Daftar
isi
B. Cara mencari kata didalam kamus
arab
D. Catatan seputar beberapa kamus
A. Pendahuluan
Gus
maksum pernah menceritakan ada seorang kiyai yang hanya berbekal kitab Al-Jurumiyyah,
kitab Amtsilatut Tashrifiyyah dan kamus, bisa membaca kitab fathul wahab. Nama
kiyai tersebut adalah muhammad akan tetapi terkenal dengan julukan kiyai
matjipang, dijuluki demikian karena ngajinya gampang. Sebenarnya untuk membaca
kitab kuning atau kitab klasik tidak terlalu sulit, sebab untuk melakukan hal
itu cukup dengan bekal : 1. kitab Al-Jurumiyyah, 2. kitab Amtsilatut
Tashrifiyyah dan 3. Kamus. Pada tulisan ini saya akan membahas seputar kamus
bahasa arab.
B. Cara mencari kata didalam kamus arab
1. Pertama-tama kata
yang akan dicari artinya, hendaknya diketahui terlebih dahulu apakah kata
tersebut huruf-hurufnya asli semua, atau terdapat huruf tambahan (زيادة).
2. jika
huruf-hurufnya asli semua, maka dicari berdasarkan permulaan abjad dan urutan
huruf-hurufnya. Misalnya kata “قَمَرٌ”
maka dicari pada huruf ق م ر dan kata “شَمْسٌ”
pada huruf ش م س dan seterusnya.
3. jika terdapat
huruf-huruf tambahan, maka buanglah huruf-huruf tambahan tersebut dan tentukan
wazannya. misal kata الْمُنْتَظِرُوْنَ
huruf tambahan berupa ال diawal
kata dan ون diakhir kata dibuang,
maka katanya menjadi مُنْتَظِرٌ dan wazannya adalah مُفْتَعِلٌ
4. Kemudian dari
kata مُنْتَظِرٌ Tentukan
huruf asalnya (fa’ fi’il, ‘ain fi’il dan lam fi’il) maka menjadi نَظَرَ
(‘ain fi’il yang menentukan kamus)
5. Carilah didalam
kamus kata yang diawali huruf ن ظ ر
maka ketemu dengan kata نَظَرَ , يَنْظُرُ ,
نَظْرٌ/نَظْرًا (artinya :
melihat, memandang, memikirkan, merenung, mempertimbangkan, menanti). Carilah kata
مُنْتَظِرُ tersebut dibawah kata
نَظَرَ
6. jika tidak ketemu
maka Carilah fi’il madli dari kata مُنْتَظِرُ
maka ketemu إِنْتَظَرَ (artinya :
berharap-harap, menunggu, menanti) Kemudian carilah kata الْمُنْتَظِرُ dibawah kata إِنْتَظَرَ tersebut.
7. Jika tidak ada,
maka tahsrifah sendiri dengan tashrif istilahi atau lughowi sampai mendapatkan
kata yang tepat. misal kita akan mentashrif kata kata مُنْتَظِرٌ
إنتظر
ينتظر إنتظرا ومنتظرا فهو منتظر وذك منتظر إنتظر
لاتنتظر منتظر2
8. Dari tashrif diatas maka
ketemu kata مُنْتَظِرٌ yang artinya adalah orang yang menanti karena kalimat
tersebut merupakan bentuk isim fa’il.
9. Maka hasilnya
kata الْمُنْتَظِرُوْنَ
artinya adalah : beberapa orang yang menanti. karena huruf tambahan wawu dan
nun diakhir berfaidah jama’
4. jika masih sulit maka carilah persamaan kalimat tersebut (muthobaqoh) nya.
Contoh :
no |
Contoh lafadz yang akan dicari dalam kamus |
Muthobaqoh (persamaan lafadz yang terdapat dalam buku
tashrif) |
wazan |
Huruf asalnya |
Huruf tambahannya |
Dicari pada abjad |
1 |
يوافي |
يوالي |
يفاعل |
وفى |
ي, و |
و |
2 |
يستديم |
يستجيب |
يستفعل |
دام |
ي, س, ت, |
د |
3 |
هداية |
سراية |
فعالة |
هدى |
ا, ة |
ه |
4 |
توفيقا |
توكيلا |
تفعيلا |
وفق |
ت, ي, ا |
و |
C. Macam-macam kamus arab
Untuk
membaca kitab-kitab berbahasa arab memang tidak cukup hanya berbekal ilmu alat
saja seperti ilmu nahwu dan shorrof, akan tetapi kamus juga sangat penting
untuk mengetahui terjemah atau arti dari masing-masing kata tersebut. Diantara
kamus-kamus arab yang perlu dimiliki antara lain :
1. Al Munawwir : (arab-Indonesia), Paling besar dan komplit
2. Al-Marbawi : (Arab-Melayu), Banyak memuat kata-kata baru yang belum dimuat
pada kamus-kamus klasik
3. Lisanul Arab : (Arab), Paling besar dan komplit
4. Al-Muhith : (Arab), Komplit paling ringkas
5. Al-Shohah : (Arab)
6. Muhtarus Shohah : (Ringkasan as-shohah)
7. Al-Munjid : (Arab)
8. Al-Misbah : (Arab), Kamus Fiqih
9. Fathurrohman : (Kamus al-qur’an)
10. Al-Mu’jam Al-Wasith : Banyak penambahan-penambahan lughot-lughot ashriyyah.
Lughot-lughot qodimnya juga sangatkomplit.
D. Catatan
seputar beberapa kamus
1. kamus Al-Muhith
Ketika
disebutkan kata-kata Al-Qomus ( كما في القاموس …..) pada ibarat kitab-kitab, maksudnya
adalah kamus Al-Muhith karya Muhammad Bin Ya’qub Al-Faeruzzabadi,
beliau adalah seorang ulama yang hidup pada abad ke-8 Hijriyyah. kamus
Al-Muhith ini mempunyai kelebihan dibanding kamus-kamus lain, diantaranya
adalah :
·
lebih mudah digunakan untuk mencari
akar kata, sebab tata letak abjadnya dengan melihat huruf akhir. dikarenakan huruf
tambahan ( زيادة ) dalam bahasa arab
lebih banyak pada awal kalimat. Contoh Lafadz منكب pada kamus
Al-Muhith angsung dicari pada abjad “Ba” (ب ) kalau pada kamus lain dicari pada abjad nun
( ن ) karena huruf mim ( م ) disitu adalah huruf
tambahan ( زيادة ). Untuk orang yang
tidak tahu bahwa huruf mim ( م ) disitu adalah huruf
tambahan ( زيادة ) mungkin akan terjebak dengan mencari pada abjad mim ( م ) dan kesalahan
pemahaman seperti ini tidak terjadi bagi pemakai kamus Al-Muhith, Karena
bisa langsung dicari pada abjad” ba” ( ب ).
·
yang pertama kali ditampilkan didalam
kamus Al-Muhith adalah mashdarnya, baru kemudian disebutkan lafadz-lafadz yang
musytaq (dibikin) dari masdar tersebut. Dalam hal ini jelas sekali pengarang
kamus ini cendrung mengikuti madzhab ulama bashroh yang berpendapat bahwa
lafadz-lafadz yang mutashorrif berasal dari mashdar. hal ini berbeda dengan
kamus-kamus lain pada umumnya yang biasanya ditampilkan pertama kali adalah
fi’il madhinya (فعل ماضي) dahulu. Yang mana
model kamus semacam ini lebih cendrung mengikuti ulama kuffah yang berpendapat
lafadz-lafadz yang mutashorrif berasal dari fi’il madhi.
·
ketika menjelaskan harokat kamus
Al-Muhith selalu menampilkan padanan katanya. Contoh :
الْمِئْثَبُ كَمِنْبَرٍ
: الْمِشْمَلُ , وَالْأَرْضُ السِّهْلَةُ , وَالْجَدْوَلُ , وَمَا ارْتَفَعَ مِنَ
الْأَرْضِ , وَالْمَآثِبُ جَمْعُهُ
Artinya
: الْمِئْثَبُ seperti lafadz مِنْبَرٌ :
pedang
pendek, bumi datar, jadwal, dataran tinggi, lafadz الْمَآثِبُ merupakan kata
jama’nya. Dengan methode demikian, maka kesalahan pengharokatan dapat dihindari
semaksimal mungkin dengan cara melihat harokat pada padanan kata yang
ditampilkan.
2. kamus Al-Mishbahul munir
Kamus
ini dikarang oleh Ali Al-Muqri Al-Fayyumi
seorang ulama yang hidup pada abad ke-8 Hijriyyah. Kamus ini sebenarnya
tidak lebih dari sekedar kupasan lughot-lughot yang tercantum pada kitab
asy-syarh Al-Kabir karya Ar-Rofi’i. kehadiran kamus ini sangat dibutuhkan bagi
mereka yang ingin mendalami kitab-kitab fiqih. Karena ta’bir kitab-kitab fiqih
dilihat dari materi bahasanya sebenarnya sama saja, yang perlu diperhatikan
para pembaca kitabkitab fiqih adalah bahwa kadang-kadang bahasa yang dipakai
para fuqoha itu merupakan suatu istilah tersendiri yang tidak bisa ditangkap dengan bahasa arab
biasa.
3. kamus fathurrohman
Kamus ini dikarang
oleh Al-Hasan Al-Muqoddasi. Kamus ini sangat berguna untuk mencari ayat-ayat
Al-Qur’an. Caranya mudah yaitu carilah akar kata dari ayat-ayat yang akan anda
cari surat dan nomor ayatnya. Contoh ayat يَسْأَلُوْنَكَ عَنِ الْأَنْفَالِ . lafadz : يَسْأَلُوْنَكَ berasal dari سَأَلَ / سُؤَالٌ maka carisaja pada abjad sin ( س ) . contoh lain ayat قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللهَ lafadz قُلْ berasal dari قول / قال dengan demikian cari saja pada abjad "qof" ( ق )
REFERENSI
hakim,
T. (2004). Kamus at-taufiq. Bangsari: Amtsilati.
Munawir, A. W.
(1997). AL MUNAWWIR KAMUS ARAB - INDONESIA. Yogyakarta: PENERBIT
PUSTAKA PROGRESSIF.
Sa'id, M. r.
(2006). Rahasia Sukses fuqoha. Kediri: MITRA GAYATRI.
Post a Comment