Top News

Serial Sejarah Nabi Muhammad SAW Part 9_ Ekspansi Raja Hasan bin Tuba ke Bahrain dan kisah wafatnya


daftar isi

Pendahuluan. 2

A. Ekspansi terakhir Raja Hasan bin Tuba. 2

1. Persiapan Pasukan. 2

2. Jalur yang Ditempuh. 3

B. Perebutan Wilayah Bahrain. 3

1. Diplomasi dan Aliansi 3

2. Konflik Militer 4

C. Hasil Ekspansi 4

1. Penguasaan Ekonomi 4

2. Pengaruh Budaya dan Agama. 4

3. Stabilitas Politik. 5

D. Akhir Kisah Ekspansi 5

E. Kisah kematian Raja Hasan bin Tubban. 5

1. Latar Belakang Konflik. 5

Ø     Keberhasilan Hasan bin Tubban. 5

Ø     Hasutan terhadap Amr bin Tubban. 6

2. Peristiwa Pembunuhan. 7

3. Reaksi Setelah Pembunuhan. 7

Ø     Pengumuman Kematian Hasan. 7

Ø     Naiknya Amr sebagai Raja. 8

4. Akibat Kematian Hasan. 8

Ø     Konflik Internal di Himyar. 8

Ø     Melemahnya Himyar. 8

5. Penyesalan Amr 9

Penutup. 10

 

 

Pendahuluan

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Halo penonton setia channel YouTube Pena Sejarah! Terima kasih telah kembali mengikuti Serial Sejarah Nabi Muhammad di episode ke-9 ini. Pada episode sebelumnya, kita telah membahas tantangan awal yang dihadapi oleh Raja Hasan bin Tubban setelah naik tahta, termasuk berbagai ekspedisinya.

Di episode kali ini, kita akan melanjutkan kisah menarik tentang ekspedisi terakhir Hasan bin Tubban ke Bahrain, yang berujung pada kematiannya dalam sebuah konspirasi tragis. Kita akan membahas persiapan pasukannya, jalur yang ditempuh, proses perebutan wilayah Bahrain, hingga peristiwa pengkhianatan yang melibatkan adik kandungnya sendiri. Semua ini akan membawa kita memahami bagaimana kejadian ini memengaruhi sejarah Kerajaan Himyar dan Jazirah Arab secara keseluruhan.

Mari kita mulai perjalanan sejarah ini dengan lebih mendalam!

A. Ekspansi terakhir Raja Hasan bin Tuba

Episode yang lalu kami telah menceritakan tantangan yang dialami oleh Hasan bin Tubban setelah naik tahta, dan berbagai ekspedisi yang dilakukanya, kali ini kami akan menceritakan tentang kisah wafatnya, saat beliau memimpin ekspedisi militer dari Yaman menuju Bahrain dengan pasukannya yang besar dan terorganisir. Yang mana ekspedisikali ini menjadi ekspedisi terakhirnya, karena setelah itu beliau meninggal dunia disana.

1. Persiapan Pasukan

Hasan bin Tubban berambisi Untuk mewujudkan cita citanya dan cita cita ayahnya, yakni menyatukn suku suku Arab dibawah kekuasaan kerajaan Himyar di Yaman. Kali ini Hasan bin Tubban memimpin sendiri ekspedisi besarnya ke Bahrain, sebagaimana diceritakan oleh Ibnu Hisyam. dia membawa pasukan Himyar yang besar dan kuat serta terorganisir. Amr selaku adik kandungnya juga ikut serta dalam ekspedisi ini sebagai salah satu panglima yang dipercaya oleh Hasan. Pasukan yang dipimpin Hasan terdiri dari tentara berkuda, pejalan kaki, dan armada kecil yang mungkin digunakan untuk melintasi wilayah pesisir. Himyar dikenal memiliki pasukan yang terlatih, dan Raja Tubba’ sebelumnya telah meninggalkan warisan militer yang kuat tersebut kepada putranya yakni Hasan yang kini telah menjadi Raja menggntikanya.

2. Jalur yang Ditempuh

Pasukan besar tersebut bergerak melalui wilayah Najd, setelah menakukan daerah tersebut. Najd sendiri adalah wilayah yang terletak di tengah-tengah Jazirah Arab. Hasan dan pasukanya berhasil menundukkan suku-suku Arab yang menghalangi perjalanan mereka. Setelah melewati padang pasir yang luas dan tandus, Mereka akhirnya berhasil mencapai pantai timur Jazirah Arab, daerah yang sekarang mencakup wilayah modern Bahrain, Qatar, Uni Emirat Arab dan sekitarnya.

B. Perebutan Wilayah Bahrain

Ketika pasukan Hasan bin Tubban tiba di Bahrain, wilayah tersebut dihuni oleh beberapa suku Arab yang independen, serta komunitas pedagang yang kaya. Jalur tersebut sangat setrategis karena menjadi jalur penghubung perdagangan antara asia tenggara, india, persia, smpai ke Romawi, makanya Hasan bin Tuba sangat menginginkan daerah ini untuk ditaklukan. Proses perebutan wilayah ini melibatkan:

1. Diplomasi dan Aliansi

Selain menggunakan kekuatan militer yang besar, Hasan mencoba menjalin aliansi dengan beberapa kepala suku setempat untuk memperkuat kedudukannya di Bahrain. Beberapa kepala suku menyambut kehadirannya dengan tawaran perdamaian, sebab mereka sadar tidak akan mampu kalau melawan pasukan Hasan yang besar, kalau mereka berani melawan pasti akan kalah, maka melakukan konfrontasi secara langsung merupakan tindakan gegabah dan konyol. Sementara beberapa kepala suku yang lain menolak untuk tunduk kepada Hasan dan memilih untuk melawan dengan alasan kebebasan dan harga diri.

2. Konflik Militer

Selain strategi diplomasi yang Raja Hasan lakukan untuk menundukan suku suku Arab yang membangkang dan melawanya, dia juga terkadang menggunakan kekuatan militernya untuk menundukan suku suku Arab tersebut. dan seperti yang dibayangkan, mereka dapat dikalahkan dengan mudah oleh pasukan Hasan yang lebih besar, lebih profesional dan lebih terorganisir dengan sangat rapi dan terlatih.

Pasukan Hasan tercatat terlibat dalam beberapa pertempuran baik pertempuran kecil maupun besar dengan suku-suku yang menolak tunduk kepadanya. Strategi militer Himyar yang unggul berhasil menundukkan sebagian besar musuh musuhnya dengan mudah. Sejumlah Riwayat menyebutkan bahwa Hasan berhasil menguasai Bahrain dan menetapkan kendali Himyar di wilayah tersebut.

C. Hasil Ekspansi

1. Penguasaan Ekonomi

Dengan menguasai Bahrain, Kerajaan Himyar berhasil memperkuat kontrolnya atas jalur perdagangan di Teluk Persia, termasuk perdagangan rempah-rempah, kemenyan, dan barang dagangan lainnya. Yang mana jalur perdagangan tersebut menjadi urat nadi bagi kehidupan suku suku Arab di wilayah tersebut. Wilayah Bahrain akhirnya  menjadi bagian penting dari kekaisaran Himyar.

2. Pengaruh Budaya dan Agama

Sebagai Raja dari kerajaan yang menganut agama Yahudi, Hasan berupaya menyebarkan pengaruh agama ini di wilayah yang baru dikuasainya, meskipun ada resistensi dari penduduk setempat. Karena ketika itu suku suku Arab sudah memeluk berbagai agama, seperti paganisme atau penyembahan berhala, Nasrani, Majusi, Agama Hanif yaitu agama warisan dari Nabi Irahim dan beberapa kepercayaan lokal. Namun sebenarnya tujuan Hasan menyebarkan agama Yahudi ke wilayah wilayah yang ditalukanya adalah agar wilayah wilayah tersebut mudah dikontrol dan tetp setia alias tidak memberontak.

3. Stabilitas Politik

Penaklukan Bahrain meningkatkan wibawa Hasan bin Tubban sebagai penguasa muda, mengukuhkan posisinya di dalam negeri dan di antara kerajaan-kerajaan tetangga. Sebab cita cita menguasai seluruh Jazirah Arab dan menyatukan suku suku Arab dibawah kerajaan Himyar adalah cita cita Ayahnya dan nenek moyangnya.

D. Akhir Kisah Ekspansi

Setelah berhasil menaklukkan Bahrain, Hasan bin Tubban menghadapi tantangan dalam mempertahankan wilayah tersebut karena jaraknya yang jauh dari pusat kekuasaannya di Yaman. Selain itu, ancaman dari Kekaisaran Sassanid (Persia), yang juga mengincar wilayah Teluk, menjadi tantangan besar bagi kekuasaan Himyar di Bahrain. Meskipun demikian, ekspansi ini menunjukkan ambisi Kerajaan Himyar untuk menjadi kekuatan dominan di Jazirah Arab dan sekitarnya. Namun Hasan bin Tubban setelah berhasil menaklukan Bahrain tidak sempat menikmati keberhasilanya tersebut, sebab dia keburu meninggal dunia ketika akan pulang kembali ke Yaman.

Meninggalnya Raja Hasan bin Tubban sangat tragis, karena melibatkan konspirasi dan penghianatan licik yang dilakukan oleh orang terdekatnya sendiri.

E. Kisah kematian Raja Hasan bin Tubban

Kisah kematian Raja Hasan bin Tubban merupakan salah satu cerita tragis dalam sejarah Himyar. Hasan bin Tubban, seorang penguasa yang ambisius, tegas dan berani, tewas dalam sebuah insiden pengkhianatan yang ternyata melibatkan adiknya sendiri, yaitu Amr bin Tubban. Peristiwa ini terjadi saat Hasan sedang atau selesai memimpin ekspansi ke Bahrain, sebuah wilayah strategis di Teluk Persia. Berikut kronologi detail kematian Raja Hasan bin Tubban

1. Latar Belakang Konflik

Ø Keberhasilan Hasan bin Tubban

Setelah Hasan bin Tubban berhasil memperluas kekuasaan kerajaan Himyar ke berbagai wilayah di semenanjung Jazirah Arab, termasuk Najd, Hijaz, syam selatan dan sebagian Teluk Persia. ekspansi ini ternyata menimbulkan ketidakpuasan di kalangan para bangsawan Himyar. Sebab Sebagian bangsawan Himyar merasa bahwa Raja Hasan terlalu ambisius dan memusatkan kekuasaan hanya di tangannya saja. Para bangsawan juga tidak menyukai gaya kepemimpinannya yang tegas dan cenderung keras terhadap oposisi.

Ø Hasutan terhadap Amr bin Tubban

Amr, adik kandung Raja Hasan, merupakan sosok yang lebih lembut dan dekat dengan bangsawan. Para bangsawan yang tidak puas dengan kepemimpinan Raja Hasan, memanfaatkan kedekatan ini untuk mempengaruhi Amr. Mereka membujuk Amr bahwa Hasan berencana menyingkirkannya setelah mereka kembali ke Yaman. Para bangsawan meyakinkan Amr bahwa dia lebih layak menjadi raja dibandingkan Hasan. Dalam perjalanan ke Bahrain, ketegangan antara Hasan dan Amr mulai terlihat. Amr menjadi lebih diam dan sering berunding secara rahasia dengan bangsawan tertentu. Hasan, meskipun merasakan perubahan sikap adiknya, dia tidak mencurigai adanya rencana pengkhianatan.

Hasutan para bangsawan himyar kepada amr di ceritakan oleh Ibnu Hisyam dalam bukunya sebagai berikut: Ibnu Hisyam menyebutkan bahwa, kaum Himyar dan suku-suku Yaman merasa tidak suka terus melanjutkan perjalanan bersamanya (Hasan). Mereka ingin kembali ke negeri mereka dan keluarga mereka. Mereka lalu berbicara dengan saudara Hasan yang bernama Amr, yang ikut serta dalam pasukan tersebut. Mereka berkata kepadanya, “Bunuhlah saudaramu Hasan, dan kami akan menjadikanmu Raja atas kami, lalu bawalah kami kembali ke negeri kami.” Amr menyetujui usulan mereka. Semua kepala suku Himyar mendukung rencana tersebut, kecuali Dzu Ru'ain al-Himyari yang melarangnya. Namun, Amr tidak mendengarkan nasihatnya.

Setelah Dzu Ru'ain gagal mencegah rancana Amr dan para bangsawan Himyar untuk membunuh Hasan, Lalu Dzu Ru'ain bersenandung dalam 2 bait sya’ir

أَلَا مَنْ يَشْتَرِي سَهْرًا بِنَوْمِ ... سَعِيدٌ مَنْ يَبِيتُ قَرِيرَ عَيْنِ

فَأَمَّا حِمْيَرُ غَدَرَتْ وَخَانَتْ ... فَمَعْذِرَةُ الْإِلَهِ لَذِي رُعَيْنِ

Tidakkah ada yang membeli rasa kantuk dengan tidur? * Beruntunglah orang yang tidur dengan mata yang tenang.

Namun kaum Himyar telah berkhianat dan menipu,  * Semoga Allah memaafkan Dzu Ru'ain.

Setelah itu, ia menuliskan kedua bait sya’ir tersebut pada selembar kertas, menyegelnya, lalu membawanya kepada Amr. Ia berkata kepada Amr, “Simpanlah surat ini untukku,” dan Amr melakukannya. Setelah itu, Amr membunuh saudaranya Hasan dan kembali ke Yaman bersama pasukannya.[1]

2. Peristiwa Pembunuhan

Setelah pasukan Himyar berhasil mengakuisisi wilayah Bahrain dan membuat perjanjian dengan suku suku setempat, para bangsawan yang telah bersekongkol dengan Amr memutuskan bahwa ini adalah momen yang tepat untuk menyingkirkan Hasan. Mereka memilih waktu saat Hasan sedang beristirahat di tendanya untuk melancarkan serangan. Amr, meskipun awalnya ragu, karena sebelumnya sudah di nasehati oleh Dzu Ru'ain, Namun karena hatinya sudah dibakar ambisi untuk menjadi Raja, dan juga atas dorongan kuat dari para bangsawan yang memprofokasinya, akhirnya dia tetap melaksanakan tekadnya tersebut.

Malam itu, dia memimpin sendiri pembunuhan terhadap kakaknya itu, Amr dan beberapa orang yang setia kepadanya memasuki tenda Hasan. Hasan, yang tidak bersenjata dan tidak curiga, dikejutkan oleh kehadiran mereka. Amr seketika langsung menikam Hasan dengan pedangnya, diikuti oleh serangan dari para bangsawan yang bersamanya. Hasan tewas di tempat setelah menerima beberapa tikaman yang mengakibatkan luka parah ditubuhnya.

3. Reaksi Setelah Pembunuhan

Ø Pengumuman Kematian Hasan

Amr segera mengumumkan bahwa Raja Hasan telah meninggal, tetapi alasan kematiannya disembunyikan. Dia mengklaim bahwa Hasan meninggal karena sakit mendadak atau kecelakaan di medan perang. Dengan meninggalnya Hasan, maka pasukan tersebut kembali ke Yaman untuk proses pemakaman. Di internal pasukan sendiri sebenarnya sudah tersebar kabar bahwa Raja mereka Raja Hasan mati karena dibunuh, bukan mati karena penyakit atau akibat luka dalam pertempuran. Kabar burung terus meluas bahkan hingga ke masyarakat yang menuntut keadilan.hal ini berlangsung lama hingga menyebabkan ketidak stabilan di internal kerajaan Himyat.

Ø Naiknya Amr sebagai Raja

Untuk meredam kemarahan Rakyat, Dengan dukungan para bangsawan yang telah membantunya, Amr akhirnya dinobatkan sebagai Raja Himyar yang baru. Para bangsawan menyambut naiknya Amr dengan senang, karena mereka merasa dia akan menjadi pemimpin yang lebih mudah untuk dikendalikan. Namun kejadian inilah yang nantinya akan menjadi bumerang bagi mereka dan menandai awal keruntuhan kerajaan Himyar yang telah berdiri berabad abad lamanya.

4. Akibat Kematian Hasan

Ø Konflik Internal di Himyar

Kematian Hasan memicu perpecahan di kalangan masyarakat Himyar. Sebagian besar rakyat yang setia kepada Hasan merasa dikhianati oleh Amr dan para bangsawan. Loyalitas pasukan Himyar juga terpecah belah, dengan beberapa jenderal menolak untuk mengakui Amr sebagai raja mereka. Situasi politik dalam negeri Himyar menjadi tidak menentu, para bangsawan saling bersaing satu sama lain, bahkan beberapa kali mencoba untuk mengkudeta Amr selaku Raja yang baru. Kematian Hasan dan naiknya Amr sebagai raja menandai awal dari kemunduran Kerajaan Himyar. Konflik internal dan tekanan dari musuh eksternal perlahan-lahan meruntuhkan kekuatan Himyar.

Ø Melemahnya Himyar

Konflik internal yang disebabkan oleh pengkhianatan ini, pada akhirnya melemahkan stabilitas politik dalam negeri kerajaan Himyar. Kekuatan Himyar di beberapa wilayah yang baru ditaklukkan, termasuk Bahrain, mulai goyah karena kurangnya kepemimpinan yang tegas. Banyak wilayah yang memberontak atau melepaskan diri dari kekuasaan Himyar. Hal ini diperparah dengan kekacauan dan upaya beberapa kali pemberontakan oleh para bangsawan, maupun para kepala suku himyar. Hal ini terus berlangsung lama hingga mengganggu kesehatan Amr. Bahkan kejiwaanya pun mulai goncang. Dia depresi dan menjadi psikopat.

5. Penyesalan Amr

Setelah menjadi raja, dan menghadapi tekanan yang terus menerus, baik dari dalam maupun luar negeri, Amr disebut-sebut sering mengalami mimpi buruk tentang pembunuhan saudaranya. Dia dihantui oleh bayangan Hasan, yang dianggapnya sebagai dosa besar yang tidak terampuni. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa Amr akhirnya menjadi pemimpin yang lemah karena rasa bersalah ini, dan tekanan yang terus menerus dialaminya.

Ibnu Ishaq menceritakan keadaan Amr ini, beliau bercerita: Ketika Amr bin Tubban tiba di Yaman, dan diangkat menjadi Raja menggantikan kakaknya, ia tidak fokus menjalankan roda pemerintahan, ia tidak bisa tidur dan terus-menerus dihantui oleh insomnia. Keadaannya semakin memburuk hingga ia meminta bantuan kepada para tabib, peramal, dan dukun untuk mencari tahu apa yang dialaminya. Salah seorang dari mereka berkata kepadanya, “Demi Allah, tidak ada seorang pun yang pernah membunuh saudaranya atau kerabat dekatnya secara zalim seperti engkau membunuh saudaramu, kecuali ia akan kehilangan tidurnya dan didera oleh insomnia.” 

Setelah mendengar hal itu, Amr mulai membunuh semua orang dari para pembesar Yaman yang telah menyuruhnya untuk membunuh saudaranya, Hasan. Ia terus melakukannya hingga tiba pada giliran Dzu Ru’ain. Namun, Dzu Ru’ain berkata kepadanya, “Aku memiliki bukti yang menyelamatkan diriku darimu.” Amr bertanya, “Apa itu?” Dzu Ru’ain menjawab, “Surat yang aku berikan kepadamu.”

Amr pun mengeluarkan surat tersebut, dan ternyata di dalamnya terdapat dua bait syair yang berbunyi:

Tidakkah ada yang membeli rasa kantuk dengan tidur? * Beruntunglah orang yang tidur dengan mata yang tenang.

Namun kaum Himyar telah berkhianat dan menipu,  * Semoga Allah memaafkan Dzu Ru'ain.

Amr kemudian membiarkan Dzu Ru’ain hidup karena ia menyadari bahwa Dzu Ru’ain telah menasihatinya dengan tulus, namun tidak digubrisnya. Tak lama setelah itu, Amr meninggal dunia, dan urusan kaum Himyar menjadi kacau. Mereka pun tercerai-berai.[2]

Penutup

Demikianlah kisah tragis yang melingkupi ekspedisi terakhir Raja Hasan bin Tubban, dari ambisinya menyatukan Jazirah Arab, keberhasilannya menaklukkan Bahrain, hingga pengkhianatan yang dilakukan oleh adiknya sendiri, Amr bin Tubban. Peristiwa ini tidak hanya meninggalkan jejak mendalam dalam sejarah Kerajaan Himyar, tetapi juga menjadi pelajaran tentang ambisi, loyalitas, dan pengaruh intrik politik.

Jika kalian merasa video ini bermanfaat, jangan lupa untuk like, subscribe, dan tinggalkan komentar kalian di bawah. Bagikan juga video ini kepada teman-teman kalian agar semakin banyak yang bisa belajar sejarah Islam dan peradaban dunia melalui channel ini.

Sampai jumpa di episode berikutnya! Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 

 



[1] Ibnu Hisham, Shirah Nabawiyyah Lil Ibni Hisyam, (Kairo: Mustafa al-Babi al-Halabi wa Auladihi, 1995), Jilid 1, hlm: 28

[2] Ibnu Hisham, Shirah Nabawiyyah Lil Ibni Hisyam, (Kairo: Mustafa al-Babi al-Halabi wa Auladihi, 1995), Jilid 1, hlm: 29

Post a Comment

Previous Post Next Post