Daftar isi
C. ASAL USUL DAN FUNGSI WAYANG
D. JENIS-JENIS WAYANG
BERDASARKAN BAHANNYA
E. PROSES PEMBUATAN WAYANG
KULIT
F. PERBEDAAN WAYANG KULIT DI
TIGA PULAU
A. PENDAHULUAN
Wayang adalah
sebuah seni pertunjukkan cerita narasi asal
Indonesia yang berkembang pesat dan telah diakui dunia karena keunikan yang
dimilikinya. Sama seperti Batik, UNESCO pada 7 November 2003 juga telah
menobatkan wayang sebagai warisan mahakarya dunia yang tak ternilai dalam seni
bertutur asli Indonesia. Dalam buku Mengenal Wayang (2018) karya Bayu Wibisana,
wayang sudah akrab dengan masyarakat sejak dahulu hingga sekarang, karena
wayang merupakan salah satu buah usaha akal budi bangsa Indonesia. Tapi
akhir-akhir ini ada seorang ustadz yang mengharamkan wayang, ustadz tersebut
menyarankan untuk memusnahkan wayang dan menyuruh para dalang untuk bertaubat,
oleh karena hal itulah saya berkepentingan membuat video ini.
B. PENGERTIAN WAYANG
Wayang sendiri
berasal dari kalimat yang berbunyi â??Ma Hyangâ?, artinya berjalan menuju yang maha tinggi (disini bisa diartikan
sebagai roh, Tuhan, ataupun Dewa). Selain itu, nama Wayang juga diartikan
sebagai bayangan, karena wayang dapat disaksikan oleh penonton dari belakang kelir
atau hanya bayangannya saja.[1]
yang digerakkan oleh dalang Sementara dalang merupakan sebuah singkatan dari
kata-kata ngudhal piwulang, dimana ngudhal berarti menyebar luaskan atau
membuka dan piwulang berarti pendidikan atau ilmu. Hal ini menegaskan posisi
dalang sebagai orang yang memiliki ilmu lebih dan membagikannya kepada para
penonton pertunjukkan wayang.[2]
C. ASAL USUL DAN FUNGSI WAYANG
Wayang sudah
ada sejak tahun 1.500 sebelum Masehi. jauh sebelum cerita Mahabarata dan
Ramayana masuk ke Indonesia. Wayang lahir dari para cendikia nenek moyang suku
Jawa di masa silam. Pada masa itu, wayang diperkirakan hanya terbuat dari
rerumputan yang diikat sehingga bentuknya masih sangat sederhana. Awalnya Wayang dimainkan dalam ritual pemujaan roh nenek moyang dan dalam
upacara-upacara adat Jawa. [3]
Pada periode selanjutnya, penggunaan bahan-bahan lain seperti kulit binatang
buruan atau kulit kayu mulai dikenal dalam pembuatan wayang. Adapun wayang
kulit tertua yang pernah ditemukan diperkirakan berasal dari abad ke-2 Masehi.
Kemudian
seiring berjalannya waktu masuklah pengaruh Hindu budha ke Jawa. Pada era
tersebut, pembawa agama Hindu melihat wayang bisa jadi media penyebaran ajaran
hindu yang efektif. kemudian epos Mahabarata dan Ramayana diadaptasi ke dalam
cerita-cerita pewayangan, Lambat laun orientasi pagelaran wayang bergeser, dari
yang tadinya pemujaan arwah leluhur menjadi menceritakan kisah dua epos besar
tersebut. Akulturasi berjalan lancar sehingga agama Hindu bisa diterima di Jawa
pada masa tersebut.
Setelah
berhasil digunakan oleh kebudayaan Hindu untuk menyebarkan ajarannya, hal yang
sama juga dilakukan oleh Wali Songo. Kesembilan Wali ini kemudian menjadi tokoh
besar penyebar agama Islam di tanah Jawa, Penyebaran agama islam dengan
menggunakan media wayang ini dianggap efektif, karena pada masa tersebut wayang
menjadi salah satu seni kerakyatan yang memiliki banyak sekali peminat. Dengan
keahlian penceritaan dan penyisipan pesan ajaran agama Islam, penyebarannya
berjalan sukses selama periode waktu tertentu[4]
Pada periode
Wali Songo, akhirnya banyak tokoh yang disesuaikan dengan ajaran Islam. Sebagai contoh, Dewa Siwa, Brahma, dan Wisnu diadaptasi
menjadi keturunan Nabi Adam.[5] Suatu ketika sultan Fatah dari Demak
ingin melihat wayang dalam bentuk tradisionalnya, tetapi dilarang oleh pemuka
agama Islam. Akhirnya, para pemuka agama berusaha untuk menghindari larangan
Muslim dengan mengubah wayang golek menjadi wayang purwa yang terbuat dari
kulit dan hanya menampilkan bayangan saja. Oleh sebab itu, dibentuklah wayang
kulit seperti yang kita kenal sekarang ini.
D. JENIS-JENIS WAYANG BERDASARKAN
BAHANNYA
Ada beberapa
jenis wayang yang lahir dan berkembang di Indonesia. berdasarkan bahan
pembuatannya Terdapat tiga jenis wayang, yaitu:
1.
wayang terbuat dari kayu
Jenis
wayang ini terbuat dari kayu, kemudian diukir dan diwarnai supaya terlihat
lebih indah. Beberapa wayang yang terbuat dari kayu, di antaranya:
a. Wayang golek
Dalam bahasa Jawa, golek berarti boneka. Selain itu, golek juga
berarti mencari. Dengan memainkan wayang golek, dalang bermaksud memberikan
isyarat akan makna kepada para penonton agar selepas pagelaran.
penonton nggoleki atau mencari intisari yang terkandung dalam pagelaran tersebut. Wayang golek berbentuk tiga dimensi, di mana bagian kepala tidak
menyatu dengan tubuhnya, meklainkan menjadi bagian tang terlepas. Bagian kepala
dihubungkan dengan tangkai yang menembus rongga tubuh wayang. Wayang golek
dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu wayang golek cepak, wayang golek purwa, dan
wayang golek modern.
b. Wayang klithik
Wayang klithik merupakan salah satu jenis wayang yang berfungsi
sebagai sarana hiburan dan penerangan terhadap masyarakat. Wayang klithik bukan
hanya karena berukuran kecil, melainkan juga karena berbunyi "klitik..klitik.."
saat digerakkan atau dimainkan. Wayang klithik dibuat dari kayu pipih, berbahan
dasar kayu jati sehingga tampak tebal dan ketika disungging menyerupai wayang
kulit purwa.
2. Wayang
terbuat dari kain
Wayang
ini terbuat dari kain disebut juga wayang beber. Wayang beber merupakan seni
pertunjukan berbentuk drama bersuara. Wayang beber tidak dimainkan dengan gerak
karena jenis wayang ini berupa lembaran-lembaran kain (beberan). Setiap lembar
terdapat gambar atau lukisan tentang satu adegan cerita. Ketika memainkan
wayang beber, dalang menceritakan saja urutan-urutan kisah dari lembaran
lukisan yang dibentangkan. Wayang beber memiliki beberapa jenis, yaitu: Wayang
beber Pacitan, Wayang beber Purwa, dan Wayang beber Kediri
3.
Wayang terbuat dari kulit
Jenis
wayang ini adalah yang paling popular dibanding yang lain. Wayang ini terbuat
dari kulit kerbau yang dibersihkan dan kemudian diberi corak dan warna
agar terlihat indah. jenis wayang ini biasanya disebut wayang kulit. Tersebar
dipulau jawa dan bali. Ada beberapa jenis wayang kulit, seperti:
a. Wayang kulit purwa
Wayang purwa merupakan wayang yang paling populer di masyarakat
hingga saat ini. Wayang purwa tersebar hampir diseluruh Pulau Jawa dan daerah
transmigrasi. Wayang purwa yang terbuat dari kulit kerbau, kemudian disungging
dengan warna yang mencerminkan perlambangan karakter dari tokoh wayang
tersebut. Wayang kulit purwa terdiri atas beberapa gaya atau gagrak. Dalam
pagelarannya diiringi dengan seperangkat gamelan. Dalam pertunjukannya juga
terdapat pesinden atau waranggana.
b. Wayang kulit gragak Banyuwangi
Wayang ini merupakan wayang kulit yang bentuknya hampir mirip
dengan wayang kulit pada umumnya. Cerita yang dipentaskan juga mengambil kisah
dari Mahabharata dan Ramayana. Pada dasarnya wayang kulit gagrag Banyuwangi
sama dengan wayang kulit gagrak Surakarta atau Yogyakarta. Perbedaannya hanya
terletak pada cara dalang membawakan pertunjukkan wayang kulit tersebut.
E. PROSES PEMBUATAN WAYANG KULIT
Wayang kulit
dibuat dari bahan kulit kerbau yang telah lebih dulu diproses menjadi lembaran.
Per wayang membutuhkan sekitar 50 x 30 cm lembaran kulit yang kemudian dipahat
dengan peralatan khusus, yaitu besi berujung runcing berbahan dari baja.
Setelah itu, dilakukan pemasangan bagian-bagian tubuh seperti tangan yang
terdapat dua sambungan, lengan bagian atas dan siku. Cara menyambungnya dengan
menggunakan sekrup kecil yang terbuat dari tanduk kerbau atau sapi. Kemudian,
ada tangkai yang berfungsi untuk menggerakkan bagian lengan yang berwarna
kehitaman. Tangkai ini juga berasal dari bahan tanduk kerbau dengan warna
keemasan.
F. PERBEDAAN WAYANG KULIT DI TIGA
PULAU
Terdapat
perbedaan penting antara ketiga pulau tempat wayang kulit dimainkan, yaitu:
1. Jawa
Wayangnya
bernama ringgit berbentuk memanjang. Lakon akan berlangsung sepanjang malam
diiringi dengan suara gamelan lengkap dengan pesinden yang biasa digunakan.
2. Bali
Wayang
terlihat lebih nyata, lakonnya berlangsung dalam beberapa jam. Wayang di Bali
tidak diiringi oleh dalang maupun sinden. Dengan demikian, wayang di Bali juga
dapat tampil di siang hari untuk tujuan keagamaan tanpa lampu dan layar.
3. Lombok
Di Lombok
wayang kulit dikenal sebagai wayang sasak, mirip ringgit di Jawa. Menggunakan
orchestra kecil tanpa sinden, tetapi menggunakan seruling, metalofon, dan drum.
G.
HUKUM WAYANG
Mengenai hukum dari wayang ini saya tidak akan membahasnya
karena sudah banyak ustadz yang membahas dan membantah ustadz yang mengharaman
wayang tadi. Yang jelas dari segi aapun tidak ada dalil yang kuat untuk
mengharamkan wayang. Dari segi dzatnya wayang terbuat dari kulit atau kayu
jelas halal, dari segi perbuatannya memainkan wayang hukumnya mubah atau boleh,
bahkan jika wayang digunakan sebagai media dakwah islam maka hukmnya menjadi
wajib karena sesuatu yang menjadi perantara perkara wajib maka hukumnya juga
wajib seperti kaidah fiqih.2
simak penjelasan materi diatas versi youtube
REFERENSI
https://www.kompas.com/stori/read/2021/09/22/130000679/sejarah-wayang-kulit?page=all.
https://pangauban-katapang.desa.id/index.php/artikel/2019/10/6/sejarah-wayang https://www.suara.com/news/2021/11/17/121653/bagaimana-sebenarnya-asal-usul-wayang-kulit?page=2
https://tirto.id/sejarah-wayang-di-indonesia-jenis-jenis-serta-fungsinya-go6j https://www.suara.com/news/2021/11/17/121653/bagaimana-sebenarnya-asal-usul-wayang-kulit?page=2
Post a Comment