Daftar
isi
Pendahuluan
Pada tulisanyang ini saya sudah pernah bercerita tentang ratu kalinyamat mulai dari
asal usulnya, keterlibatanya dalam perebutan kekuasaan di kesultanan islam
demak binroro, lalu keberhasilanya membangus jepara sebagai kota niaga yang
besar dan misi penyeranganya terhadap dominasi portugis dimalaka.
Lalu pada
tulisan yang ini saya bercerita tentang balas dendamnya ratu kalinyamat
terhadap arya penangsang dan naiknya jaka tingkir menjadi sultan pajang. Maka
pada tulisan kali ini saya akan bercerita tentang penyebab kegagalanya
menyerang portugis dimalaka. Untuk mempersingkat waktu langsung saja kita mulai
ceritanya.
Pertempuran pertama
Setelah
kematian Arya Penangsang pada tahun 1549 M, Ratu Kalinyamat kembali menjadi
bupati di Jepara. wilayah Demak, Jepara, dan Jipang menjadi bawahan Pajang yang
dipimpin oleh Sultan Hadiwijaya sesuai kesepakatanya dengan ratu kalinyamat
dahulu. Meskipun demikian, Sultan Hadiwijaya tetap memperlakukan Ratu
Kalinyamat sebagai tokoh senior yang dihormatinya.
Ratu Kalinyamat
bersikap anti atau tidak menyukai terhadap bangsa Portugis sebagaimana bupati
Jepara sebelumnya yakni Pati Unus yang telah gugur. Pada tahun 1550 M beliau
mengirimkan 4.000 tentara Jepara dengan membawa 40 buah kapal perangnya. Hal
ini beliau lakukan untuk memenuhi permintaan sultan Johor yang meminta bantuan
kepada ratu kalinyamat agar membebaskan Malaka dari kekuasaan bangsa Eropa
tersebut.
Pasukan ratu
kalinyamat yang datang dari jepara tersebut kemudian bergabung dengan pasukan
persekutuan melayu hingga jumlahnya mencapai 200 kapal perang dari yang tadinya
hanya 40 buah kapal perang saja. Pasukan gabungan tersebut menyerang portugis
dari arah utara. Hal ini membuat portugis kalang kabut dan akhirnya pasukan
gabungan tersebut berhasil merebut sebagian malaka. Akan tetapi tidak berapa
lama portugis berhasil membalas serangan besar tersebut hingga berhasil memukul
mundur pasukan persekutuan melayu. Sedangkan pasukan jepara masih tetap
bertahan, sampai akhirnya pemimpin pasukan jepara ini gugur dimedan perang maka
mau tidak mau pasukan jepara ditarik mundur. Sesudah itu pertempuran besar
terus terjadi disepanjang bibir pantai dan laut malaka. Dalam pertempuran yang
panjang dan melelahkan ini menimbulkan korban jiwa yang sangat banyak. Korban
jiwa dari pihak jepara mencapai 2.000 prajurit.
Ditengah
pertempuran yang dahsyat ini tiba-tiba terjadi badai besar yang menerjang bibir
pantai malaka hingga menyeret dua buah kapal perang milik jepara, sepontan hal
ini dimanfaatkan oleh pihak portugis yang langsung membantai seluruh prajurit
yang ada di dua kapal yang terdampar tadi. Melihat arah kemenangan yang
sepertinya masih jauh maka paukan jepara kemudian ditarik pulang lagi dengan
membawa kegagalan. Pasukan jepara yang berhasil pulang kejawa, jumlahnya
tinggal setengah dari jumlah awal dikirimkan bahkan kurang dari itu.
Pertempuran kedua
Pertempuran
kedua ratu kalinyamat dengan portugis dimulai Pada tahun 1564 M, ketika itu
Sultan Alauddin Al-Qahhar dari Kesultanan Aceh, awalnya meminta bantuan Demak
bintoro untuk menyerang Portugis di Malaka. Saat itu Demak bintoro dipimpin
oleh Arya Pangiri yakni, putra Sunan Prawata. Jadi setelah sunan prawoto
meninggal dunia dibunuh arya penangsang, anaknya yang bernama arya pangiri
dirawat oleh ratu kalinyamat dan suaminya lalu dikembalikan ke demak
menggantikan ayahnya yang telah meninggal. Akan tetapi kedudukan arya pangiri
ketika itu sebatas adipati bukan sultan lagi, sebab demak telah menjadi daerah
bawahan kesultanan pajang yang dipimpin sultan hadiwijaya atau jaka tingkir.
Saat Utusan
Aceh datang kedemak, utusan tersebut malah dibunuh oleh adipati arya pangiri
karena menaruh curiga terhadap utusan tersebut. Arya pangiri ketika itu memang
terkenal mudah menaruh curiga terhadap siapapun dan tidak mempercayai siapapun,
mungkin karena masa lalunya yang dulu suram ketika melihat orang tuanya sendiri
dibunuh dengan kejam oleh arya penangsang yang masih terhitung pamanya sendiri.
Setelah arya
pangiri penguasa demak tidak mau membantu aceh, bahkan membunuh utusanya, Akhirnya
kesultanan Aceh tetap menyerang Malaka pada tahun 1567 M meskipun tanpa bantuan
demak. Serangan kesultanan Aceh tersebut dapat dihalao portugis dan akhirnya
menemui jalan buntu. Enam tahun kemudian tepatnya Pada tahun 1573 M, sultan
Aceh meminta bantuan lagi untuk menyerang portugis, kali ini yang dimintai
bantuan adalah penguasa jepara yakni Ratu Kalinyamat. Tanpa berfikir panjang, Ratu
kalinyamat segera mengirimkan 300 kapal yang berisi sekitar 15.000 prajurit
Jepara.
Pasukan tersebut
dipimpin oleh Ki Demang sbagai Laksamananya. Pasukan ratu kalinyamat tersebut
baru tiba di Malaka pada bulan Oktober tahun 1574 M, dan naasnya saat itu
pasukan Aceh sudah dipukul mundur oleh Portugis. Jadi disni ada mis komunikasi
antara pasukan aceh dan pasukan jepara yang dikirim oleh ratu kalnyamat, maklum
zaman dahulu belum ada telephone apalagi medsos. jadi wajar terjadi mis
komunikasi seperti ini dan inilah salah satu alasan atau penyebab kegagalan serangan
ratu kalinyamat yang kedua yaitu kekurang kompakan dan mis komunikasi.
Pasukan Jepara
yang terlambat datang itupun langsung memberondong pasukan portugis dengan
meriam dan panah-panah yang melesat dengan ganasnya dari Selat Malaka. Keesokan
hariya, pasukan jepara tersebut mendarat dan membangun pertahanan. Akan tetapi,
pertahanan tersbut akhirnya dapat ditembus juga oleh pihak Portugis. Sebanyak
30 buah kapal Jepara terbakar. Pihak Jepara pun mulai terdesak, akan tetapi mreka
tetap menolak perundingan damai yang ditawarkan pihak portugis karena terlalu isi
perundingan tersebut terlalu menguntungkan pihak Portugis. Sementara itu,
sebanyak enam buah kapal perbekalan/logistik yang dikirim oleh Ratu Kalinyamat
kemalaka brhasil direbut Portugis.
Akhirnya Pihak
Jepara kekurangan bahan pangan dan kondisi mereka semakin lemah dan memutuskan
pulang. Dari jumlah awal yang dikirim Ratu Kalinyamat, hanya sekitar sepertiga
saja yang berhasil pulang ke Jepara.
Kendati gagal
dua kali dalam menyerang portugis dimalaka, ratu kalinyamat tetap dikenang sebagai
"Rainha de Jepara senhora Poderosa e ride", yang artinya Ratu Jepara
seorang perempuan kaya dan mempunyai kekuasaan yang besar. Jasa-jasa beliau sangat
besar bagi bangsa Indonesia bahkan belakangan namanya disebut oleh ibu megawati
soekarno putri agar diusulkan menjadi pahlawan nasional bersama tokoh wanita lain
dari aceh yakni laksamana malahayati yang lain waktu kita bahas.
Kesimpulan
akhir
Pelajaran yang
dapat kita ambil dari sini adalah jangan pernah menyerah dan persiapkan segala sesuatu
semaksimal mungkin. Walaupun kita dijalan yang benar dan musuh kita dijalan yang
salah, akan tetapi jika kita tidak mempersiapkan dan merencanakan sesuatunya dengan
matang dan teliti, sedangkan musuh kita mempersiapakan dan merencanakan sesuatunya
dengan matang dan teliti, pada akhirnya kita juga yang akan dikalahkan. Dalam peperangan
hukum alam lah yang berlaku bukan hukum keimanan.
Ø
Baca
juga tema terkait
Ø Gajah Mada,
Sumpah Palapa, Politik Menyatukan Nusantara, sampai riwayat kematiannya - New!
Ø RATU KALINYAMAT,
RATU JAWA YANG SANGAT DITAKUTI PENJAJAH PORTUGIS - New!
Ø Jaka tingkir
│Raja sakti yang terhianati - New!
Ø KUTUKAN SABDO PALON HANYA MITOS, JANGAN TAKUT
Ø Dendam Ratu
Kalinyamat dan naiknya Jaka Tingkir menjadi Raja - New!
Ø Faktor kegagalan
Ratu Kalinyamat melawan portugis - New!
Ø Jaka tingkir
│Raja sakti yang terhianati - New!
Post a Comment