Kalau ada pertanyaan siapakah raja pertama maja pahit…? banyak yang menjawab Raden Wijaya. Kemudian Kalau pertanyaanya siapakah Raja Terakhir Maja Pahit…? Maka banyak yang menjawab Prabu Brawijaya 5. Hal ini mungkin karena kuatnya Cerita Sabdo Palon nagih janji dimasyarakat yang pernah juga saya bahas pada video saya yang ini.
Pertanyaan saya
apa benar Prabu Brawijaya 5 silsilahnya
nyambung dengan Raden Wijaya sang pendiri kerajaan majapahit … ? video kali ini
adalah lanjutan dari video saya yang kemarin yang ini yang akan membahas
masalah tersebut.
Simak penjelasan materi tulisan ini versi Youtube
Mari kita
urutkan kembali Raja-Raja Majapahit berdasarkan sumber-sumber Purbakala, yaitu
berupa Prasasti-Prasasti dan Naskah-Naskah Lontar Jawa Kuno, kemudian kita cari tau dari mana asal usul nama Prabu
Brawijaya-5, bagi teman-teman yang suka sejarah simak video ini sampai
habis.
Naskah Jawa Kuno
yang kami gunakan adalah kakawin Nagara Kertagama dan Pararaton. Emang
apa beda keduanya ?
No |
Perbedaan Nagara Kertagama & Pararaton |
|
Nagara
Kertagama |
Pararaton |
|
1 |
Ditulis oleh
orang istana (mpu prapanca) |
Ditulis oleh
rakyat biasa (tidak diketahui) |
2 |
Ditulis pada
masa kejayaan majapahit (era prabu Hayam Wuruk) |
Ditulis
sesudah keruntuhan majapahit (sekitar abad ke 15-16 M) |
3 |
Ceritanya
tidak lengkap hanya sampai era prabu Hayam Wuruk saja |
Ceritanya
lebih lengkap |
4 |
Berbentuk
pupuh atau syair |
Berbentuk
prosa atau kalam natsar |
Langsung saja
kita urutkan silsilah Raja-Raja Majaphit berdasarkan sumber purbakala tersebut,
kemudian akan kita bandingkan juga dengan silsilah Raja-Raja Majaphit dari sumber
lainnya yaitu dari karya Sastra Jawa baru atau sumber tradisional.
SILSILAH RAJA-RAJA MAJAPAHIT DARI SUMBER PURBAKALA |
||||
No |
Sumber |
Nama |
Gelar |
Era
pemerintahan |
1. |
Nagara
kertagama |
Dyah wijaya |
Sri kerta
rajasa jaya wardana |
(1294 – 1309) |
|
Pararathon |
Raden wijaya |
Sri kerta
rajasa |
(1294 – 1309) |
|
Prasasti
kudadu |
Nararya
sanggrama wijaya |
Sri kerta
rajasa jaya wardana |
(1294 – 1309) |
Keterangan
Raja pertama
majapahit bernama Raden Wijaya. Menurut
Nagara Kertagama namanya Dyah wijaya, Kalau di Pararaton namanya Raden
Wijaya. perbedaan penyebutan ini, karena pararaton ditulis oleh orang
diluar Istana atau rakyat biasa, rakyat biasa kalau memanggil Pangeran atau
bangsawan keturunan raja memakai kata Raden makanya ditulis Raden wijaya. Raden
itu sendiri berasal dari kata Rahardyan, kemudian disingkat jadi Rahaden,
kemudian disingkat lagi menjadi Raden, artinya majikan atau
juragan. Jadi Raden Wijaya artinya majikan Wijaya atau juragan wijaya.
Sedangkan Nagara
kertagama ditulis oleh orang dilingkungan istana, makanya gaya tulisannya memakai
bahasa istana, yaitu tertulis dyah wijaya. Dyah adalah gelar untuk
pangeran atau putri raja tapi biasa diucapkan oleh orang-orang dilingkungan
istana. nama yang lebih lengkap ditemukan diprasasti Kudadu yaitu
Nararya Sanggrama Wijaya. Nararya adalah gelar yang artinya: yang
mulia diantara para laki-laki atau laki-laki mulia. Sedangkan sanggrama wijaya
adalah nama lengkap dari Raden Wijaya. Setelah menjadi raja gelarnya adalah
Sri kerta rajasa Jaya wardhana. beliau memerintah dari tahun 1294 M –
1309 M.
No |
Sumber |
Nama |
Gelar |
Era
pemerintahan |
2. |
Nagara
kertagama |
Sri jaya
Nagara |
|
(1309 – 1328) |
|
Pararathon |
Raden kala
gemet |
Sri jaya
Nagara |
(1309 – 1328) |
|
Prasasti
Tuhanyaru |
Sri jaya
Nagara |
Sri sundara
pandya dewa dhiswara |
(1309 – 1328) |
Keterangan
Raja kedua
majapahit bernama Sri Jaya Nagara. Jadi
Setelah Raden Wijaya meninggal, beliau digantikan oleh putranya, kalau
dipararaton namanya Raden Kala Gemet artinya "penjahat
lemah." Dijuluki demikian Karena
dia terkenal dengan sifatnya yang amoral atau bejat. Ibunya bernama Dara Petak
yang berasal dari tanah melayu. setelah naik Tahta menjadi Raja bergelar Sri
Jaya Nagara. kalau di Nagara Kertagama dan
prasasti Tuhanyaru sejak kecil namanya sudah Sri jaya Nagara, setelah
naik Tahta menjadi Raja baru bergelar Sri Sundara Pandya Dewa Dhiswara.
dia memerintah dari tahun 1309 M – 1328 M. menurut pararaton dia
dibunuh oleh tabib Istana yang bernama Ra Tanca.
No |
Sumber |
Nama |
Gelar |
Era
pemerintahan |
3. |
Nagara
kertagama |
Sri Bhuana
wijaya tunggadewi |
Maharajasa
Jayawisnu wardhani |
(1328 - 1350) |
|
pararathon |
Bhre
Kahuripan |
|
(1328 - 1350) |
|
Prasasti
canggu |
Dyah Sri
Gitarja |
|
(1328 - 1350)
|
Keterangan
Raja ketiga
majapahit bernama Tribhuana tunggadewi. di nagara kertagama disebutkan namanya adalah Sri Bhuana wijaya tunggadewi,
kalau di prasasti-prasasti namanya Sri Tribhuana tunggadewi. Sedangkan
kalau di Pararaton hanya tertulis Bhre Kahuripan. Bhre Kahuripan artinya
Raja bawahan di kahuripan atau setingkat gubernur kalau zaman sekarang. Nama
aslinya ditemukan diprasasti Canggu yaitu Dyah Sri Gitarja. Dia adalah adik perempuan
Sri Jaya Nagara. Jadi Ceritanya Karena Sri Jaya Nagara tidak punya anak, maka Tahta
Majapahit diwarisan kepada adik perempuannya namun lain ibu yaitu Tribhuana
tunggadewi. kalau Jaya Negara adalah anak Raden Wijaya dari
istri yang bernama Dara petak yang berasal dari melayu, maka Tribhuana
tunggadewi adalah anak Raden Wijaya dari istri yang bernama Gayatri
Prajapatni yang asli berasal dari Jawa.
Setelah naik
tahta gelarnya adalah Maharajasa Jayawisnu wardhani. Beliau memerintah
dari tahun 1328 M__1350 M. ketika putranya yang bernama Hayam Wuruk berumur 16
tahun, beliau menyerahkan Tahtanya kepada putranya kemudian kembali menjadi
raja bawahan di kahuripan sekaligus membimbing putranya dengan mengepalai dewan
penasehat kerajaan yang bernama Bathara Sapta Prabu yang beranggotakan
keluarga raja.
No |
Sumber |
Nama |
Gelar |
Era
pemerintahan |
4. |
Nagara
kertagama |
Dyah Sri
Hayam wuruk |
Sri rajasa
nagara |
|
|
Pararathon |
Raden tetep |
Sri rajasa
nagara |
(1350 - 1389)
|
Keterangan:
Raja keempat
majapahit bernama sri Hayam Wuruk. Hayam Wuruk naik tahta menjadi Raja dan bergelar Sri Rajasa Nagara Setelah tahta
diserahkan oleh ibunya kepada beliau. didalam Nagara kertagama namanya adalah Dyah
Sri Hayam Wuruk, kalau didalam Pararathon namanya adalah Raden tetep.
Menurut pararaton beliau memerintah dari tahun 1350 M – 1389 M. Pada masa
pemerintahannya ia didampingi oleh Patih Gajah Mada. Kalau zaman sekarang
setingat perdana mentri. Pada masa ini Majapahit mengalami masa
keemasannya. Namun pada masa akhir kekuasaannya Majapahit mengalami kesuraman
dan muncul suatu masalah yaitu perebutan kekuasaan dan pertentangan keluarga
mengenai hak waris atas tahta kerajaan.
Hal ini dumulai
setelah patih gajah mada meninggal pada 1364 M dan Tribhuana tunggadewi
meninggal pada 1371 M kerajaan majapahit terpecah menjadi dua karena mertua
hayam wuruk yang bernama wijaya rajasa atau bhre wengker berambisi ingin
menjadi raja juga, sekitar tahun 1375 dia mendirikan istana timur yang
beribukota dipamotan bersaing dengan istana barat yang beribukota dimajapahit.
Perpecahan ini juga tercataat diberita china dalam naskah ming selo bahwa
dijawa ada dua raja yang sama sama mengirim utusan ketiongkok. Antara hayam
wuruk dan mertuanya tidak sampai terjadi perang terbuka hanya perang dingin saja
sampai akhirnya mertuanya meninggal pada 1388 M kemudian satu tahun kemudian
hayam wuruk meninggal pada 1389 M.
No |
Sumber |
Nama |
Gelar |
Era
pemerintahan |
5. |
Nagara
kertagama |
Sri Wikrama
Wardhana |
|
|
|
Pararaton |
Bhra Hyang
wisesa |
|
(1389 - 1429) |
Keterangan:
Raja kelima
majapahit bernama Sri Wikrama Wardhana. Setelah prabu hayam wuruk meninggal,
tahta diserahkan kepada keponakan sekaligus menantunya. Kalau menurut nagara
kertagama namanya Sri Wikrama Wardhana. kalau menurut Pararaton namanya Bhra
Hyang wisesa. jadi Sri Wikrama Wardhana ini menikah dengan putri mahkota
atau anak perempuan prabu hayam wuruk yang bernama sri kusuma wardhani
kalau menurut nagara kertagama. Kalau menurut pararaton namanya tertulis Bhre
lasem sang ahayu (raja bawahan dilasem yang cantik). ayah dari Sri Wikrama
Wardhana adalah adik prabu hayam wuruk yang bernama bhre pajang menurut
pararaton, kalau menurut nagara kertagama namanya sri wardhana duhitêswari, sedangkan nama aslinya ditemukan didalam prasasti waringin
pitu yaitu dyah nêrtaja.
Kemudian istana
timur dipimpin oleh bhre wirabumi. Dia adalah anak hayam wuruk dari istri
selir. Sejak kecil diangkat jadi anak angkat oleh mertua hayam wuruk dan
sekarang mewarisi istana timur dipamotan. Pada masa ini persaingan antara
istana barat yang berpusat dimaja pahit dan istana timur yang berpusat
dipamotan semakin sengit. Hal ini mungkin karena Wikramawarddhana bisa naik
tahta karena mengawini Kusumawarddhani, maka sebenarnya Kusuma warddhani-lah
yang berhak atas tahta kerajaan majapahit karena setatusnya sebagai putri
mahkota. Mungkin karena keadaan itulah yang menyebabkan ketidakpuasan salah
satu pihak, sehingga pada masa pemerintahan Wikramawarddhana terjadi perang
terbuka yang nyaris meruntuhkan majapahit antara Wikramawardhana yang
memerintah wilayah bagian barat beribukota di Majapahit dengan Bhre Wirabhumi
yang memerintah bagian timur beribukota di pamotan. Perang tersebut bernama
perang parêgrêg yang terjadi antara tahun 1401 M - 1406 M. Dalam perang ini Wikramawarddhana
hampir kalah, tetapi setelah mendapat bantuan dari Bhre Tumapel (Bhra Hyang
Parameswara), Bhre Wirabhumi dapat dikalahkan.
Setelah perang
ini berakhir majapahit kembali menjadi satu namun kondisinya menjadi lemah dari
sebelumnya. Sri Wikrama Wardhana meningggal pada tahun 1389 M – 1429 M
No |
Sumber |
Nama |
Gelar |
Era
pemerintahan |
6 |
Nagara
kertagama |
|
|
|
|
pararathon |
Dewi Suhita |
Bhatara
Prabhu Stri |
(1429 - 1447)
|
Keterangan:
Raja keenam
majapahit bernama Dewi Suhita. Setelah Sri Wikrama Wardhana meninggal, tahta
majapahit diserahkan kepada putrinya yang bernama Dewi Suhita, karena putra
mahkotanya meninggal terlebih dahulu. Menurut Pararaton Suhita adalah anak
kedua dari Sri Wikramawarddhana. ibu Dewi Suhita adalah putri Bhre Wirabhumi, tapi
masih diperselisihkan kebenarannya karena jatuhnya wikrama wardhana ini
menikahi keponakannya sendiri. kemungkinan dewi suhita dijadikan Raja pengganti
Wikrama Wardhana dengan maksud untuk meredakan persengketaan antara pihak
keluarga Wikramawarddhana dengan keluarga bhre Wirabhumi. Akan tetapi Pertentangan
keluarga itu ternyata terus berlangsung, yang ditandai dengan dibunuhnya Raden
Gajah karena dituduh telah memenggal kepala Bhre Wirabhumi. Sepeninggal Dewi
Suhita pertentangan keluarga itu tak pernah reda.
Setelah Dewi
Suhita menjadi Raja wanita, gelarnya adalah Bhatara Prabhu Stri. Dia
memerintah bersama suaminya yang sekaligus sepupunya sendiri yang bernama Aji
Ratna Pangkaja yang bergelar Bhra Parameswara. Sedangkan kalau didalam
pararaton namanya adalah Bhre Kahuripan, Dia adalah putra dari
Sri Surawardhani adik dari wikrama wardhana. menurut Nagara Kertagama Dewi
Suhita memerintah bersama suaminya dari tahun 1429 M – 1447 M.
No |
Sumber |
Nama |
Gelar |
Era
pemerintahan |
7. |
pararathon |
Bhre Tumapêl |
Sri
kertawijaya |
(1447 -
1451) |
|
Prasasti
waringin pithu |
Dyah
Kertawijaya |
Sri Wijaya
parakrama wardhana |
|
Keterangan:
Raja ketujuh
majapahit bernama Dyah Kertawijaya Karena Dewi Suhita tidak mempunyai
anak, maka Tahta Majapahit jatuh ketangan adik bungsunya. Kalau didalam prasati
waringin pitu namanya adalah Dyah Kertawijaya setelah menjadi raja gelarnya
adalah Sri Wijaya parakrama wardhana. Kalau di pararaton namanya tertulis Bhre
Tumampêl setelah menjadi raja gelarnya Sri kertawijaya. beliau memerintah dari
tahun 1447 M – 1451 M.
No |
Sumber |
Nama |
Gelar |
Era
pemerintahan |
8. |
pararathon |
Sri Rajasa
Wardhana |
Sang Sinagara |
(1451 - 1453)
|
|
Prasasti
waringin pithu |
Dyah Wijaya
kumara |
|
(1451 - 1453)
|
Keterangan:
Raja kedelapan
majapahit bernama Sri Rajasa Wardhana. Setelah Dyah Kertawijaya Kemudian
tahta majapahit jatuh ketangan Sri Rajasa Wardhana. yang bergelar Sang Sinagara
menurut pararaton. Cuma pararaton tidak menyebutkan apa hubungan antara Sri
Rajasa Wardhana dengan raja sebelumnya yakni Dyah Kertawijaya. Kalo kita
cocokan dengan Prasasti waringin pithu, Sri Rajasa Wardhana ini nama
aslinya adalah Dyah Wijaya kumara. Nama Dyah Wijaya kumara ini disebutkan
sebagai laki-laki kedua sesudah raja. Ada sejarawan yang menafsirkan dia adalah
adik raja, ada yang menafsirkan dia adalah menantu raja, dan ada juga yang
menafsirkan dia adalah putra sulung raja. Pendapat yang lebih masuk akal Dyah
Wijaya kumara ini adalah putra sulung raja, bukan adik raja karena didalam
pararaton raja sebelumnya yakni Sri kertawijaya adalah anak bungsu otomatis
tidak mempunyai adik.
ketika
Majapahit diperintah oleh Rajasawarddhana ini, ia memindahkan pusat
pemerintahannya ke Keling-Kahuripan. Hal ini kemungkinan karena keadaan politik
di Majapahit semakin memburuk. Dia memerintah dari tahun 1451 M – 1453 M.
setelah beliau meninggal tahun (1453 M).Tahta majapahit kosong selama 3 tahun
yang dalam pararathon disebutkan “3 taun
tan hanna prabu”.. hal ini terjadi akibat krisis pewarisan tahta antara putra
Sri Rajasawardhana dengan Girisawardhana, yaitu adik Sri Rajasawardhana, yang
juga putra kedua Kertawijaya.
No |
Sumber |
Nama |
Gelar |
Era
pemerintahan |
9. |
Pararathon |
Bhre Wengker |
Bhra Hyang
Purwawisesa |
(1456 - 1466)
|
|
Prasasti
waringin pithu |
Dyah Surya
wikrama |
Girisa
wardhana |
|
Keterangan:
Raja kesembilan
majapahit bernama Dyah Surya wikrama. Setelah 3 tahun tahta majapahit
kosong, akibat perebutan tahta akhirnya Girishawardhana menang dan naik takhta
pada 1456 M. menurut pararaton namanya Bhre Wengker. Setelah menjadi raja bergelar Bhra Hyang Purwawisesa. Kalau dalam Prasasti
waringin pithu namanya adalah Dyah Surya wikrama bergelar Girisa wardhana. Beliau
memerintah dari tahun 1456 M – 1466 M.
No |
Sumber |
Nama |
Gelar |
Era
pemerintahan |
10. |
Pararathon |
Bhre Pandan
Salas/ Bhre Tumampêl |
|
(1466 - 1478)
|
|
Prasasti
waringin pithu |
Dyah
Suraprabahwa |
Singhawikrama
Wardhana |
|
|
Prasasti
pamintihan |
Dyah
Suraprabahwa |
Singhawikrama
Wardhana |
|
|
Prasasti
trowulan 3 |
Dyah
Suraprabahwa |
|
|
Keterangan:
Raja kesepuluh
majapahit bernama Dyah Suraprabahwa Setelah prabu Bhra Hyang Purwawisesa atau Girisa wardhana meninggal,
pararaton memberitakan bahwa yang menjadi raja majapahit berikutnya adalah Bhre
Pandan Salas yang pernah menjabat sebagai Bhre Tumampêl. Kalo kita cocokan dengan prasasti waringin pithu dan prasasti
pamintihan yang dimaksud Bhre Tumampêl adalah Dyah Suraprabahwa yang bergelar Singhawikrama Wardhana.
Didalam prasasti trowulan tiga, Dyah Suraprabahwa adalah putra bungsu kertawijaya.
Jadi setelah
kertawijaya selaku raja ke-7 majapahit meninggal tahta majapahit jatuh ketangan
3 putranya secara bergantian, yaitu putra pertama yang bernama Dyah Wijaya
kumara menjadi raja ke-8 majapahit, kemudian putra keduanya yang bernama Dyah
Surya wikrama menjadi raja ke-9 majapahit, dan putra ketiganya yang bernama Dyah
Suraprabahwa menjadi raja ke-10 majapahit.
Dengan naik
tahtanya Suraprabahwa ini membuat anak-anak sang sinagara atau Sri Rajasa
Wardhana sakit hati karena tahta selalu diambil alih oleh paman-pamannya. Mereka kemudian pergi meninggalkan istana majapahit. Sang sinagara adalah kakak
tertua suraprabawa beraarti anak-anaknya adalah keponakan dari suraprabawa ini.
Mereka masing masing adalah bhre kahuripan, bhre lasem, bhre pamotan, bhre
mataram, dan bhre kertabumi atau girinda wardhana dyah rana wijaya. Kemudian
mereka para keponakan suraprabawa menyerang istana majapahit tahun 1478 M.
dalam perang tersebut berhasil menewaskan prabu suraprabawa Dan menghancurkan
istana majapahit sekaligus menjadi tanda runtuhnya kerajaan majapahit tepat pada tahun 1478 M. peristiwa ini
tercatat dalam prasasti petak yang dikeluarkan oleh Bhatara Prabu Girinda
Wardhana Dyah Rana Wijaya yang berangka tahun 1486 M bahwa sang mungguin
jinggan yang dibantu Brahma Raja Gangga Dara menang perang melawan raja
majapahit.
Setelah
majapahit runtuh girinda wardhana dan saudara-saudaranya memindahkan pusat pemerintahanya
ke keeling, lalu ke daha atau Kediri. Hal ini tercatat dalam berita china ming selo
bahwa ada raja jawa yang bernama bu la gê dê na
me mengirim duta ke china pada tahun 1495, maka yang dimaksud bu la gê dê na
me adalah ejaan china untuk bhre kertabumi alias girinda wardhana yang dulu
telah menghancurkan istana majapahit dan sekarang menjadi raja dikediri.
Kemudian dari
berita portugis dalam suma oriental yang ditulis oleh Tome Pires ketika dia mengunjungi jawa. Dalam catatannya yang menjadi raja jawa waktu itu adalah batara
vojjaya (1513 M) batara vojjaya adalah ejaan portugis untuk bhatara wijaya.
Para sejarawan menafsirkan bahwa yang dimaksud tome pires batara vojjaya adalah
girinda wardhana karena antara tahun 1495 M ketika girindha wardana mengirim
duta kechina dan tahun 1513 M dimana tome pires menulis bukunya tidak terlalu
jauh jaraknya. Menurut berita portugis ini juga raja jawa bertahta di daha atau
Kediri bukan di majapahit
karena majapahit sudah runtuh.
Setelah kita
tau silsilah Raja-Raja Majapahit dari awal sampai akhir Pertanyannya disini kok
tidak ada nama brawijaya ? perlu diketahui Silsilah diatas namanya dinasti rajasa
atau keturunan raden wijaya sebagaimana yang tertulis dalam prasati balawi
bahwa nararya sanggrama wijaya permata dinasti rajasa. Sedangkan nama
Brawijaya, baik itu brawijaya 1,2,3 sampai 5 itu sumbernya bukan dari sumber
purbakala seperti prasasti maupun sastra jawa kuno akan tetapi sumbernya dari
sastra jawa baru yang ditulis ratusan tahun setelah majapahit runtuh. Tepatnya
pada era dinasti mataram islam yang meliputi kartasura, Surakarta dan
Yogyakarta.
Sastra jawa
baru tersebut disusun oleh para pujangga kerajaan mataram islam sebagai bentuk
legitimasi bahwa raja raja mataram adalah keturunan raja raja majapahit. Jadi
ceritnya setelah majapahit runtuh, kekuasaan atas tanah jawa beralih ke
kerajaan daha atau Kediri di pedalaman yang bersaing dengan kesultanan demak
dipantai utara jawa. Dalam persaingan tersebut demak menang dan menjadi
penguasa tanah jawa. Setelah demak runtuh penggantinya adalah kerajaan pajang,
setelah pajang runtuh penggantinya adalah mataram. Nah kemudian raja raja
dinasti mataram ini mengklaim dirinya sebagai keturunan raja raja majapahit.
Akan tetapi saat itu sejarah maja pahit sudah terkubur sehingga para pujangga
istana mataram menyusun silsilah raja raja majapahit menurut versi mereka
sendiri yang ternyata berbeda dengan silsilah versi purbakala.
Langsung saja
biar tidak lama-lama mari kita urutkan silsilah raja-raja majapahit versi
sastra jawa baru tersebut. Yang saya gunakan sebagai rujukan adalah babad tanah
jawi dan pustaka raja. babad tanah jawi ditulis oleh carik Adilangu II beliau
seorang sekertaris di keraton Surakarta yang hidup pada masa raja pakubuwono I
dan II. Kitab ini selesai ditulis tahun 1722. Kemudian disusun lagi babad tanah
jawi versi kedua yang ditulis oleh carik Tumenggung Tirtowiguno atas printah
Pakubuwono III dan selesai tahun 1788. Sedangkan serat pustaka raja disusun
oleh ngabei Ronggo Warsito beliau adalah seorang pujangga besar dikeraton
Surakarta pada tahun 1870 M.
Yang pertama
dari babad tanah jawi. Babad tanah jawi menyebutkan Raja pertama majapahit bernama Raden Sêsuruh. Kenapa kok
bukan raden wijaya ? jawabannya karena waktu itu belum ada penelitian
arkeologi, belum ada penelitian prasasti, lontar nagara kertagama dan
pararaton juga belum ditemukan. Maka Sejarawan menduga pujangga sastra jawa
baru mengarang cerita bahwa raja pertama majapahit adalah raden sêsuruh yang sebenarnya meniru nama jaka sesuruh yaitu seorang tokoh
legenda sunda putra prabu siliwangi yang mendirikan kerajaan tanjung siwuruh
didaerah cianjur. Nama jaka sesuruh kemudian diambil oleh pujangga jawa baru
dijadikan pendiri majapahit, karena nama raden wijaya ketika itu belum
diketahui. Karena baik Prasasti maupun naskah jawa kuno belum ditemukan. Kemudian
raden sesuruh punya anak namanya Prabu Anom, prabu anom punya anak namanya
Prabu Adaningkung, Prabu Adaningkung punya anak namanya Prabu Hayam
Wuruk, Prabu Hayam Wuruk punya anak namanya Prabu Lêmbu Amisani, Prabu
Lêmbu Amisani punya anak namanya Prabu
Bratanjung, Prabu
Bratanjung punya anak namanya Raden Alit (Prabu
Brawijaya). Jadi kalau
menurut babad tanah jawi yang bergelar brawijaya Cuma satu yaitu raden alit
saja. Dia adalah keturunan raden sesuruh bukan keturunan raden wijaya.
Kemudian raden
alit punya anak namanya Bondan kêjawan, Bondan kêjawan punya anak namanya Ki agêng Getas Pandawa, Ki
agêng
Getas Pandawa punya anak namanya Ki Ageng Sela, Ki Ageng Sela punya anak
namanya Ki Ageng Ngênis, Ki Ageng Ngênis punya anak namanya Ki Ageng pamanahan, Ki Ageng
pamanahan punya anak namanya Panêmbahan senopati (pendiri kerajaan mataram isam).
Sedangkan kalau didalam pustaka raja karangan ronggo warsito nama
brawijaya tidak hanya satu tapi banyak. Langsung saja kita urutkan raja-raja
majapahit versi pustaka raja karangan ronggo warsito. Raja majapahit pertama
bernama Raden Tanduran sesudah berkelana namanya diganti menjadi Jaka
Sêsuruh setelah menjadi raja bergelar Prabu Bratana. Kemudian beliau
punya anak bernama Raden Anom bergelar prabu Brakumara kemudian beliau
punya anak bernama Raden Adaningkung bergelar prabu Brawijaya I kemudian
beliau punya anak perempuan bernama Dewi Subasiti bergelar Ratu Ayu atau Dewi
Kencana Wungu dia menikah dengan Damar Wulan yang bergelar prabu brakusuma.
Kemudian dia digulingkan oleh adik laki laki Kencana Wungu yang bernama Hayam
Wuruk atau Prabu Partawijaya setelah menjadi raja bergelar prabu brawijaya
II kemudian digantikan oleh Raden Lêmbu Amisani bergelar Prabu Brawijaya
III kemudian digantikan oleh Raden Bratanjung bergelar Prabu Brawijaya
IV kemudian digantikan oleh Raden Alit atau Prabu Angkawijaya
setelah jadi raja bergelar Prabu Brawijaya V. Kemudian digulingkan oleh
putranya yang bernama Raden Patah dari demak. nah ketemu sekarang jadi asal-usul nama Prabu
Brawijaya V itu bersumber dari sumber sumber tradisional yang ditulis oleh
pujanggaera era Jawa baru dimasa kerajaan Mataram islam seperti Babad Tanah
Jawi, Pustaka Raja, Serat Babad Majapahit dll. bukan bersumber dari temuan Purbakala.
Jadi intinya Brawijaya 1,2,3,4, dan 5 itu tidak nyambung dengan silsilah raden
wijaya dari dinasti rajasa. Atau dinasti Majapahit yang asli. Ini hanya
karangan pujangga mataram islam untuk melegitimsi bahwa kerajaan mataram adalah
penerus kerajaan majapahit yang mana waktu itu sejarah Majapahit memang sudah
terkubur. prasasti maupun lontar nagara kerta gama atau pararaton juga belum
ditemukan. Dan cerita yang mengatakan majapahit diserang oleh demak yang
dipimpin oleh raden patah itu berasal dari sumber sastra jawa baru ini, bukan
dari temuan purbakala.
Ada juga sejarawan yang ngotot berusaha mencocok cocokan silsilah prabu
brawijaya 5 dengan raden wijaya seperti yang dilakukan oleh solikin salam. Akan
tetapi ini malah membat rancu karena dua silsilah ini sangat berbeda, kalo
bahasa kerennya dua silsilah diatas itu seperti dua inivers yang berbeda yang
berjalan sendiri sendiri kalo dipaksakan jadi satu malah rancu. Contoh
kerancuannya begini: sejarawan tadi mengatakan bahwa kerta wijaya adalah
Brawijaya 1, kemudian Wijaya Kumara adalah brawijaya 2, Suryawikrama
adalah brawijaya 3, Suraprabahwa adalah brawijaya 4 dst…lalu Prabu
Brakumara siapa ? Prabu bratana siapa ? semisal Prabu Bratana adalah Raden
Wijaya, kemudian Prabu Brakumara adalah Jaya Negara, Lalu Tribuwana tungga Dewi
siapa,? Hayam Wuruk siapa? Wikrama Wardhana siapa? Oleh karenanya dari pada
digabungkan atau dihubung hubungkan mending jalan sendiri sendiri. Yang satu
jalurnya arkeologi dan bisa dinikmati sebagai peristiwa sejarah, sedangkan yang
satu jalurnya sastra tradisional dan hanya bisa dinikmati sebagai karya sastra
saja bukan peristiwa sejarah yang nyata. karena ceritanya maupun silsilahnya
sangat beda sekali. Walaupun ada nama yang kembar yaitu hayam wuruk tapi
ceritanya sangat berbeda.
Ingat silsilah versi sastra jawa baru ini bukan kisah nyata, akan
tetapi hanya karya sastra saja yang tujuan awalnya ditulis hanya untuk
melegitimasi atau mengukuhkan bahwa raja raja mataram adalah keturunan raja
raja majapahit, sedangkan raja raja majapahit adalah keturunan raja raja
padjajaran, kemudian raja raja padjajaran keturunan dari raja raja Jenggala,
raja raja Jenggala keturunan dari raja raja pengging, raja raja pengging
keturunan dari raja raja kadiri, raja raja kadiri adalah keturunan dari para
pandhawa.
SILSILAH RAJA-RAJA MAJAPAHIT
DARI SUMBER TRADISIONAL
|
|
|
|
|
|
|
|
Raden Tanduran Jaka Sêsuruh |
|
|
|
|
|
Raden Anom |
|
|
|
|
|
Raden Adaningkung |
|
|
|
|
Dewi Subasiti / Ratu Ayu (kêncana wungu) + Damar Wulan (Prabu Brakusuma) |
Raden Hayam Wuruk Prabu Partawijaya |
|
|
|
|
|
Raden Lêmbu Amisani |
|
|
|
|
|
Raden Bratanjung |
|
|
|
Raden Alit |
|
Raden Alit Prabu Angkawijaya (Prabu Brawijaya V) |
|
|
|
|
Raden Patah |
Bondan kêjawan |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Panêmbahan Senapati |
|
|
Post a Comment