Top News

Setiap satu kesusahan terdapat dua kemudahan


 

Saya yakin kita semua punya masalah sendiri-sendiri yang beragam, baik itu masalah yang kecil, masalah yang sedang, sampai masalah yang besar. bahkan ada yang sampai bunuh diri gara-gara tidak kuat menanggung masalah tersebut. Dan anehnya banyak kasus bunuh diri justru dilakukan oleh orang-orang yang menurut kita hidupnya sangat bahagia contohnya seperti artis-artis corea.

Kita sebagai muslim percaya bahwa semua kesulitan dan kepahitan hidup yang kita alami adalah ujian dari allah SWT untuk menguji seberapa kuat iman kita. Sederhananya adalah kalau kita sabar, maka kita lulus ujian dan mendapat pahala yang besar. sedangkan kalau kita tidak sabar, maka kita tidak lulus ujian, dan kualitas keimanan kita pun hanya segitu doang.


 Orang islam ketika mendapat cobaan yang sangat berat biasanya membaca ayat ke-5 dan ke-6 surat asy-syarah untuk menenangkaan hati agar lebih sabar lagi. Ayat tersebut bunyinya adalah :

فَاِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۙ (٥) اِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۗ (٦)

Artinya :

5. Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan,

6. sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan.

Intinya ayat tersebut mengatakan bahwa setiap kali kita mengalami kesulitan hidup, pasti dibarengi dengan kemudahan atau sesudah kesulitan tersebut berlalu pasti datang kemudahan. Artinya imbang antara kesulitan dan kemudahan. Terjemahan seperti ini tidak 100 % benar, juga tidak mutlak salah, akan tetapi kurang tepat. Sebab tidak sesuai dengan kaidah dan sastra arab. Lalu bagaimana terjemahan atau arti yang tepat ?. terjemahan yang tepat adalah begini,

Dalam kaidah balaghoh atau sastra arab terdapat kaidah yang berbunyi seperti ini:

 

إذا أتت نكــــــــــــــــــــــــــرة مكــــــــــــــــــــــــــررة     *        ثم من القواعــــــــــــــــــــــد المشتهـــــــــــــــــرة

توافــــــــــــــــــق كـــــــــــذا المعرفــــــــــــــــــــــــــــــان   *        تغــــــــــــايرا وإن يعــــــــــــرف ثانــــــــــــــــــــــــي

لـــن يغلب اليسريــــــــــــن عســــــــــــــر أبد      *        شــــــــــــــاهدها الذي روين مسنـــــــــــــــــــــدا

وقــــــــــــــال ذي قاعــــــــــــدة مستشكلـــــة      *        ونقض السبكي ذي بأمثلــــــــــــــــــــــــــــــــة

Penjelasan sederhana dari kaidah tadi adalah sebagai berikut: Oh iya Untuk teman teman yang masih awam dalam bahasa arab, sebelum membahas kaidah tadi, ada dua istilah dalam bahasa arab yang perlu diketahui terlebih dahulu. Pertama dalam bahasa arab ada yang namanya isim makrifat, yaitu sebuah kata dalam bahasa arab yang maknanya khusus atau tertentu, ciri-cirinya biasanya terdapat Alif dan Lam atau Al (ال) yang menempel pada kata tersebut. kebalikannya adalah isim nakiroh yaitu sebuah kata dalam bahasa arab yang maknanya masih umum, ciri-cirinya biasanya tidak terdapat Alif dan Lam atau Al (ال) yang menempel pada kata tersebut.

Contoh :

Isim makrifat (maknanya khusus)

artinya

Isim nakiroh (maknanya umum)

artinya

الباب

Pintu itu

باب

Pintu

المدرسة

Sekolah itu

مدرسة

Sekolah

الفصل

Kelas itu

فصل

Kelas

المدرس

Guru itu

مدرس

Guru

 

Nah sekarang kita bahas kaidah balaghoh tadi agar kita paham makna sebenarnya ayat ke 5 dan ke 6 surat asy-syarah. Penjelasan sederhana dari kaidah balaghoh tadi adalah sebagai berikut:

·         jika ada dua kalimat isim yang diulang-ulang atau disebutkan dua kali dan kedua duanya berbentuk nakiroh maka antara isim yang pertama dan yang kedua hakikatnya berbeda.

·         Kemudian jika kalimat isim yang diulang-ulang tersebut atau yang disebutkan dua kali tersebut, kedua duanya berbentuk makrifat, atau isim yang pertama berbentuk nakiroh dan isim yang kedua berbentuk makrifat maka isim yang pertama dan isim yang kedua hakikat yang sama.

Masih bingung ? sekarang kita lihat kembali ayat 5 dan 6 surat asy-syarah sebelumnya. Pada ayat ke 5 dan ayat ke 6 surat asy-syarah terdapat kata (الْعُسْرِ) yang artinya adalah kesulitan atau cobaan, kata ini berbentuk isim makrifat, tanda makrifatnya ada alnya (ال). Kata ini. diulang-ulang atau disebutkan dua kali yakni pada ayat ke 5 dan ke 6, maka sesuai dengan kaidah tadi hakikatnya adalah sama. Artinya (الْعُسْرِ) atau kesulitan yang terdapat pada ayat ke 5 dan ayat ke 6 adalah kesulitan yang sama, artinya jumlahnya Cuma satu kesulitan saja.

Berbeda dengan kata (يُسْرًا) yang artinya adalah kemudahan yang terdapat pada ayat ke 5 dan ke 6 surat asy-syarah tersebut. kata (يُسْرًا) atau kemudahan ini berbentuk isim nakiroh tanda nakirohnya tidak ada al (ال) nya. Kata ini diulang-ulang atau disebutkan dua kali yakni pada ayat ke ke 5 dan ke 6, maka sesuai dengan kaidah tadi hakikatnya adalah berbeda. Artinya kata (يُسْرًا) yang maknanya adalah kemudahan yang terdapat pada ayat ke 5 dan (يُسْرًا) yang terdapat pada ayat ke 6 nya hakikatnya adalah dua hal yan berbeda artinya jumlahnya ada dua kemudahan, kemudahan pada ayat ke 5 ditambah kemudahan diayat ke enam maka sama dengan dua kemudahan. Maka Kesimpulannya makna dari ayat: فَاِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۙ (٥) اِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۗ (٦)

yang benar adalah sesungguhnya beserta satu kesulitan, disitu ada dua kemudahan.

Imam Malik ra. meriwayatkan bahwa Abu ‘Ubaidah Ibn al-Jarrah salah seorang sahabat Nabi Muhammad saw. yang memimpin pasukan Islam menghadapi Romawi pada masa pemerintahan kholifah ‘Umar Ibn al-Khaththab, suatu ketika beliau menyurati khalifah ‘Umar ra., sambil menggambarkan kekhawatirannya menghadapi kesulitan melawan pasukan Romawi, maka jawaban yang diterimanya dari kholifah ‘Umar Ibn al-Khaththab, adalah: “Bila seorang mukmin ditimpa suatu kesulitan, niscaya Allah akan menjadikan sesudah kesulitan itu kemudahan karena sesungguhnya satu kesulitan tidak akan mampu mengalahkan dua kemudahan. (لـــن يغلب اليسريــــــــــــن عســــــــــــــر أبد)




Post a Comment

Previous Post Next Post