ketika seorang pelayan berkata kepadaku
"Dalam rumahnya tidak terdapat uang maupun makanan sedikitpun.
• Dari
Hilal bin Yasaf dia berkata, "Rahasia dia dapat menguasai ilmu para
pendahulunya; ulama salaf dan kontemporer, juga ilmu-ilmu keduniaan dan ilmu
akhirat adalah membaca surat Al-Waqi'ah.
• Adz-Dzahabi
berkata, "Perkataan Masruq ini memang terkesan dibesar-besarkan, karena
memang besarnya manfaat atau kandungan yang dalam surat tersebut yang meliputi
masalah dunia dan akhirat sekaligus
• Adapun
maksud dari perkataannya, "Membaca surat Al-Waqi'ah" adalah membacanya dengan merenungi ayat-ayat
dan memikirkan tanda-tanda keagungan dan kebesaran Allah dengan merasakan seolah-olah
Dia hadir di hadapannya, sehingga dia tidak seperti sebuah perumpamaan yang disebutkan dalam Al-Qur«an, "Seekor
keledai yang terseok-seok membawa banyak
kitab (tanpa bisa membacanya atau memahami maksud yang dikandungnya)."
8. meninggalnya
• Dari
Syaqiq, dia berkata, "Masruq pernah dirantai selama dua tahun. Selama itu
dia habiskan untuk melakukan shalat dua rakaat-dua rakaat dengan maksud
mendapatkan pahala sunnah Rasulullah."
• Dari
Al-A'masy dari Syaqiq, dia berkata, "Aku pernah berkata kepada Masruq,
"Apa yang menyebabkanmu diperlakukan seperti ini?" Dia menjawab,
"Ada tiga yang menyebabkanku seperti ini, yaitu: Ziyad, Syuraih dan setan
hingga akhirnya mereka menjadikanku seperti ini."
• Dari Abu
Wail, dia berkata, "Bahwasanya ketika menjelang kematiannya, Masruq
berkata, "Ya Allah, aku tidak ingin meninggal dunia dengan tidak mengikuti
petunjuk Rasulullah tidak pula Abu Bakar dan Umar bin Al Khathab Radhiyallahu
Anhuma. Demi Allah, aku tidak meninggalkan sesuatu pun kepada seseorang kecuali
sesuatu yang melekat pada pedangku ini maka masukkanlah ia dalam kafanku ini
nanti.
• Sufyan
bin Uyainah berkata, "Masruq meninggal dunia pada tahun 63 Hijriyah. Dia
adalah seorang perawi yang dapat dipercaya dan mempunyai banyak hadits
Shahih."
• Abu
Nu'airn berkata, "Masruq meninggal dunia pada tahun 62 Hijriyah."
• Yahya bin
Bakir dan Ibnu Sa’ad berkata, "Dia meninggal pada tahun 63 Hijriyah."
Post a Comment