KUTUKAN
SABDO PALON HANYA MITOS, JANGAN TAKUT
PENDAHULUAN
Pada tahun 1478
M kerajaan majapahit yang kondisinya sudah lemah, diserang oleh raden fatah.
beliau adalah raja pertama kesultanan demak bintoro yang merupakan kerajaan
islam pertama yang berdiri ditanah jawa. raden fatah juga merupakan anak kandung dari
raja majapahit yang terakhir yaitu raja brawijaya ke-5. Dalam peperangan
tersebut Majapahit akhirnya kalah dan Raja majapahit yang terakhir yaitu raja Brawijaya
ke-5 melarikan diri kearah timur. Ditengah pelarian tersebut dia bertemu dengan
sunan kali jaga kemudian berdialog panjang lebar dengannya, setelah melakukan
perenungan yang cukup mendalam, akhirnya raja majapahit yang terakhir yaitu raja
brawijaya ke-5 memutuskan untuk masuk islam.
BAB I
MENGENAL SOSOK SABDA PALON
Masuk islamnya raja
brawijaya ke-5, membuat sabdo palon marah besar. Siapakah sabdo
palon ini ? Dia adalah seorang biksu budha sekaligus penasehat agung dikerajaan
majapahit. Sabdo palon marah besar kepada raja brawijaya ke-5 karena dianggap telah
menghianati ajaran leluhurnya dan masuk agama islam yaitu agama yang menurut
sabdo palon adalah agama yang ajarannya menggantung atau dharma yang
menggantung alias tidak jelas. Makanya buku yang menceritakan kisah ini
dinamakan dharma gandul artinya ajaran yang menggantung alias tidak jelas.
BAB II
ASAL USUL KUTUKAN SABDA PALON
Didalam kitab dharma
gandhul, Sabdo palon marah besar, dia mengejek, menghina dan menghujat raja brawijaya
ke-5 karena telah dianggap menghianati ajaran leluhurnya dan memilih untuk
masuk agama islam. Walau dihujat demikian kasar, Raja Brawijaya ke-5 tetap diam
dan tidak melawan guru sekaligus penasehatnya tersebut, karena sangat
menghormatinya. Setelah mendapati keteguhan hati Raja Brawijaya ke-5, untuk
tetap memeluk islam. Sabdo Palon akhirnya menyerah dan mengatakan: “baiklah
kalau seperti itu, saya akan pergi dari sini, saya tidak mau ikut campur lagi
terhadap kerajaan-kerajaan dijawa, tugas saya sudah selesai untuk saat ini,
tetapi saya bersumpah, 500 tahun dari sekarang saya akan kembali kesini untuk membawa
kembali ajaran budhi dan menegakannya lagi ditanah jawa dan mengusir orang-orang
islam dari sini.”
Tak lama
setelah Sabdo Palon bersumpah seperti itu, dia berubah menjadi cahaya dan
kemudian terbang melesat kearah timur. arah timur yang dimaksud mungkin adalah
alas purwo dan dia menjadi penguasa alam lelembut yang ada disana. Ada yang
mengatakan arah timur yang dimaksud adalah pulau bali dimana dia akhirnya mempertahankan
ajaran leluhur disana.
BAB III
KUTUKAN SABDO PALON HANYALAH MITOS
Kisah sabdo palon,
noyo genggong yang ada didalam kitab Darma gandhul dan gatholoco
tidak bisa dijadikan sumber maupun rujukan sejarah. Hal ini sudah disepakati
oleh hampir semua ahli sejarah, jadi bagi saya kisah kutukan sabdo palon adalah
fiktif atau mitos atau kisah palsu. Ada beberapa argument terkait masalah ini.
1.
Kitab Darma Gandul termasuk karya sastra jawa baru
Kitab Darma Gandul
termasuk karya sastra jawa baru dengan tembang macapat, Kitab ini ditulis pada
sabtu legi 23 Ruwah tahun 1830 dalam kalender jawa, dengan condro sangkala “wuk
guneng ngesthi nata” atau pada tanggal 16 Desember
tahun 1900 M. Apa itu karya sastra jawa baru ? karya sastra jawa baru adalah
karya sastra yang ditulis pada era mataram islam yang meliputi kartasura,
Surakarta, dan Yogyakarta. Sebagai karya sastra jawa baru ia tidak bisa
dijadikan sebagai rujukan sejarah untuk tema yang menceritakan kejatuhan
majapahit. Karena ia ditulis ratusan tahun setelah majapahit runtuh. Seperti
contohnya saya menulis biografi atau sejarah hidup mbah nya mbah saya ya pasti
ngarang mana mungkin saya tau kehidupan mbahnya mbah saya.
2. Penulis
kitab Darma Gandul tidak jelas
Kitab Darma
Gandul ditulis oleh orang yang tidak jelas atau anonymous. kitab tersebut
ditulis oleh orang yang bernama kalam wadhi, tapi itu hanya nama samaran atau
nama pena saja. arti Kalam wadhi sendiri adalah informasi atau perkataan
rahasia, maka jelas sekali isi kitab ini tidak bisa diverifikasi kebenarannya,
karena penulisnya sendiri tidak jelas dan tidak diketahui. Setelah ditelusuri
oleh beberapa sejarawan diketahui nama asli kalam wadhi adalah Abdullah. orang
jawa mengucapkannya ngabdullah. Dia berasal dari pathi. karena dia sangat
miskin kemudian dia murtad, masuk agama nasrani. Lalu namanya
diganti menjadi ki tunggul wulung kemudian dia pindah
ke kediri dan dibina oleh seorang misionaris yang bernama colen
di mojo agung jombang. Orang inilah yang menulis serat sabdo palon dan
gatholoco yang isinya terdapat cerita mitos sabdo palon noyo genggong.
3. Darmo
Gandul isinya hanya copas dari babad Kediri
beberapa
sejarawan melacak isi kitab ini terinspirasi dari babad Kediri. Menurut
professor g.w.j drewes didalam bukunya the struggle between javanism
and islam as illustrated by the serat dermagandul
menyebutkan serat Darmagandhul
alur ceritanya sama dengan babad Kediri. Babad Kediri sendiri ditulis tahun
1832 M, akan tetapi babad Kediri ini kurang popular maka diproduksi ulang dalam
kitab Darmagandhul. babad Kediri juga tidak bisa dijadikan rujukan dan sumber sejarah,
karena dikarang ratusan tahun setelah maja pahit runtuh dan termasuk karya
sastra jawa baru. Babad Kediri ditulis oleh mas ngabei purba wijaya yang
mengaku tidak tahu apa-apa tentang sejarah Kediri tetapi ia mendapatkan bantuan
dari jin yang bernama kyai Butolacaya yang bercerita melalui medium Ki
Dermakandha dan Ki Sondong.
4. babad
Kediri adalah pesanan penjajah
Awal mulanya
adalah ketika perang diponegoro berakhir pada tahun 1830 M, pengikutnya tidak berhenti melakukan perlawanan. mereka tetap berjuang
dengan sastra, kesenian, cerita-cerita, bahkan mitos-mitos tentang kesaktian
dan kepahlawanan pangeran diponegoro. Hal ini disadari oleh pemerintah belanda,
kemudian pemerintah belanda merekrut orang jawa yang hebat dalam bidang sastra
untuk kemudian menulis sebuah karya sastra yang isinya melawan balik pengaruh pangeran
diponegoro dan para pengikutnya,
maka disusunlah babad Kediri. Hal ini
dilakukan oleh pemerintah belanda sebab belanda hampir bangkrut karena kas
Negara terkuras habis demi membiyayai perang diponegoro tersebut. makanya agar
perang tersebut tidak terulang lagi, disusunlah babad Kediri oleh mas ngabei
purba wijaya atas pesanan pemerintah belanda pada tahun 1832 M tepat 2 tahun
setelah perang diponegoro berakhir, Tujuannya adalah untuk melemahkan semangat
islam agar mudah diadu domba, karena waktu itu antara islam dan jawa hampir
tidak bisa dipisahkan sudah menjadi satu yang dalam istilah jawanya nyawiji.
Contoh
kerancuan dalam babad Kediri adalah yang menyerang kerajaan majaphit yaitu
kesultanan demak bintoro yang dipimpin oleh raden fatah artinya anaknya sendiri menyerang bapaknya karena
haus kekuasaan dan intoleran. Cerita ini tidak ada dasarnya dalam naskah kuno
dan prasasti kuno. Padahal Kalo
kita membaca naskah kuna dalam bahasa jawa kuno yaitu pararaton tahun pada
tahun 1478 atau tahun jawanya 1400 yang diberi condro sengkolo “sirno ilang
kertaning bumi” maja pahit runtuh diserang oleh girinda wardhana raja hindu
dari Kediri dalam perebutan kekuasaan.
5.
kutukan sabdo palon sudah terlewat
Seandainya
kutukan sabdo palon benar adanya, seharusnya sudah terlewat. Karena dalam mitos
tersebut, Sabdo Palon akan bangkit menghancurkan orang orang islam dan
menghidupkan kembali ajaran leluhur jawa yaitu ajaran budi. maka perhitungannya
seharusnya 1478 yaitu tahun runtuhnya majapahit ditambah 500 tahun yang akan
datang sesuai janji sabdo palon. maka ketemunya ( 1478 + 500 = 1978 )
Seharusnya tahun 1978 M adalah kedatangan sabdo palon namun nyatanya tidak
terbukti. Ada yang menarik, ditahun 1978 itulah untuk pertama kali disahkannya
aliran kepercayaan oleh pemerintah orde baru. Mungkin sebagai simbol bangkitnya
sabdo palon noyo genggong, kita tau presiden soeharto sangat kental sekali
budaya jawanya, apalagi ditahun tersebut Gunung sumeru meletus.
6.
raja brawijaya ke-5 juga tokoh fiktif
dalam cerita
tersebut juga ada tokoh yang bernama raja brawijaya ke-5 selain sabdo palon,
tokoh ini sebenarnya juga fiktif alias mitos, karena kalau kita merujuk
prasasti-prasasti tentang majapahit dan naskah-naskah kuno seperti nagara
kertagama dan pararathon, tidak ada raja majapahit yang bernama brawijaya ke-5.
Sekedar informasi, Nagara kertagama ditulis pada masa kejayaan majapahit Akan
tetapi isinya tidak lengkap, Isinya hanya sampai pada masa prabu hayam wuruk
saja. Kitab ini Ditulis oleh pujangga istana yang bernama Mpu Prapanca.
Sedangkan kitab
Pararathon ditulis sesudah majapahit runtuh yaitu sekitar abad ke 15 M sampai
16 M. kitab ini ditulis oleh pujangga diluar istana, makanya istilah yang
digunakan berbeda seperti panggilan untuk Pangeran dalam Nagara Kertagama
diucapkan Dyah, sedangkan dalam Pararaton diucapkan Raden. Banyak
pihak mengatakan Nagara Kertagama lebih valid dan otentik karena ditulis pada
masa kebesaran majapahit.Sedangkan pararaton Walaupun ditulis sesudah majapahit
runtuh, akan tetapi jaraknya tidak terlalu lama dan isinya banyak yang cocok
dengan prasasti-prasasti.
Mari kita lihat
bersama silsilah raja-raja majapahit yang benar.
No |
Sumber |
Nama |
Gelar |
Era pemerintahan |
1. |
Nagara
kertagama |
Dyah wijaya |
Sri kerta
rajasa jaya wardana |
(1294 – 1309) |
|
pararathon |
Raden wijaya |
Sri kerta
rajasa |
(1294 – 1309) |
|
Prasasti
kudadu |
Nararya
sanggrama wijaya |
Sri kerta
rajasa jaya wardana |
(1294 – 1309) |
No |
Sumber |
Nama |
Gelar |
Era pemerintahan |
2. |
Nagara
kertagama |
Sri jaya
Nagara |
|
(1309 – 1328) |
|
pararathon |
Raden kala
gemet |
Sri jaya
Nagara |
(1309 – 1328) |
|
Prasasti
Tuhanyaru |
Sri jaya
Nagara |
Sri sundara
pandya dewa dhiswara |
(1309 – 1328) |
No |
Sumber |
Nama |
Gelar |
Era pemerintahan |
3. |
Nagara
kertagama |
Sri Bhuana
wijaya tunggadewi |
Maharajasa
Jayawisnu wardhani |
(1328 - 1350) |
|
pararathon |
Bhreng
Kahuripan |
|
(1328 - 1350) |
|
Prasasti
canggu |
Dyah Sri
Gitarja |
|
(1328 - 1350)
|
No |
Sumber |
Nama |
Gelar |
Era pemerintahan |
4. |
Nagara
kertagama |
Dyah Sri
Hayam wuruk |
Sri rajasa
nagara |
|
|
Pararathon |
Raden tetep |
Sri rajasa
nagara |
(1350 - 1389)
|
No |
Sumber |
Nama |
Gelar |
Era pemerintahan |
5. |
Nagara kertagama |
Sri Wikrama
Wardhana |
|
|
|
Pararaton |
Bhra Hyang
wisesa |
|
(1389 - 1429) |
No |
Sumber |
Nama |
Gelar |
Era pemerintahan |
6 |
Nagara kertagama |
|
|
|
|
pararathon |
Dewi Suhita |
Bhatara
Prabhu Stri |
(1429 - 1447)
|
No |
Sumber |
Nama |
Gelar |
Era pemerintahan |
7. |
pararathon |
Bhre TumapÊl |
Sri
kertawijaya |
(1447 -
1451) |
|
Prasasti
waringin pithu |
Dyah
Kertawijaya |
Sri Wijaya
parakrama wardhana |
|
No |
Sumber |
Nama |
Gelar |
Era pemerintahan |
8. |
pararathon |
Sri Rajasa
Wardhana |
Sang Sinagara |
(1451 - 1453)
|
|
Prasasti
waringin pithu |
Dyah Wijaya
kumara |
|
(1451 - 1453)
|
Setelah Sang Sinagara Tahta Majapahit kosong selama 3 tahun yang dalam pararathon disebut : 3 taun tan hanna prabu
No |
Sumber |
Nama |
Gelar |
Era pemerintahan |
9. |
Pararathon |
Bhre Wengker |
Bhra Hyang
Purwawisesa |
(1456 - 1466)
|
|
Prasasti
waringin pithu |
Dyah Surya
wikrama |
Girisa
wardhana |
|
No |
Sumber |
Nama |
Gelar |
Era pemerintahan |
10. |
Pararathon |
Bhre Pandan
Salas/ Bhre TumampÊl |
|
(1466 - 1478)
|
|
Prasasti
waringin pithu |
Dyah
Suraprabahwa |
Singhawikrama
Wardhana |
|
|
Prasasti
pamintihan |
Dyah
Suraprabahwa |
Singhawikrama
Wardhana |
|
|
Prasasti
trowulan 3 |
Dyah
Suraprabahwa adalah putra bungsu kertawijaya |
|
|
Disini majaphit
sudah runtuh tepat pada tahun 1478 M akibat serangan raja Kediri yang bernama Girindra
Wardhana Dyah Ranawijaya yang dibantu oleh prabu gangga dara sesuai
yang tertulis dalam prasasti petak.
No |
Sumber |
Nama |
Gelar |
Era pemerintahan |
11. |
Prasasti
petak |
Dyah
Ranawijaya |
Girindra
Wardhana |
(1486) |
Setelah
Girindra Wardhana Dyah Ranawijaya menang, dia mengaku sebagai penerus tahta
kerajaan majapahit dan memindahlan pusat kerajaan ke keeling lalu ke daha atau
kediri. akan tetapi, bekas-bekas kerajaan majapahit yang sudah terlanjur
terpecah belah sudah tidak bisa disatukannya lagi dan mereka mendirikan
kerajaan-kerajaan kecil sendiri-sendiri yang juga mengaku sebagai penerus tahta
majapahit. kemudian kerajaan-kerajaan kecil tersebut ditaklukan satu persatu
oleh kerajaan demak bintoro dibawah Sultan Trenggono.
Setelah kita
tau silsilah raja raja majapahit yang benar dan disitu tidak ada yang namanya
raja brawijaya 5, lantas dari mana muncul nama raja brawijaya 5 yang katanya
raja terakhir majapahit yang dikutuk oleh sabdo palon….? Masalah ini akan kita bahas pada tulisan yang
akan datang insya allah.
Post a Comment