![](https://www.blogger.com/img/transparent.gif)
Daftar isi
5. ARTI NAMA-NAMA TEMPAT DALAM SUMPAH PALAPA
PENDAHULUAN
Pada
tanggal 8 juli tahun 1976 M indonesia berhasil meluncurkan satlit pertamanya
yang diberi nama palapa A1. Dalam proyek ini, Indonesia bekerjasama dengan
perusahaan asal amerika serikat yang bernama HUGHES SPACE & COMMUNICATIONS,
yang kemudian hari namanya berubah menjadi BOEING.
Hadirnya
satelit Palapa ini adalah gagasan besar Presiden RI ke-2 yakni Presiden
Soeharto. Dikisahkan pada saat itu Pak Harto memikirkan bagaimana caranya menyambungkan
komunikasi di Indonesia yang begitu luas wilayahnya, yang terpisah-pisah oleh
pulau-pulau dan lautan. Sebab Pentingnya kecepatan komunikasi sangat diperlukan
demi mempercepat pembangunan di Indonesia, karena Tanpa komunikasi yang cepat,
impian Indonesia untuk maju sejajar dengan bangsa lainnya hanya akan jadi impian
belaka.
Setelah Indonesia berhasil meluncurkan satlit pertamanya, kemudian pada 10 Maret 1977 M, indonesia juga berhasil meluncurkan satelit keduanya yang diberi nama Palapa A2. Kemudian disusul peluncuran satlit-satlit berikutnya hingga totalnya berjumlah 11 satlit yang semuanya diberi nama palapa. Tapi mengapa semuanya diberi nama palapa…?
nama palapa ini ada kaitanya dengan sejarah Indonesia dimasa lalu. Nama palapa ini diambil dari nama sumpah palapa yang pernah diucapkan oleh gajah mada, ketika diangkat menjadi mahapatih amangkubumi kerajaan majapahit dan Inilah tema video kita kali ini,,,, gajah mada.
1. PROFIL SINGKAT
Gajah Mada adalah seorang panglima perang besar dan seorang tokoh yang sangat berpengaruh pada zaman kerajaan Majapahit. Beliau juga menjabat sebagai Mahapatih, Mahapatih adalah jabatan tertinggi setelah Raja, Jabatan ini setingkat dengan jabatan Perdana Menteri dizaman sekarang.
Tidak ada sumber sejarah yang otentik yang bisa
dipertanggung jawabkan secara ilmiyah tentang asal usul dan kelahiran gajah
mada, yang ada hanya cerita-cerita rakyat dan mitos-mitos yang tidak jelas yang
tidak bisa dipertanggung jawabkan kevalidannya.
Yang jelas namanya mulai dikenal ketika dia bekerja
diistana majapahit pada tahun 1313 M sebagai bekel, Bekel adalah jabatan kelas rendah di
satuan tentaraan majapahit pada masa itu, kalau zaman sekarang setingkat
komandan yang mengepalai pasukan kecil.
Kemudian menjadi kepala pasukan pengawal raja yang
disebut Bayangkara. Karirnya semakin naik saat beliau berhasil menyelamatkan
raja Sri Jayanagara dari pemberontakan Ra kuti. Gajah mada berhasil
menyelamatkan sang raja dengan cara menyembunyikan sang raja dan kerabatnya ke
desa Badander kemudian beliau pergi ke majapahit dan berhasil memadamkan
pemberontakan tersebut.
Sebagai balas jasa, raja Sri Jayanagara mengangkat Gajah
Mada menjadi patih di Kahuripan pada tahun 1319 M. Dua tahun kemudian, dia
menggantikan Arya Tilam sebagai patih di Daha / Kediri. Pada titik ini gajah
mada telah masuk ke jajaran elit petinggi istana majapahit. Gajah Mada
digambarkan sebagai "seorang yang mengesankan, berbicara dengan tajam atau
tegas, jujur dan tulus ikhlas serta berpikiran sehat".
Kemudian pada tahun 1334 M, gajah mada yang dibantu Ra Kembar dan Ratu Tribuwana Tungga Dewi, berhasil menumpas pemberontakan keta dan sadeng. kemudian gajah mada diangkat menjadi mahapatih (perdana mentri) menggantikan mahapatih sebelumnya yakni arya tadah (Mpu Krewes). Pada saat gajah mada diangkat menjadi mahapatih dia mengucapkan sumpah yang sangat terkenal bahkan hingga sekarang. Sumpah tersebut adalah sumpah palapa.
Kata "Gajah" mengacu kepada hewan besar yang
mepunyai gading dan belalai yang disegani hewan lainnya, dalam mitologi Hindu
dipercaya sebagai wahana atau tunggangan dewa Indra. Gajah juga dihubungkan
dengan Ganesa, dewa berkepala gajah berbadan manusia, putra dewa Siwa dan dewi
Parwati. Adapun kata "Mada" dalam bahasa Jawa kuno artinya mabuk,
maka bisa dibayangkan jika ada seekor gajah yang sedang mabuk, ia akan berjalan
seenaknya sendiri, beringas, liar, menerabas segala rintangan. Maka apabila
dihubungkan dengan tokoh Gajah Mada yang sedang kita bahas, nama ini dapat
ditafsirkan dalam makna yaitu:
1). Ia menganggap dirinya sebagai wahana raja, pelaksana
perintah-perintah raja, sebagaimana gajah Airawata menjadi wahana dewa Indra.
2). Ia adalah orang yang seakan-akan mabuk dan beringas apabila menghadapi berbagai rintangan yang akan menghambat kemajuan kerajaan.
Kalau
kita buka google dan ketik kata gajah mada kemudian kusor kita arahkan ke
gambar, maka yang tampak adalah foto foto ini. Apakah seperti ini gambaran
sosok gajah mada ..? tentu saja ini hanya gambar imajinasi. Ceritanya berawal di
tahun 1940-an M, Pada suatu hari Mohammad Yamin mengunjungi situs Trowulan
untuk melihat lokasi bekas-bekas kerajaan Majapahit. Kemudian Ia menemukan
pecahan celengan dari tanah liat berupa wajah seorang pria berwajah gempal dan
berambut ikal. Berdasarkan raut wajah celengan itu, dia kemudian menafsirkan
seperti itulah wajah Gajah Mada sang pemersatu Nusantara. Mohammad Yamin
kemudian meminta seorang seniman yang bernama Henk Ngantung untuk membuat
lukisan yang mirip dengan celengan tersebut. Hasil lukisan itu lalu dipampang sebagai
sampul muka buku karya Yamin yang berjudul "Gajah Mada: Pahlawan Persatuan
Nusantara", terbit pertama kali tahun 1945. Gambaran fisik gajah mada
versi yamin ini telah mendapat banyak kritikan, karena tidak mungkin tokoh
sebesar gajah mada sosoknya dipampangkan di celengan. Hal semacam itu adalah
penghinaan karena para pemuka negara pada zaman Hindu Buddha termasuk
Majapahit, biasanya sosoknya diarcakan. kemudian arca atau patung tersebut disimpan
ditempat yang suci seperti candi.
Lalu seperti apa sosok perawakan gajah mada yang asli. Sosok perawakan gajah mada yang asli terdapat di Arca brajanata / patung brajanata yang sekarang tersimpan dimusium nasional. Dalam arca tersebut sosok gajah mada digambarkan berbadan tegap, kumis melintang, rambut ikal berombak, di bagian puncak kepala terdapat ikatan rambut dengan pita membentuk seperti topi tekes. Ia mengenakan busana dan perhiasan gelang dan kelat lengan atas berupa ular sebagaimana Bima.
Ketika pengangkatannya sebagai Mahapatih Amangkubhumi
pada tahun 1258 Saka atau 1334 M, Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa yang isinya
ia tidak akan menikmati palapa atau rempah-rempah (yang diartikan kenikmatan
duniawi) sebelum ia berhasil menaklukkan Nusantara. Sumpah ini tercatat dalam
kitab Pararaton dengan menggunakan bahasa Jawa Pertengahan yang berbunyi
sebagai berikut:
“Sira Gajah Mada pepatih amungkubumi tan ayun amukti
palapa, sira Gajah Mada: Lamun huwus kalah nusantara ingsun amukti palapa, lamun
kalah ring Gurun, ring Seram, Tañjungpura, ring Haru, ring Pahang, Dompu, ring
Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana ingsun amukti palapa”
Artinya : “Ia, Gajah Mada sebagai patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa, Gajah Mada berkata bahwa bila telah mengalahkan (menguasai) Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa, bila telah mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang Tumasik. demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa”
5. ARTI NAMA-NAMA TEMPAT DALAM
SUMPAH PALAPA
Berikut arti nama-nama tempat yang dimaksud dalam Sumpah
Palapa
Gurun = Kerajaan Gurun, terletak di Pulau Lombok, Nusa
Tenggara Barat
Seram = Kerajaan Seran, terletak di Kecamatan Seteluk,
Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat
Tanjung Pura = Kerajaan Tanjungpura, terletak di
Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat
Haru = Kerajaan Aru, terletak di Kabupaten Karo, Sumatra
Utara
Pahang = Pahang, sekarang masuk wilayah Malaysia
Dompo = Kerajaan Dompo, terletak Kabupaten Dompo, Nusa
Tenggara Barat
Bali = Pulau Bali
Sunda = Kerajaan Sunda
Palembang = Palembang atau Sriwijaya
Tumasik = sekarang Singapura
Menurut sejarawan Slamet Muljana dalam bukunya Tafsir
Sejarah Nagarakretagama, sumpah Gajah Mada itu menggemparkan Para petinggi
kerajaan maja pahit seperti Ra Kembar, Ra Banyak, Jabung Tarewes, dan Lembu
Peteng. Mereka merespons dengan negatif sumpah gajah mada tersebut. Tindakan
mereka membuat Gajah Mada marah, kemudian Gajah Mada meninggalkan aula pertemuan tersebut dan pergi
menghadap Ratu Tribhuana Tunggadewi untuk meminta restu.
Setelah mendapat restu dari sang Ratu, Gajah Mada benar-benar
menepati sumpahnya tersebut, yakni melancarkan program politik menyatukan
Nusantara dibawah majapahit selama 21 tahun, antara tahun 1336 sampai 1357.
Setelah persiapan 3 tahun lamanya, Gajah Mada Dibantu
oleh Laksamana Nala memulai kampanye menyatukan nusantara, dengan menggunakan
pasukan laut ke daerah Swarnnabhumi (Sumatra) pada tahun 1339 M. kemudian pulau
Bintan, Tumasik (atau Singapura), Semenanjung Malaya/Malaysia, kemudian pada
tahun 1343 M bersama dengan Arya Damar menaklukan Bedahulu (di Bali), kemudian
menaklukan Lombok dan sejumlah negeri di Kalimantan seperti Kapuas, Katingan,
Sampit, Kotalingga (Tanjunglingga), Kotawaringin, Sambas, Lawai, Kendawangan,
Landak, Samadang, Tirem, Sedu, Brunei, Kalka, Saludung, Sulu, Pasir, Barito,
Sawaku, Tabalung, Tanjungkutei, dan Malano.
Ketika Prabu Hayam Wuruk (1350–1389 M) mulai berkuasa menggantikan ibunya yakni Ratu Tribhuwana tunggadewi, Gajah Mada terus melakukan penaklukan ke wilayah timur sampai tahun 1357 M seperti Logajah, Gurun, Sukun, Taliwung, Sapi, Gunungapi, Seram, Hutankadali, Sasak, Bantayan, Luwu, Buton, Banggai, Kunir, Galiyan, Salayar, Sumba, Muar (Saparua), Solor, Bima, Wandan (Banda), Ambon, Wanin, Seran, Timor, dan Dompo.
Terdapat dua wilayah di Pulau Jawa yang terbebas dari
invasi Majapahit yakni Pulau Madura dan Kerajaan Sunda, kenapa kedua daerah ini
sejak awal tidak ditaklukan oleh gajah mada …? Padahalkan lokasinya lebih dekat
jika dibanding kerajaan lain dinusantara. Jawabannya adalah karena kedua
wilayah ini mempunyai keterkaitan erat dengan Nararya Sanggramawijaya selaku
pendiri Kerajaan Majapahit. Raden wijaya sang pendiri kerajaan majapahit adalah
masih keturunan raja sunda galuh, Makanya para bangsawan majapahit tidak
merestui gajah mada untuk menaklukan kerajaan tersebut karena merasa sungkan.
Sedangkan majapahit tidak menaklukan pulau Madura adalah karena dahulu raden wijaya pernah dibantu berkali-kali oleh arya wiraraja dari madura. Ketika raden wijaya dikejar-kejar tentara gelang gelang pimpinan raja jaya katwang, arya wirarajalah yang membantu, kemudian ketika raden wijaya mendirikan pemukiman dihutan tarik yang kemudian hari menjadi ibukota majapahit arya wiraraja lah yang menyarankannya, kemudian ketika raden wijaya memanfaatkan tentara mongol untuk menyerang raja jaya katwang selaku raja gelang gelang juga atas saran arya wiraraja, dan terakhir yang mengsponsori berdirinya kerajaan majapahit juga atas bantuan arya wiraraja. Maka atas pertimbangan semua ini para kerabat raja tidak menyarankan gajah mada menyerang Madura. Akan tetapi ini hanya sebatas pendapat saja.
Dalam Kidung Sunda diceritakan bahwa Perang Bubat (1357 M) bermula saat Prabu Hayam Wuruk hendak menikahi Dyah Pitaloka Citraresmi putri raja Sunda sebagai permaisuri. Lamaran Prabu Hayam Wuruk diterima pihak Kerajaan Sunda, dan rombongan besar Kerajaan Sunda datang ke Majapahit untuk melangsungkan pernikahan agung tersebut. Sementara Gajah Mada yang menginginkan kerajaan Sunda takluk kepada kekuasaan majapahit, demi melengkapi sumpahnya, dia memaksa rombongan kerajaan sunda untuk menyerahkan putri Dyah Pitaloka sebagai persembahan kepada majapahit, bukan sebagai permaisuri. Karena kalau sebagai permaisuri, jatuhnya kan kerajaan sunda setara dengan majapahit karena setatusnya menjadi besan. Rombongan kerajaan sunda tentu saja menolak keinginan gajah mada tersebut dan Akibat penolakan tadi, terjadilah pertempuran yang tidak seimbang antara pasukan Majapahit dan rombongan Sunda di Bubat; yang saat itu menjadi tempat penginapan rombongan rombongan kerajaan Sunda. Putri Dyah Pitaloka bunuh diri setelah ayah dan seluruh rombongannya gugur dalam pertempuran ini. Akibat peristiwa itu langkah-langkah diplomasi prabu Hayam Wuruk pun gagal dan Gajah Mada dinonaktifkan dari jabatannya karena dipandang lebih mementingkan ambisinya dibanding menjaga nama baik majapahit.
Meski perannya di Kerajaan Majapahit begitu melegenda, akan
tetapi kematian Gajah Mada hingga kini masih menjadi misteri. ada berbagai
sumber yang menjelaskan akhir riwayat hidup Gajah Mada, diantaranya yaitu :
1). versi nagarakertagama.
Kakawin Nagarakertagama yang mengisahkan akhir hidup
Gajah Mada dengan kematiannya yang wajar pada tahun 1286 Saka atau 1364 M. Hal
ini sebagaimana dengan bunyi Kakawin Nagarakertagama pupuh 70 bait 1–3.
2). versi certa rakyat Jawa Timur
Dari cerita-cerita rakyat Jawa Timur, Gajah Mada
dikisahkan menarik diri dari kehidupan duniawi setelah Peristiwa Bubat. beliau
memilih menjadi pertapa di Madakaripura di pedalaman Probolinggo selatan,
wilayah kaki pegunungan Bromo. Di wilayah Probolinggo ini terdapat air terjun
bernama Madakaripura. Di balik air terjun itu terdapat deretan ceruk dan satu
goa yang cukup menjorok kedalam dan dipercayai dahulu Gajah Mada menjadi
pertapa disitu hingga akhir hayatnya.
3). kidung sunda
Adapun Kidung Sunda menyebutkan bahwa Gajah Mada tidak meninggal. Kidung ini memjelaskan bahwa Gajah Mada moksa dalam pakaian kebesaran bagaikan Dewa Visnu.
1). Pada masa awal kemerdekaan, para pemimpin Indonesia seperti
Sukarno dan Mohammad Yamin menjadikan sumpah Gajah sebagai inspirasi untuk
menyatukan bangsa ini walaupun wilayahnya sangat luas dan budayanya
berbeda-beda. Artinya Gajah Mada menjadi inspirasi bagi gerakan revolusi
nasional Indonesia dalam usaha kemerdekaannya dari penjajahan Belanda dan
jepang.
2). Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta adalah
universitas negeri yang dinamakan menurut namanya.
3). Satelit telekomunikasi Indonesia yang pertama
dinamakan Satelit Palapa, yang melambangkan perannya sebagai pemersatu komunikasi
rakyat Indonesia.
4). Banyak kota di Indonesia memiliki jalan yang bernama
Gajah Mada, namun tidak dengan kota-kota di Jawa Barat. Mungkin karena pristiwa
bubat dimasa lalu masih membekas dan membuat trauma sebagian masarakat jawa
barat terhadap sosok gajah mada hingga masa kita sekarang.
Post a Comment