Top News

Dendam Ratu Kalinyamat dan naiknya Jaka Tingkir menjadi Raja

Daftar isi

 

PENDAHULUAN.. 1

BAB 1│ DELIK ADUAN.. 2

BAB 2 │ PELARIAN.. 3

BAB 3 │BERTAPA TELANJANG DAN MENGIKRARKAN SUMPAH.. 4

BAB 4│PERUNDINGAN DAN KESEPAKATAN.. 7

BAB 5│SAYEMBARA.. 11

BAB 6│SENJATA MAKAN TUAN.. 13

BAB 7│AKHIR PERTAPAAN.. 17

 

 

PENDAHULUAN

Pada tulisan yang lalu yang ini saya sudah pernah bercerita tentang ratu kalinyamat mulai dari asal usulnya, keterlibatannya dalam perebutan tahta kesultanan demak, perseteruanya dengan arya penangsang, sampai akhirnya beliau menjadi penguasa tunggal dijepara dan berperang melawan portugis di malaka. maka pada tulisan kali ini saya akan bercerita tentang balas dendamnya kepada arya penangsang dan naiknya jaka tingkir menjadi sultan pajang. Akan tetapi sekedar mengingatkan bahwa cerita kali ini bersumber dari cerita rakyat dan buku-buku babad seperti babad tanah jawa, babad demak dan babad Cirebon yang kebenaranya sangat diragukan alias tidak valid atau tidak bisa dipertanggung jawabkan. Buku babad Kalau dalam ilmu hadits setara dengan hadits dha’if atau hadits lemah. Agar tidak terlalu lama langsung saja simak jalan ceritanya.


 Ã˜  Simak juga penjelasan Materi tulisan ini versi youtube



BAB 1│ DELIK ADUAN

Setelah terbunhnya sunan prawoto raja demak keempat dan juga merupakan kakak dari ratu kalinyamat, ratu kalinyamat bersama suaminya pergi menemui sunan kudus untuk meminta penjelasan prihal penyebab kematian kakaknya tersebut. Sebab Ratu Kalinyamat menemukan keris Kyai Betok menancap pada mayat kakaknya itu. Keris kyai betook adalah keris milik arya penangsang yang merupakan murid dari sunan kudus. Nah dari bukti eris tersebut kecurigaan langsung mengarah kepada arya penangsang. untuk memastikan kecurigaan tersebut, makanya ratu kalinyamat dan suaminya mendatangi sunan kudus untuk memastikan kebenaranya. Akan tetapi jawaban dari sunan kudus tidak bisa diterima oleh mereka berdua. Jawaban dari sunan kudus seperti ini : “Sunan Kudus menjelaskan semasa muda Sunan Prawata pernah membunuh ayah Arya Penangsang yang bernama Pangeran Surowiyoto atau raden kikin alias Pangeran Sekar Seda ing Lepen. jadi wajar kalau ia sekarang mendapat balasan yang setimpal.”

 

  • Ø  Tonton juga tema terkait


BAB 2 │ PELARIAN  

Setelah Ratu Kalinyamat dan suaminya mendengar jawaban sunan kudus tersebut, mereka berdua sangat kecewa, mereka berdua kemudian memutuskan untuk langsung pulang ke Jepara. Akan tetapi ditengah perjalanan, mereka berdua dikejar oleh anak buah Arya Penangsang dan terjadilah pertempuran. dalam pertempuran tersebut Pangeran Kalinyamat meninggal dunia seperti yang sudah pernah saya ceritakan disini. Akan tetapi untungnya ratu kalinyamat berhasil selamat. Konon ia sempat merambat atau ngesot ditanah dengan sisa-sisa tenaganya, sehingga kemudian hari oleh penduduk sekitar, daerah tempat meninggalnya Pangeran Kalinyamat disebut desa Prambatan.

Selanjutnya, dengan membawa jenazah suaminya, Ratu Kalinyamat meneruskan pelarian hingga sampai disebuah sungai, dan darah yang berasal dari jenazah suaminya menetes kesungai tersebut dan menjadikan air sungai tersebut berwarna ungu, dan kemudian hari daerah tersebut dikenal oleh penduduk sekitar dengan nama Kaliwungu. Kemudian pelarian ratu kalinyamat dilanjutkan kearah barat, hingga melewati daerah Pringtulis dalam kondisi lelah dan berjalan sempoyongan (moyang-moyong) kemudian hari oleh penduduk sekitar daerah tersebut dikenal dengan nama desa Mayong. Kemudia melewati daerah Purwogondo, kemudian melewati daerah Pecangaan dan sampai dimantingan.

 

  • Ø  Baca juga tema terkait
 https://penasejarah92.blogspot.com/2022/11/ratu-kalinyamat-ratu-jawa-yang-sangat.html

BAB 3 │BERTAPA TELANJANG DAN MENGIKRARKAN SUMPAH

Setelah Ratu Kalinyamat berhasil meloloskan diri dari peristiwa pembunuhan itu. Beliau  kemudian melakukan ritual tapa wuda' atau bertapa telanjang di Gunung Danaraja. Dalam pertapaan tersebut, beliau menggunakan rambutnya yang panjang terurai nan lebat sebagai penutup auratnya. beliau bahkan bersumpah tidak akan menghentikan laku bertapanya, apabila belum bisa keramas (mencuci rambut) dengan darah Arya Penangsang dan menggunakan jambul (rambut/mahkota) Arya Penangsang sebagai keset kakinya. Ini mengingatkan kita kepada kisah dalam mahabarata dimana drupadi yang ditelanjangi oleh dursasana bersumpah akan keramas dengan darah dursasana. Kembali kecerita tadi, sumpah ratu kalinyamat dalam bahasa jawa seperti ini : "Ora pisan-pisan ingsun jengkar saka tapa ingsun, yen durung iso kramas getihe lan keset jambule Arya Penangsang!" Demikian sumpah Ratu Kalinyamat.

Ada berbagai macam penafsiran tentang laku 'tapa wuda' alias bertapa telanjang yang dijalani Ratu Kalinyamat tersebut. Sebagian sejarawan menafsirkan sebagaimana apa adanya yakni ratu kalinyamat benar-benar bertapa dengan bertelanjang  tanpa busana, sebab orang jawa dimasa lalu jika menginginkan sesuatu atau hajat tertentu, mereka biasanya memang suka melakukan  tirakat yang unik-unik seperti tapa ngeluwang yaitu bertapa dengan mengubur badan didalam tanah, tapa ngalong yaitu bertapa dengan menggantungkan badan dipohon dalam posisi badan terbalik seperti kelelawar, tapa kumkum yaitu bertapa dengan merendam badan disungai yang mengalir atau air terjun, tapa jejeg yaitu bertapa dengan duduk bersila sebagaimana yang kita kenal dll.

Sebagian sejarawan lain banyak yang meragukan jika Ratu Kalinyamat benar-benar bertapa telanjang tanpa busana. Apalagi beliau adalah putri keraton dan istri seorang ulama, sehingga sangat mustahil jika beliau membuka aurat. ada sebagian sejarawan yang menafsirkan bahwa 'tapa wuda' atau bertapa telanjang yang dijalani oleh ratu kalinyamat hanyalah bahasa kiasan yang dalam tradisi masyarakat jawa kuno dinamakan ungkapan sanepo. Jadi Sang Ratu tidak benar-benar telanjang bulat, tetapi maknanya adalah sang ratu meninggalkan singgasana keraton, menanggalkan semua atribut kerajaan, kemudian berpakaian layaknya rakyat biasa dan berbaur dengan masyarakat desa seperti rakyat jelata pada umumnya.

Dari dua penafsiran yang berseberangan tersebut, kita tidak tau entah apa yang sebenarnya terjadi di masa itu, karena tidak ada data yang pasti untuk mengonfirmasi kejadian tersebut. Tapi Yang jelas di Dukuh Sonder, Desa Tulakan, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara, terdapat Pertapaan Sonder, yang dipercaya sebagai petilasan Ratu Kalinyamat. Tempat tersebut berupa bebatuan yang tertata rapi dan disekelilingnya terdapat mata air. konon Di lokasi itulah Ratu Kalinyamat menjalani laku 'tapa wuda' tersebut. Bahkan Pada waktu-waktu tertentu, seperti malam Jum’at Wage, tempat itu ramai didatangi para peziarah yang kebanyakan perempuan. Mereka biasanya menyucikan diri dengan mandi dan berwudu di sungai kecil di sekitar petilasan tersebut, bahkan ada yang sampai bertapa selama 40 hari yang tujuannya untuk memohon berkah kepada Sang Kuasa, dan agar bisa menjadi cantik alami seperti Ratu Kalinyamat.

 

BAB 4│PERUNDINGAN DAN KESEPAKATAN

Kita flash backs sebentar. Pada tahun 1549 M Arya Penangsang membunuh sunan prawoto yang merupakan raja demak keempat sekaligus sepupunya sendiri, Arya penagsang membunuh sepupunya dengan menyuruh anak buahnya yang bernama rangkud yang dibekali sebuah keris bernama Keris kyai betook. Setelah sunan prawoto terbunuh, kemudian dia menjadi raja demak yang kelima dan berkedudukan dijipang. Motif pembunuhan ini sudah diceritakan pada episode yang lalu yaitu karena untuk membalas dendam kematian ayahnya. Sebab dahulu sunan prawoto membunuh ayahnya arya penangsang yang bernama raden kikin yang berjuluk Pangeran Sekar Seda ing Lepen artinya "Bunga yang gugur di sungai". karena tempat pembunuhan tersebut dipinggir sungai. Motif pembunuhan tersebut adalah agar ayah sunan prawoto yaitu pangeran trenggono menjadi raja demak menggantikan raden fatah. Sebab raden kikin maupun pangeran trenggono adalah kakak adik.

Jadi ceritanya setelah sultan fatah raja demak pertama meninggal dunia, yang seharusnya menggantikanya adalah pati unus, akan tetapi beliau gugur dimalaka ketika berperang melawan portugis, kemudian seharusnya yang menggantikan pati unus adalah adiknya yakni raden kikin, namun dia dibunuh sunan prawoto agar tahta jatuh ketangan ayahnya yakni pangeran trenggono sekaligus adik raden kikin sendiri. Nah karena kejadian dimasa lalu tersebutlah yang memicu dendam arya penangsang kepada sunan prawoto karena seharusnya ayahnya lah yang menjadi raja demak setelah raden fatah meninggal dunia. Setelah arya penangsah berhasil membunuh sunan prawoto dan pangeran kalinyamat, kemudian dia mengangkat dirinya sebagai sultan demak yang kelima dan berkedudukan dijipang. Akan tetapi dirinya belum tenang karena masih ada orang yang sewaktu-waktu bisa menggulingkan pemerintahannya. Orang tersebut adalah jaka tingkir atau adipati hadiwijaya. kenapa dirinya hawatir kepada jaka tingkir atau adipati hadiwijaya ? sebab hadiwijaya adalah menantu sultan trenggono. hadiwijaya menikahi puri sultan trenggono yang bernama ratu cempaka emas.

Maka sasaran arya penangsang selanjutnya adalah adipati hadiwijaya alias jaka tingkir. Arya penangsang mengirim dua pembunuh bayaran yang bernama kertajaya dan jagasatru untuk menghabisi jaka tingkir, namun sayangnya berkat kesaktian yang dimiliki oleh jaka tingkir, dua pembunuh bayaran tersebut berhasil dilumpuhkan dengan mudah dan disuruh kembali kemajikannya yakni arya penangsang. Sejak saat itu hubungan antara adipati hadiwijaya dan arya penangsang semakin memburuk. Untuk meredakan suasana maka sunan kali jaga selaku guru jaka tingkir dan sunan kudus selaku guru arya penangsang mencoba mendamaikan keduanya dengan mengundang jaka tingkir dan rombonganya kejipang untuk mediasi perdamaian. Nah disini ada cerita aneh yang lebih tepatnya adalah mitos bahwa konon dalam pertemuan tersebut sunan kudus menyipkan sebuh kursi yang sudah di beri rajah kala cakra yang apabila diduduki oleh jaka tingkir maka kesaktian jaka tingkir akan musnah, namun sayang sekali yang menduduki kursi tersebut adalah arya penangsang sendiri. jadi yang musnah adalah kesaktian arya penagsang. Namun ini adalah cerita rakyat yang sangat aneh dan 99 % sangat diragukan kebenaranya. Singkat cerita ketika suasana sudah menegang dan memanas dalam pertemuan tersebut, maka baik arya penangsang maupun jaka tingkir, keduanya sudah menghunuskan keris mereka masing masing. Arya penangsang sudah menghunus keris andalanya yakni keris kyai setan kober, dan hadiwijaya atau jaka tingkir sudah menghunus keris kyai crupuk. Melihat kejadian itu sunan kudus datang dan langsung melerai mereka berdua, merekapun berdamai untuk sementara waktu.

Kemudian rombongan jaka tingkirpun kembali kepajang sambil menyusun rencana. Ditengah perjalanan anak buahnya memberitahu bahwa retna kencana atau ratu kelinyamat sedang bertapa digunung dana raja menunggu kedatangannya. Anak buah tersebut juga menceritakan tentang sumpah ratu kalinyamat bahwa ratu kalinyamat akan terus bertapa dan baru akan mengakhiri pertapaanya jika sudah keramas dengan darah arya penangsang dan berkeset dengan kepala arya penangsang. Merasa mendapat sekutu,  Kemudian rombongan jaka tinggkir pun menemui ratu kalinyamat yang sedang bertapa digunung dana raja. Sesudah keduanya berdiskusi kemudian terjadilah kesepakantan yang isinya bahwa jika jaka tingkir berhasil membunuh arya penangsang maka tahta kerajaan demak akan diserahkan kepadanya, sedangkan ratu kalinyamat akan kembali ke jepara dan tunduk pada kekuasaan jaka tingkir atau hadiwijaya.

 

BAB 5│SAYEMBARA

Sesudah terjadi kesepakatan antara jaka tingkir dan ratu kalinyamat, maka segera dia menyusun rencana untuk menggulingkan arya penangsang yang sekarang setatusnya sebagai raja demak kelima. Jaka tingkir karena tidak mau berkonfrontasi langsung dengan arya penangsang karena sungkan sebab masih ada hubungan kerabat dan juga sengkan kepada gurunya yakni sunan kalijaga dan sunan kudus, maka kemudian dia mengumumkan sayembara bahwa barang siapa yang bisa memenggal kepala arya penagsang, maka akan mendapat hadiah berupa tanah pati dan alas mentaok (bumi mataram). Setelah pengumuman tersebut datanglah orang-orang terdekatnya yakni ki ageng pamanahan, ki penjewi,  ki juru martanai dan anaknya ki ageng pamanahan yang bernama danang sutawijaya. Keempat orang ini kemudian menghadap jaka tingkir dan mengatur siasat untuk membunuh arya penangsang. Jaka tingkir kemudian membekali danang sutawijaya anak ki ageng pamanahan yang juga sudah diangkat sebagai anak angkatnya sendiri dengan sebuah pusaka yang bernama tombak kyai plered.

 

BAB 6│SENJATA MAKAN TUAN

Dalam melaksanakan misi tersebut, Ki Juru Mertani menyeberangi sungai bengawan sore, kemudian dia memotong telinga seorang pekatik /perawat kudanya arya penangsang. Kemudian, dia  menulis surat yang dikalungkan dileher pekatik tersebut, yang berisi tantangan dari adipati hadiwijaya/jaka tingkir kepada Arya Penangsang untuk berduel. Arya Penangsang yang sedang  menyelesaikan ritual puasanya selama 40 hari, untuk memulihkan kesaktianya yang lenyap akibat menduduki kursi yang ada rajah kala cakra milik sunan kudus pun akhirnya terprovokasi dengan surat tantangan tersebut. Ia pun bergegas menunggangi kudanya yang bernama Gagak Rimang, ke arah sungai dengan kondisi tubuh yang belum fit diikuti oleh para prajuritnya. Arya penangsang dengan gagah berani menerima tantangan tersebut karena dirinya punya ilmu ajian tameng waja yang menjadikan dirinya kebal terhadap semua jenis senjata. Senjata setajam apapun dan sesakti apapun tidak akan bisa melukai tubuhnya. Akan tetapi dirinya punya dua kelemahan yang dimanfaatkan oleh musuh musuhnya yaitu sifat ceroboh dan temperamental yang dimilikinya, sifat ceroboh ini Nampak ketika dahulu sewaktu ingin menjebak jaka tingkir agar mau duduk dikursi yang sudah diberi rajah kala cakra oleh sunan kudus malah dirinya sendiri yang duduk dikursi tersebut hingga kesaktianyya hilang dan harus berpuasa 40 hari untuk mengembalikan kesaktianya tersebut. Dan kali ini para penantangnya juga sudah mempersipkan jebakan yang kalau berhasil akan mengakhiri hidup arya penangsang walau dirinya punya ilmu ajian tameng waja tersebut.

Oke kita lanjut keceritanya, setelah arya penangsang sampai dipinggir sungai bengawan sore, kemudian danang sutawijaya yang membawa tombok kyai plered milik jaka tingkir kemudian memprofokasi arya penangsang dari seberang sungai agar arya penangsang menyebrangi sungai tersebut dan berduel denganya satu lawan satu. Cerdiknya danang sutawijaya menunggangi kuda betina untuk menarik perhatian kuda jantan milik arya penangsang yang bernama gagak rimang. Ide ini adalah pemikiran ki juru mertani. Tidak lama kuda jantan milik arya penangsang tiba tiba menyebrangi sungai bengawan sore untuk mengejar kuda betina milik danang sutawijaya. Ini kasusnya mirip seperti kisah fir’aun dulu yang sebenarnya takut melihat lautan terbelah, fir’aun dulu sempat berfikir untuk kembali dan melepaskan bani israil, akan tetapi disaat saat terakhir malaikat jibril turun dengan rupa manusia yang menaiki kuda betina berwarna putih yang langsung menyeberangi laut yang terbelah, maka otomatis kuda jantan fir’aun yang dimabuk birahi terhadap kuda betina milik malaikat jibril langsung mengikutinya menyebrangi laut merah. dan karena fir’aun nekat memasuki laut merah yang terbelah tersebut, maka otomatis bala tentaranya yang ada dibelakangnya juga mengikuti sang fir’aun dan tenggelam bersama sama. Nah kejadian tersebut juga terulang kembali kali ini,

Karena kuda milik arya penangsang yang tiba-tiba hilang kendali dan langsung menyebrangi sungai, maka arya penangsang sibuk mengendalikan kudanya dan melihat kejadian tersebut danang sutawijaya tersenyum senang sambil mencari kesempatan untuk menombak perut arya penangsang. Setelah menunggu beberapa saat, maka dengan secepat kilat danang sutawijaya menghampiri arya penangsang dan langsung menusukan pusaka sakti milik jaka tingkir yaitu tombak kyai plered tepat diperutnya hingga konon usus arya penangsang terburai keluar. Loh kok bisa hal ini terjadi, katanya arya penangsang sakti kebal senjata apapun karena punya ilmu ajian tameng waja. Mari kita flesbek kebeberapa tahun sebelumnya.

Saat berkauasa sebagai adipati, Arya Penangsang membuat saluran air yang mengelilingi wilayah Jipang Panolan dan dihubungkan dengan sungai Bengawan Solo yang airnya mengalami pasang naik, maka air di saluran yang mengelilingi Jipang Panolan tersebut pun juga mengalami pasang naik. Oleh karena itulah, saluran air tersebut kemudian dikenal oleh masyarakat sekitar dengan sebutan sungai Bengawan Sore. Konon, Sunan Kudus memberi mantra ke dalam saluran air ini supaya apabila jika ada musuh yang menyebrangi Bengawan Sore, maka kesaktiannya akan menjadi sirna atau musnah. Nah dengan demikian, maka pagar pengaman yang dibuat oleh Sunan Kudus dibobol sendiri oleh Arya Penangsang karena dirinyalah yang menyeberangi sungai bengawan sore, maka otomatis keaktianya menjadi sirna dan tidak kebal senjata lagi makanya dengan mudah danang sutawijaya menombak perutnya hingga ususnya terburai keluar.

Tapi karena arya penangsang pendekar sejati dia masih tidak menyerah, dia mengikatkan usunya yang terburai keluar kegagang keris yang diselipkan dipinggangnya dan lanjut bertarung dengan danang sutawijaya hingga berhasil mendesak dan melumpuhkan danang sutawijaya, sampai akhirnya ketika akan menghabisi danang sutawijaya, arya penangsang mencabut keris andalannya yakni keris kyai setan kober. Saat mengeluarkan keris andalannya tersebut, usunya yang tadi dililitkan pada gagang keris malah terpotong hingga membuatnya meninggal seketika.

 

BAB 7│AKHIR PERTAPAAN

Setelah arya penangsang meninggal, adiknya yakni ki mataram dan istrinya sertta beberapa kerabat pergi mengungsi kepalembang. Kemudian kepala arya penangsang diserahkan kepada adipati hadiwijaya atau jaka tingkir, lalu oleh jaka tingkir diserahkan kepada ratu kalinyamat dengan semangkuk darah milik arya penangsang. Sesudah berkeset kepala Arya Penangsang, dan mencuci rambutnya dengan darah milik arya penangsang, Ratu Kalinyamat mengakhiri tapa wuda asinjang rikma-nya itu. Dia kemudian menjadi Bupati Jepara di bawah kekuasaan Kesultanan Pajang.  Kendati demikian, Sultan Hadiwijaya tetap menghormati Ratu Kalinyamat sebagai sesepuh yang pantas diluhurkan. kemudian hari ratu kalinyamat membangun jepara sampai menjadi sangat maju dizamanya hingga berani menyerang portugis dua kali seperti tulisan yang ini.

 

 

 


Post a Comment

Previous Post Next Post