Top News

10 langkah cara menggunakan kamus bahasa arab

 


Daftar isi

 

A. Pendahuluan. 1

B. Cara mencari kata didalam kamus arab. 2

C. Macam-macam kamus arab. 3

D. Catatan seputar beberapa kamus. 4

1. kamus Al-Muhith. 4

2. kamus Al-Mishbahul munir. 6

3. kamus fathurrohman. 6

REFERENSI. 7

 

 

A. Pendahuluan

Gus maksum pernah menceritakan ada seorang kiyai yang hanya berbekal kitab Al-Jurumiyyah, kitab Amtsilatut Tashrifiyyah dan kamus, bisa membaca kitab fathul wahab. Nama kiyai tersebut adalah muhammad akan tetapi terkenal dengan julukan kiyai matjipang, dijuluki demikian karena ngajinya gampang. Sebenarnya untuk membaca kitab kuning atau kitab klasik tidak terlalu sulit, sebab untuk melakukan hal itu cukup dengan bekal : 1. kitab Al-Jurumiyyah, 2. kitab Amtsilatut Tashrifiyyah dan 3. Kamus. Pada tulisan ini saya akan membahas seputar kamus bahasa arab.

 

B. Cara mencari kata didalam kamus arab

1. Pertama-tama kata yang akan dicari artinya, hendaknya diketahui terlebih dahulu apakah kata tersebut huruf-hurufnya asli semua, atau terdapat huruf tambahan (زيادة).

2. jika huruf-hurufnya asli semua, maka dicari berdasarkan permulaan abjad dan urutan huruf-hurufnya. Misalnya kata “قَمَرٌ” maka dicari pada huruf ق م ر  dan kata “شَمْسٌ” pada huruf ش م س  dan seterusnya.

3. jika terdapat huruf-huruf tambahan, maka buanglah huruf-huruf tambahan tersebut dan tentukan wazannya. misal kata الْمُنْتَظِرُوْنَ huruf tambahan berupa ال diawal kata dan ون diakhir kata dibuang, maka katanya menjadi مُنْتَظِرٌ dan wazannya adalah مُفْتَعِلٌ

4. Kemudian dari kata مُنْتَظِرٌ Tentukan huruf asalnya (fa’ fi’il, ‘ain fi’il dan lam fi’il) maka menjadi  نَظَرَ (‘ain fi’il yang menentukan kamus)

5. Carilah didalam kamus kata yang diawali huruf ن ظ ر maka ketemu dengan kata نَظَرَ , يَنْظُرُ , نَظْرٌ/نَظْرًا (artinya : melihat, memandang, memikirkan, merenung, mempertimbangkan, menanti). Carilah kata مُنْتَظِرُ tersebut dibawah kata نَظَرَ

6. jika tidak ketemu maka Carilah fi’il madli dari kata مُنْتَظِرُ maka ketemu إِنْتَظَرَ (artinya : berharap-harap, menunggu, menanti) Kemudian carilah kata الْمُنْتَظِرُ  dibawah kata إِنْتَظَرَ  tersebut.

7. Jika tidak ada, maka tahsrifah sendiri dengan tashrif istilahi atau lughowi sampai mendapatkan kata yang tepat. misal kita akan mentashrif kata kata  مُنْتَظِرٌ

إنتظر ينتظر إنتظرا ومنتظرا فهو منتظر وذك منتظر إنتظر لاتنتظر منتظر2

8. Dari tashrif diatas maka ketemu kata مُنْتَظِرٌ yang artinya adalah orang yang menanti karena kalimat tersebut merupakan bentuk isim fa’il.

9. Maka hasilnya kata  الْمُنْتَظِرُوْنَ artinya adalah : beberapa orang yang menanti. karena huruf tambahan wawu dan nun diakhir berfaidah jama’

4. jika masih sulit maka carilah persamaan kalimat tersebut (muthobaqoh) nya.  

Contoh :

no

Contoh lafadz yang akan dicari dalam kamus

Muthobaqoh (persamaan lafadz yang terdapat dalam buku tashrif)

wazan

Huruf asalnya

Huruf tambahannya

Dicari pada abjad

1

يوافي

يوالي

يفاعل

وفى

ي, و

و

2

يستديم

يستجيب

يستفعل

دام

ي, س, ت,

د

3

هداية

سراية

فعالة

هدى

ا, ة

ه

4

توفيقا

توكيلا

تفعيلا

وفق

ت, ي, ا

و

 

C. Macam-macam kamus arab

Untuk membaca kitab-kitab berbahasa arab memang tidak cukup hanya berbekal ilmu alat saja seperti ilmu nahwu dan shorrof, akan tetapi kamus juga sangat penting untuk mengetahui terjemah atau arti dari masing-masing kata tersebut. Diantara kamus-kamus arab yang perlu dimiliki antara lain :

1. Al Munawwir       :  (arab-Indonesia), Paling besar dan komplit

2. Al-Marbawi          :  (Arab-Melayu), Banyak memuat kata-kata baru yang belum dimuat pada kamus-kamus klasik

3. Lisanul Arab        :  (Arab), Paling besar dan komplit

4. Al-Muhith             :  (Arab), Komplit paling ringkas

5. Al-Shohah             :  (Arab)

6. Muhtarus Shohah   : (Ringkasan as-shohah) 

7. Al-Munjid             :  (Arab)

8. Al-Misbah             :  (Arab), Kamus Fiqih

9. Fathurrohman     :  (Kamus al-qur’an)

10. Al-Mu’jam Al-Wasith     :       Banyak penambahan-penambahan lughot-lughot ashriyyah. Lughot-lughot qodimnya juga sangatkomplit.

 

D. Catatan seputar beberapa kamus

1. kamus Al-Muhith

Ketika disebutkan kata-kata Al-Qomus ( كما في القاموس …..) pada ibarat kitab-kitab, maksudnya adalah kamus Al-Muhith karya Muhammad Bin Ya’qub Al-Faeruzzabadi, beliau adalah seorang ulama yang hidup pada abad ke-8 Hijriyyah. kamus Al-Muhith ini mempunyai kelebihan dibanding kamus-kamus lain, diantaranya adalah :

·       lebih mudah digunakan untuk mencari akar kata, sebab tata letak abjadnya dengan melihat huruf akhir. dikarenakan huruf tambahan ( زيادة ) dalam bahasa arab lebih banyak pada awal kalimat. Contoh Lafadz منكب pada kamus Al-Muhith angsung dicari pada abjad “Ba” (ب  ) kalau pada kamus lain dicari pada abjad nun ( ن ) karena huruf mim ( م ) disitu adalah huruf tambahan ( زيادة ). Untuk orang yang tidak tahu bahwa huruf mim ( م ) disitu adalah huruf tambahan ( زيادة ) mungkin akan terjebak dengan mencari pada abjad mim ( م ) dan kesalahan pemahaman seperti ini tidak terjadi bagi pemakai kamus Al-Muhith, Karena bisa langsung dicari pada abjad” ba” ( ب  ).

·       yang pertama kali ditampilkan didalam kamus Al-Muhith adalah mashdarnya, baru kemudian disebutkan lafadz-lafadz yang musytaq (dibikin) dari masdar tersebut. Dalam hal ini jelas sekali pengarang kamus ini cendrung mengikuti madzhab ulama bashroh yang berpendapat bahwa lafadz-lafadz yang mutashorrif berasal dari mashdar. hal ini berbeda dengan kamus-kamus lain pada umumnya yang biasanya ditampilkan pertama kali adalah fi’il madhinya (فعل ماضي) dahulu. Yang mana model kamus semacam ini lebih cendrung mengikuti ulama kuffah yang berpendapat lafadz-lafadz yang mutashorrif berasal dari fi’il madhi.

·       ketika menjelaskan harokat kamus Al-Muhith selalu menampilkan padanan katanya. Contoh :

الْمِئْثَبُ كَمِنْبَرٍ : الْمِشْمَلُ , وَالْأَرْضُ السِّهْلَةُ , وَالْجَدْوَلُ , وَمَا ارْتَفَعَ مِنَ الْأَرْضِ , وَالْمَآثِبُ جَمْعُهُ

Artinya : الْمِئْثَبُ seperti lafadz مِنْبَرٌ : pedang pendek, bumi datar, jadwal, dataran tinggi, lafadz الْمَآثِبُ merupakan kata jama’nya. Dengan methode demikian, maka kesalahan pengharokatan dapat dihindari semaksimal mungkin dengan cara melihat harokat pada padanan kata yang ditampilkan.

2. kamus Al-Mishbahul munir

Kamus ini dikarang oleh Ali Al-Muqri Al-Fayyumi  seorang ulama yang hidup pada abad ke-8 Hijriyyah. Kamus ini sebenarnya tidak lebih dari sekedar kupasan lughot-lughot yang tercantum pada kitab asy-syarh Al-Kabir karya Ar-Rofi’i. kehadiran kamus ini sangat dibutuhkan bagi mereka yang ingin mendalami kitab-kitab fiqih. Karena ta’bir kitab-kitab fiqih dilihat dari materi bahasanya sebenarnya sama saja, yang perlu diperhatikan para pembaca kitabkitab fiqih adalah bahwa kadang-kadang bahasa yang dipakai para fuqoha itu merupakan suatu istilah tersendiri  yang tidak bisa ditangkap dengan bahasa arab biasa.

3. kamus fathurrohman

Kamus ini dikarang oleh Al-Hasan Al-Muqoddasi. Kamus ini sangat berguna untuk mencari ayat-ayat Al-Qur’an. Caranya mudah yaitu carilah akar kata dari ayat-ayat yang akan anda cari surat dan nomor ayatnya. Contoh ayat يَسْأَلُوْنَكَ عَنِ الْأَنْفَالِ  . lafadz : يَسْأَلُوْنَكَ berasal dari سَأَلَ / سُؤَالٌ maka carisaja pada abjad sin ( س ) . contoh lain ayat قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللهَ  lafadz قُلْ berasal dari قول / قال dengan demikian cari saja pada abjad "qof" ( ق  )

 

SIMAK PENJELASAN MATERI DIATAS VERSI VIDEO YOUTUBE



REFERENSI

 

hakim, T. (2004). Kamus at-taufiq. Bangsari: Amtsilati.

Munawir, A. W. (1997). AL MUNAWWIR KAMUS ARAB - INDONESIA. Yogyakarta: PENERBIT PUSTAKA PROGRESSIF.

Sa'id, M. r. (2006). Rahasia Sukses fuqoha. Kediri: MITRA GAYATRI.

 

 

Post a Comment

Previous Post Next Post