Daftar isi
1.
Akhir Pemerintahan Raja Tubba' (Abu
Karib As’ad)
2. Pengangkatan Hasan bin Tubban
menjadi Raja
3. Tantangan Internal di Awal Pemerintahan Hasan
bin Tubban
4. Hasan bin Tubban dan Upaya Memperkuat Kerajaan
5. Ekspansi Raja Hasan bin Tubban
1) Najd (Bagian Tengah Jazirah Arab)
3) Oman (Wilayah Pesisir Timur Jazirah Arab)
5) Wilayah Teluk Persia (Termasuk Qatar dan Bahrain)
6. Hasil Akhir dari Ekspansi Hasan bin Tubban
7. Akhir Pemerintahan Hasan bin Tubban
Pendahuluan
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Halo, penonton setia channel YouTube Pena Sejarah! Selamat
datang kembali di serial Sejarah Nabi Muhammad bagian ke-8. Pada episode kali
ini, kita akan mengulas salah satu bab penting dalam sejarah Yaman kuno, yaitu
tentang akhir dari pemerintahan Raja Tubba’ Abu Karib As’ad, proses naik
tahtanya Hasan bin Tubban, serta kebijakan ekspansi besar-besaran yang
dilakukan oleh Raja Hasan hingga akhirnya menjadi akhir dari masa
pemerintahannya.
Kita akan membahas berbagai poin menarik, mulai dari
pergolakan politik di Dinasti Himyar, tantangan yang dihadapi Raja Hasan di
awal kepemimpinannya, hingga strategi ekspansi yang dilakukan ke berbagai
wilayah strategis seperti Najd, Hijaz, dan Teluk Persia. Mari simak bersama
perjalanan sejarah ini untuk menambah wawasan kita tentang peradaban Jazirah
Arab di masa lampau.
Selamat menyimak, dan jangan lupa untuk menyeduh teh
atau kopi agar suasana belajar sejarah semakin menyenangkan!
1. Akhir
Pemerintahan
Raja Tubba' (Abu Karib As’ad)
Raja
Tubba’, atau Abu Karib As’ad, dikenal sebagai salah satu raja terbesar dalam
sejarah Yaman kuno. Ia memerintah dengan kebijaksanaan dan keberanian,
memperluas wilayah kekuasaannya hingga mencapai Hijaz dan beberapa wilayah
Jazirah Arab lainnya. Di bawah pemerintahannya, agama Yahudi menjadi keyakinan
resmi di Yaman, menggantikan kepercayaan pagan sebelumnya. Meskipun
berhasil memperkuat kerajaan, masa pemerintahannya tidak luput dari konflik
internal, termasuk perselisihan antara faksi-faksi bangsawan Himyar dan ancaman
eksternal dari Kekaisaran Aksum dan suku-suku Arab lainnya.
Riwayat
menyebutkan bahwa Raja Tubba’ meninggal dalam kondisi yang masih menjadi
perdebatan. Beberapa sumber mencatat bahwa ia wafat secara alami, sementara
sumber lain menyebutkan bahwa ia dibunuh dalam sebuah pemberontakan internal.
Perpecahan di kalangan bangsawan dan perebutan pengaruh di istana menjadi salah
satu penyebab ketegangan yang mengiringi wafatnya Raja Tubba’.
2. Pengangkatan Hasan bin
Tubban menjadi Raja
Proses
pergantian kekuasaan dari Raja Tubba' (Abu Karib As’ad,) ke putranya, Hasan bin
Tubban, mencerminkan tradisi pergantian kekuasaan dalam dinasti Himyar yang
penuh intrik, politik, dan tantangan internal maupun eksternal. Setelah
wafatnya Raja Tubba’, putranya, Hasan bin Tubban, naik takhta sebagai penerus.
Proses pengangkatan ini didasarkan pada garis keturunan langsung dan tradisi
dinasti Himyar yang menetapkan bahwa putra sulung dari raja yang berkuasa
memiliki hak atas takhta.
Namun,
pengangkatan Hasan bin Tubban tidak berjalan mulus. Beberapa bangsawan dari
keluarga besar Himyar menentang pengangkatan ini, menganggap bahwa ia belum
cukup matang dan berpengalaman untuk memimpin kerajaan yang tengah menghadapi
berbagai ancaman.
3. Tantangan Internal di Awal
Pemerintahan Hasan bin Tubban
Pada
masa awal
pemerintahannya, Hasan menghadapi sejumlah tantangan besar, antara lain:
· Ketidakstabilan
Politik: Faksi-faksi bangsawan yang sebelumnya mendukung ayahnya mulai
memperebutkan kekuasaan di istana.
· Konflik Agama:
Meskipun agama Yahudi telah ditetapkan sebagai agama resmi, ada sebagian
masyarakat yang masih memegang teguh kepercayaan pagan dan menentang Yahudi.
· Ancaman
Eksternal: Kekaisaran Aksum di Ethiopia semakin memperkuat pengaruhnya di
wilayah sekitar Laut Merah, menimbulkan ancaman bagi Kerajaan Himyar.
4. Hasan bin Tubban dan Upaya
Memperkuat Kerajaan
Setelah
naik takhta, Hasan bin Tubban mulai menjalankan kebijakan-kebijakan untuk
memperkuat kedudukannya sebagai raja, adapun beberapa manuver politik yang
beliau lakukan antara lain:
· Menguatkan
Dukungan Bangsawan: Ia menjalin hubungan dengan faksi-faksi bangsawan yang
sebelumnya mendukung ayahnya. Ia juga memberikan penghargaan kepada para
pemimpin lokal untuk mendapatkan dukungan mereka.
· Mengatasi
Pemberontakan: Hasan berhasil menumpas sejumlah pemberontakan kecil yang muncul
di berbagai wilayah Yaman, terutama di daerah pedalaman.
· Menjalin
Aliansi Baru: Untuk menghadapi ancaman eksternal, Hasan mencoba menjalin
aliansi dengan beberapa suku Arab di Jazirah, meskipun hasilnya tidak
sepenuhnya berhasil.
· Melakukan ekspansi
ke beberapa wilayah: hal ini dilakukan untuk memperluas kekuasaan kerajaanya
dan untuk mendapat pengakuan dari berbagai kalangan, khususnya para bangsawan
himyar yang sebelumnya meragukan kepemimpinannya sebagai raja,
5. Ekspansi Raja Hasan bin Tubban
Setelah
Hasan bin Tubban, naik Tahta menjadi Raja menggantikan ayahnya, yakni Raja
Tubba’, beliau melakukan politik ekspansi besar besaran. Berdasarkan riwayat
sejarah, ekspansi yang dilakukan oleh Raja Hasan meliputi berbagai wilayah di
Jazirah Arab dan sekitarnya. Tujuan utama dari ekspansi ini adalah memperluas
kekuasaan Kerajaan Himyar, memperkuat kontrol atas jalur perdagangan, dan
menyebarkan pengaruh agama serta budaya Himyar. Namun ekspansi ini juga yang
menjadi akhir dari kehidupan beliau. Ya beliau
meninggal dunia ketika sedang melakukan kampanye politik ekspansi ini.
Berikut
adalah beberapa wilayah yang menjadi target ekspansi Raja Hasan bin Tubban:
1) Najd (Bagian
Tengah Jazirah Arab)
Motivasi:
Wilayah Najd adalah kawasan strategis di tengah Jazirah Arab yang
menjadi tempat bermukim banyak suku Arab. Menguasai Najd berarti memiliki
kendali atas jalur kafilah dagang yang melintasi Jazirah Arab.
Proses Penaklukan:
Pasukan Hasan bin Tubban melakukan ekspansi melalui jalur darat,
menundukkan berbagai suku di Najd yang menolak tunduk kepada kekuasaan kerajaan Himyar.
Beberapa suku besar tunduk kepada Raja Hasan melalui perjanjian
damai, sementara suku lainnya ditaklukkan melalui peperangan.
Hasil:
Najd akhirnya menjadi bagian
dari wilayah kekuasaan Himyar, yang berarti Hasan berhasil memperluas
pengaruh politik dan ekonominya di wilayah ini.
Motivasi:
Hijaz adalah wilayah penting karena Makkah dan Madinah adalah pusat
keagamaan dan perdagangan di Jazirah Arab.
Menguasai Hijaz memberikan keuntungan strategis dalam jalur
perdagangan rempah-rempah dan kemenyan yang menghubungkan Yaman ke Syam
(Suriah) dan Mesir.
Proses Penaklukan:
Dalam perjalanannya ke Hijaz, Hasan bin Tubban menjalin hubungan
dengan suku-suku Quraisy di Makkah.
Ada riwayat yang menyebutkan bahwa Raja Tubba’ sebelumnya pernah
berusaha menguasai Makkah, dengan kekuatan militer yang tangguh, tetapi hal itu urung dilakukan karena untuk
menghormati kota ini karena dianggap sebagai tanah suci (rumah
Allah, Ka'bah).
Hasil:
Hijaz menjadi bagian dari pengaruh Himyar secara diplomatik dan
ekonomis, meskipun Himyar tidak selalu memaksakan kendali langsung atas wilayah
ini.
3) Oman (Wilayah
Pesisir Timur Jazirah Arab)
Motivasi:
Oman merupakan kawasan pesisir strategis dengan pelabuhan-pelabuhan
penting yang terhubung dengan perdagangan ke India dan Asia Tenggara.
Wilayah ini juga kaya akan sumber daya, termasuk tembaga dan hasil
laut.
Proses Penaklukan:
Ekspansi ke Oman melibatkan pengiriman pasukan yang menyusuri
pesisir timur Jazirah Arab.
Beberapa suku di Oman tunduk tanpa perlawanan, sementara yang
lainnya memerlukan peperangan untuk ditaklukkan.
Hasil:
Oman menjadi bagian dari kekuasaan Himyar, memperkuat dominasi
maritim Himyar di kawasan tersebut.
Motivasi:
Wilayah Yaman utara dan Hadhramaut adalah pusat ekonomi dan budaya
di Arab Selatan. Menguasai wilayah ini membantu menyatukan Jazirah Arab bagian
selatan di bawah kekuasaan Himyar.
Proses Penaklukan:
Meskipun wilayah ini berada dalam pengaruh Himyar, beberapa suku
independen yang kuat memerlukan tindakan militer untuk tunduk.
Hasil:
Hasan bin Tubban memperkuat kekuasaan Himyar di seluruh wilayah
Yaman, menjadikannya pusat pemerintahan yang stabil.
5) Wilayah Teluk
Persia (Termasuk Qatar dan Bahrain)
Motivasi:
Kawasan
ini merupakan pusat perdagangan penting yang menghubungkan Jazirah Arab dengan
Persia, India, dan Asia Timur. Menguasai wilayah ini
akan memberikan kontrol ekonomi yang besar bagi Himyar, sekaligus akan Memperluas Pengaruh Politiknya di
kawasan ini. Dan juga untuk menundukkan suku-suku Arab di
kawasan tersebut.
Proses Penaklukan:
Setelah menaklukkan Bahrain, Hasan bin Tubban melanjutkan
ekspansinya ke wilayah Qatar dan beberapa daerah pesisir di Teluk Persia.
Hasil:
Wilayah ini menjadi bagian dari kekuasaan Himyar untuk sementara
waktu, meskipun sering kali ada konflik dengan Kekaisaran Sassanid Persia yang
juga mengincar kawasan tersebut.
Motivasi:
Syam Selatan, termasuk Yordania, adalah wilayah perdagangan utama
dan pintu masuk ke Kekaisaran Romawi Timur (Bizantium).
Proses Penaklukan:
Ekspansi Himyar ke wilayah ini lebih bersifat diplomatik, dengan
menjalin hubungan dengan suku-suku Ghassanid yang berada di bawah pengaruh
Bizantium.
Hasil:
Himyar memperluas jaringan perdagangan dan pengaruh politiknya di
kawasan Syam, meskipun tidak semua wilayah diambil alih secara langsung.
6. Hasil Akhir dari Ekspansi
Hasan bin Tubban
Ekspansi
Raja Hasan bin Tubban membuat Kerajaan Himyar menjadi kekuatan dominan di
Jazirah Arab, baik secara politik, ekonomi, maupun militer.
Wilayah-wilayah
yang ditaklukkan membantu Himyar mengontrol jalur perdagangan dari Yaman ke
Teluk Persia, Hijaz, dan Syam.
Meskipun
berhasil memperluas wilayah, Himyar menghadapi tantangan besar dalam
mempertahankan kekuasaannya, terutama dari Persia dan Bizantium.
7. Akhir Pemerintahan Hasan bin Tubban
Pemerintahan
Hasan bin Tubban tidak berlangsung lama. Beberapa riwayat mencatat bahwa ia terbunuh
dalam sebuah konflik internal, meskipun detail kejadian ini masih samar.
Setelah wafatnya Hasan, kekuasaan berpindah kepada adiknya, Amr bin Tubban,
yang melanjutkan pemerintahan Dinasti Himyar. Dari kisah ini kita jadi tau bahwa Proses pergantian kekuasaan dari Raja Tubba’ ke Hasan bin Tubban
mencerminkan dinamika politik yang kompleks di Kerajaan Himyar. Meskipun Hasan
berhasil naik takhta, tantangan internal dan eksternal yang dihadapinya
menunjukkan betapa rapuhnya stabilitas politik pada masa itu. Konflik internal
di kalangan bangsawan dan ancaman eksternal dari Kekaisaran Aksum menjadi latar
belakang utama dari sejarah pergantian kekuasaan ini.
Penutup
Demikianlah pembahasan kita tentang akhir dari
kekuasaan Raja Tubba’ Abu Karib As’ad, naiknya Hasan bin Tubban sebagai raja,
dan ekspansi besar-besaran yang beliau lakukan untuk memperkuat Kerajaan
Himyar. Dari kisah ini, kita belajar bahwa pergolakan politik, tantangan
internal, dan ancaman eksternal selalu menjadi bagian dari perjalanan sejarah
suatu peradaban. Namun, keberanian, visi besar, dan kemampuan untuk beradaptasi
adalah kunci untuk mempertahankan dan memperluas kekuasaan.
Terima kasih telah menyimak hingga akhir. Jangan lupa
untuk memberikan dukungan kepada channel YouTube Pena Sejarah dengan cara like,
subscribe, tinggalkan komentar, dan share video ini ke teman-teman Anda. Sampai
jumpa di episode berikutnya!
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Post a Comment