Daftar isi
2. Sanjungan Para Ulama Terhadapnya
4. Tawakal dan Rasa Takutnya kepada Allah
6. Keahliannya dalam Bidang Tafsir
8. Beberapa Mutiara Perkataannya
Pendahuluan
kita masih
dalam serial 60 biografi ulama salaf terkemuka. Tokoh kita kali ini termasuk
salah seorang imam kaum muslimin. Dia sangat terkenal dengan ibadah dan
tangisannya, hingga matanya rabun karena seringnya menangis ketika sholat malam.
Dia adalah salah seorang wali dari wali-wali Allah yang sholeh, yang dikabulkan
doa-doanya, Yang meninggal dalam keadaan syahid, inilah Said bin Jubair.
1. Nama dan kelahirannya
Nama lengkapnya
adalah: Said bin Jubair bin Hisyam AI-Asadi AI-Walibi, Abu Muhammad, dipanggil
pula dengan Abu Abdillah, Dia adalah seorang imam, AI-hafidz, ahli tafsir dan
salah seorang yang mati syahid. para sejarawan Tidak ada yang mengetahui tempat
dan waktu kelahirannya, Mereka hanya menjelaskan bahwa beliau terbunuh pada
bulan Sya'ban tahun 95 Hijriyah. Jika melihat tahun kematiannya maka bisa
disimpulkan dia dilahirkan pada tahun 38 Hijriyah, karena pada waktu
meninggalnya beliau berumur 57 tahun. Jika melihat tahun kematiannya maka bisa
disimpulkan dia dilahirkan pada tahun 38 Hijriyah, karena pada waktu
meninggalnya beliau berumur 57 tahun.
2. Sanjungan Para Ulama
Terhadapnya
Diceritakan
Dari Amr bin Maimun dari ayahnya, dia berkata, "Said bin Jubair
benar-benar telah meninggal dunia, dan tidak seorang pun di muka bumi ini
kecuali pasti memerlukan ilmunya.”
Ja'far bin Abi
Al-Mughirah berkata "Jika ada penduduk Kufah yang meminta fatwa kepada
İbnu Abbas, dia biasanya berkata, "Bukankah di antara kalian terdapat İbnu
Ummu Ad-Duhama? Maksudnya Said bin Jubair.”
Aslam
Al-Munqiri, berkata, "Dari Said bin Jubair, dia berkata, "Ada
seseorang datang menghadap Ibnu Umar dan bertanya kepadanya tentang ilmu
Faraidh atau ilmu waris, maka Ibnu Umar berkata, "Tanyakanlah kepada Said
bin Jubair, karena dia lebih tahu tentang ilmu berhitung daripada saya, dia
sangat ahli di bidangnya dan dapat membagi sesuai dengan ketentuan ilmu
faroidh."
Abu Al-Qasim
Hibatullah bin Al-Hasan Ath-Thabari berkata, "Dia adalah orang yang dapat
dipercaya dan merupakan imam serta Hujjah.” hujah artinya adalah yang dapat
dijadikan rujukan dalam setiap persoalan agama.
Ibrahim An-Nakha'i
berkata, “sesudah said bin jubair meninggal, tidak ada seorangpun yang
sebanding dengannya dalam hal kecerdasannya.”
Khushaif,
berkata, "Orang yang paling tahu tentang ilmu-ilmu Al-Qur’an adalah
Mujahid, yang paling tahu tentang haji adalah 'Atha, yang paling tahu tentang
hukum halal dan haramnya suatu perkara adalah Thawus bin Kaisan, yang paling
tahu tentang Thalaq adalah Said bin Al-Musayyib, dan yang paling bisa
mengkombinasikan dan menguasai semua disiplin ilmu tersebut adalah Said bin
Jubair."
3. Ibadahnya
Said bin Jubair
adalah orang yang banyak berdzikir kepada Allah, dia setiap tahun melakukan
ihram dua kali, sekali untuk ibadah ihram dan yang lain untuk ibadah haji,
setiap malam menjelang pagi dia selalu berdzikir hingga masuk waktu sholat
subuh. Disetiap 10 malam terakhir pada bulan ramadhan yang
merupakan saat-saat yang paling tepat untuk beribadah, dia selalu qiyamullail
alias beribadah semalam suntuk. Ketika said bin jubair sedang sholat dia
bagaikan batu yang kokoh maksudnya adalah sangat khusu’ sebagaimana yang
diceritakan oleh Abdullah bin Muslim bin
Hurmuz. Dalam beberapa kesempatan dalam sholatnya said bin jubair sering
mengulang-ulang ayat 281 dari surat al-baqoroh yang berbunyi:
وَاتَّقُوْا
يَوْمًا تُرْجَعُوْنَ فِيْهِ اِلَى اللّٰهِ ۗثُمَّ
تُوَفّٰى كُلُّ نَفْسٍ مَّا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُوْنَ
Artinya:
"Dan
Peliharalah dirimu dari (adzab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itü
kalian semua dikembalikan kepada Allah, kemudian masing-masing diri diberi
balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka
sedikitpun tidak dirugikan. " (Al-Baqarah: 281)
Dari Al-Qasim
Al-A'raj, dia berkata "Said bin Jubair sering menangis pada malam hari
(saat shalat malam) hingga penglihatannya rabun."
4. Tawakal dan Rasa Takutnya
kepada Allah
Diceritakan Dari
Musa bin Rafi', dia berkata "Aku pernah menemui Said bin Jubair di Makkah,
dan saat itü dia sedang merasakan sakit kepala yang amat sangat. Kemudian
seseorang yang ada di dekatnya berkata kepadanya, "Apakah Anda mau aku
panggilkan seseorang yang bisa memberimu mantra-mantra untuk mengusir penderitaanmu
ini?” Said bin Jubair menjawab "Aku tidak memerlukan mantra.” Kemudian
Said bin Jubair berdoa "Sesungguhnya aku memohon untuk diberikan tawakal
yang sebenar-benarnya kepada Engkau dan aku selalu berbaik sangka kepada-Mu ya
Allah.
5. Cobaan yang Menimpanya
Sa’id bin
jubair hidup dimasa pemerintahan bani umayyah yang terkenal kejam dan dzolim,
terutama gubernurnya yang bernama
Al-Hajjaj bin Yusuf Ats-Tsaqafi. Sa’id bin jubair bersama İbnul Asy'ats
berani melawan kekejaman Al-Hajjaj bin Yusuf Ats-Tsaqafi hingga akhirnya mereka
berdua kalah dan harus bersembunyi dari desa-kedesa, kota-kekota selama 12
tahun. sampai akhirnya tertangkap oleh anak buah Al-Hajjaj yang bernama Khalid
bin Abdillah Al-Qusairi. said bin jubair kemudian diserahkan kehadapan
al-hajjaj dalam keadaan diborgol dan dirantai. Pada waktu itu ada seseorang
yang menangisinya, lalu said berkata kepada orang tersebut “Apa yang membuatmu
menangis?" Lelaki itu berkata, "Musibah yang telah menimpa
Anda," lalu Said berkata, "Janganlah kamu menangis!, dalam putusan
Allah ini memang harus terjadi." Kemudian said membaca ayat,
مَا
أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ
مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
Artinya:
"Tidak ada
suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan tidak pula pada dirimu sendiri
melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum kami
menciptakannya. Sungguh yang demikian itu mudah bagi allah" (Al-Hadid: 22)
Sebelum said
akan dieksekusi mati dia meminta izin kepada al-hajjaj untuk melakukan sholat
dua rokaat, akan tetapi al-hajjah berkata kepada algojonya "Hadapkan dia
ke arah kiblat orang-orang kristen." Said lalu membaca sebuah ayat,
وَلِلَّهِ
الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ فَأَيْنَمَا تُوَلُّوا فَثَمَّ وَجْهُ اللَّهِ إِنَّ
اللَّهَ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
Artinya:
"Dan
kepunyaan Allahlah Timur dan Barat, maka kemana pun kamu menghadap, di situlah
wajah Allah. Sungguah allah maha luas maha mengetahui " (Al-Baqarah: 115)
setelah
itu said bin jubair meninggal dengan cara dipenggal kepalanya.
6. Keahliannya dalam Bidang
Tafsir
Said bin Jubair
adalah murid senior Ibnu Abbas, sahabat nabi yang ahli dalam tafsir Al-Qur'an.
berikut ini sebagian contoh penafsiran Said bin jubair terhadap ayat-ayat
al-qur’an
1. فَاذْكُرُوْنِيْٓ اَذْكُرْكُمْ
"Ingatlah
Aku niscaya Aku akan mengingat kalian. " (Al-Baqarah: 152)
Mengenai ayat
ini Said berkata, "Maksudnya, ingatlah Aku dengan mentaati-Ku, niscaya Aku
akan mengingat kalian dengan ampunan-Ku."
2. اِنَّا نَحْنُ نُحْيِ الْمَوْتٰى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوْا
Artinya:
Sungguh,
Kamilah yang menghidupkan orang-orang yang mati, dan Kamilah yang mencatat apa
yang telah mereka kerjakan.
Lafadz مَا قَدَّمُوْا yang
secara harfiyah artinya sesuatu yang telah lewat pada diri kalian diartikan
oleh said bin jubar dengan apa
yang mereka lakukan." Tampaknya al-qur’an terjemahan versi kementrian
agama mengikuti penafsiran said bin
jubair.
3. وَاذْكُرْ عِبٰدَنَآ اِبْرٰهِيْمَ وَاِسْحٰقَ وَيَعْقُوْبَ اُولِى الْاَيْدِيْ وَالْاَبْصَارِ
Artinya:
Artinya:
Dan
ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishak dan Yakub yang mempunyai
kekuatan-kekuatan yang besar dan ilmu-ilmu (yang tinggi).
Secara harfiah
kata الْاَيْدِيْ artinya adalah tangan-tangan atau beberapa tangan, karena kata
tersebut merupakan jamak dari kata اليد artinya tangan. sedangkan kata وَالْاَبْصَارِ adalah pandangan mata, tapi dalam hal ini
said mentakwil dua kata tersebut.
Said berkata,
"Maksud الْاَيْدِيْ adalah kekuatan yang
terdapat dalam ilmu pengetahuan, dan وَالْاَبْصَارِ adalah penglihatan terhadap apa yang telah
mereka lakukan terhadap agama mereka." Tampaknya terjemahan al-Qur’an
versi kementrian agama juga mengikuti penafsiran said ini.
7. Guru dan Murid-muridnya
Guru-Gurunya
antara lain: Anas bin
Malik, Adh-Dhahhak bin Qais AlFahri, Abdullah bin Az-Zubair, Abdullah bin
Abbas, Abdullah bin Umar bin Al-Khathab, Abdullah bin Mughaffal, Adi bin Hatim,
Amr bin Maimun AlAudi, Abu Said Al-Anshari, Abu Musa Al-Asy'ari, Abu Hurairah
dan Sayyidah Aisyah."
Murid-muridnya
antara lain: kedua
puteranya yaitu Abdul Malik dan Abdullah, Ya'la bin Hukaim, Ya'la bin Muslim,
Abu Ishaq AsSubai'i, Abu Az-Zubair Al-Makki, Adam bin Sulaiman, Asy'ats bin Abi
AsySya'tsav, Ayyub, Bakir bin Syihab, Tsabit bin 'Ajalan, Hubaib bin Abi
Tsabit, Ja'far bin Abi Wahsyiah, Ja'far bin Abi Al-Mughirah, Al-Hakam bin
'Utaibah, Hushain bin Abdirrahman, Sammak bin Harb, Al-A'masy, Ibnu Khutsaim,
Dzarr bin Abdullah Al-Murbi'i, Salim Al-Afthas, Salamah bin Kahil, Thalhah bin
Musharrif, Abdullah bin Sulaiman, 'AthaN bin As-SaNib, Amr bin Abi Amr Maula
Al-Muthalib, Amr bin Murrah, Al-Qasim bin Abi Bazzah, Muhammad bin Sauqah,
Manshur bin Al-Mu'tamir, Al-Minhal bin Amru, Al-Mughirah bin Syu'bah, Wabrah
bin Abdirrahman dan Khalaq.
8. Beberapa Mutiara
Perkataannya
· Sesungguhnya
rasa takut itu hanyalah kepada Allah dan rasa takut Anda itu hendaknya dapat
menghalangi antara Anda dan perbuatan maksiat, karena itulah takut yang
sebenarnya.
· Dzikir Adalah
taat kepada Allah. Barangsiapa yang taat kepada Allah, maka dialah orang yang berdzikir
kepada-Nya, dan barangsiapa yang tidak mentaati-Nya, maka dia bukanlah orang
yang berdzikir kepadaNya, walaupun dia memperbanyak membaca AI-Qur’an dan
bertasbih
· Sesungguhnya
menyebarkan ilmu pengetahuan lebih aku sukai daripada aku harus membawanya ke
kuburanku.
· Tanda-tanda
binasa manusia adalah Jika ulama mereka telah pergi dipanggil menghadap Allah
yang Maha kuasa
· Sesungguhnya
mencambuk kepalaku dengan beberapa cambukan adalah lebih aku sukai daripada
harus berbincang-bincang di saat khatib sedang berkhutbah pada hari Jum'at.
9. Meninggalnya
Said bin jubair
meninggal pada bulan Sya'ban tahun 93 Hijriyah dalam umur 57 tahun. Meningalnya
akibat dibunuh oleh al-hajjah bin yusuf ats-saqafi seperti yang sudah saya
ceritakan diatas. Beliau meninggal dalam keadaan dipenggal kepalanya akibat
kalah perang melawan sang dictator tersebut. yang terkenal kejam dimasa dinasti
umayyah. Bahka beliau sudah memprediksi sendiri kematiannya dengan berkata
kepada putranya "Ayahmu tidak akan ada setelah mencapai umur 57
tahun”. Semoga allah swt mengampuni semua dosanya dan menerima semua amal
kebaikannya dan menempatkannya bersama orang-orang yang mulia.
Post a Comment