Top News

Faktor kegagalan Ratu Kalinyamat mengusir portugis


Daftar isi

 

Daftar isi 1

Pendahuluan. 1

Pertempuran pertama. 2

Pertempuran kedua. 5

Kesimpulan akhir 9

 

 

Pendahuluan

Pada tulisanyang ini saya sudah pernah bercerita tentang ratu kalinyamat mulai dari asal usulnya, keterlibatanya dalam perebutan kekuasaan di kesultanan islam demak binroro, lalu keberhasilanya membangus jepara sebagai kota niaga yang besar dan misi penyeranganya terhadap dominasi portugis dimalaka.

Lalu pada tulisan yang ini saya bercerita tentang balas dendamnya ratu kalinyamat terhadap arya penangsang dan naiknya jaka tingkir menjadi sultan pajang. Maka pada tulisan kali ini saya akan bercerita tentang penyebab kegagalanya menyerang portugis dimalaka. Untuk mempersingkat waktu langsung saja kita mulai ceritanya.

 

Pertempuran pertama

Setelah kematian Arya Penangsang pada tahun 1549 M, Ratu Kalinyamat kembali menjadi bupati di Jepara. wilayah Demak, Jepara, dan Jipang menjadi bawahan Pajang yang dipimpin oleh Sultan Hadiwijaya sesuai kesepakatanya dengan ratu kalinyamat dahulu. Meskipun demikian, Sultan Hadiwijaya tetap memperlakukan Ratu Kalinyamat sebagai tokoh senior yang dihormatinya.

Ratu Kalinyamat bersikap anti atau tidak menyukai terhadap bangsa Portugis sebagaimana bupati Jepara sebelumnya yakni Pati Unus yang telah gugur. Pada tahun 1550 M beliau mengirimkan 4.000 tentara Jepara dengan membawa 40 buah kapal perangnya. Hal ini beliau lakukan untuk memenuhi permintaan sultan Johor yang meminta bantuan kepada ratu kalinyamat agar membebaskan Malaka dari kekuasaan bangsa Eropa tersebut.

Pasukan ratu kalinyamat yang datang dari jepara tersebut kemudian bergabung dengan pasukan persekutuan melayu hingga jumlahnya mencapai 200 kapal perang dari yang tadinya hanya 40 buah kapal perang saja. Pasukan gabungan tersebut menyerang portugis dari arah utara. Hal ini membuat portugis kalang kabut dan akhirnya pasukan gabungan tersebut berhasil merebut sebagian malaka. Akan tetapi tidak berapa lama portugis berhasil membalas serangan besar tersebut hingga berhasil memukul mundur pasukan persekutuan melayu. Sedangkan pasukan jepara masih tetap bertahan, sampai akhirnya pemimpin pasukan jepara ini gugur dimedan perang maka mau tidak mau pasukan jepara ditarik mundur. Sesudah itu pertempuran besar terus terjadi disepanjang bibir pantai dan laut malaka. Dalam pertempuran yang panjang dan melelahkan ini menimbulkan korban jiwa yang sangat banyak. Korban jiwa dari pihak jepara mencapai 2.000 prajurit.

Ditengah pertempuran yang dahsyat ini tiba-tiba terjadi badai besar yang menerjang bibir pantai malaka hingga menyeret dua buah kapal perang milik jepara, sepontan hal ini dimanfaatkan oleh pihak portugis yang langsung membantai seluruh prajurit yang ada di dua kapal yang terdampar tadi. Melihat arah kemenangan yang sepertinya masih jauh maka paukan jepara kemudian ditarik pulang lagi dengan membawa kegagalan. Pasukan jepara yang berhasil pulang kejawa, jumlahnya tinggal setengah dari jumlah awal dikirimkan bahkan kurang dari itu.

 

Pertempuran kedua

Pertempuran kedua ratu kalinyamat dengan portugis dimulai Pada tahun 1564 M, ketika itu Sultan Alauddin Al-Qahhar dari Kesultanan Aceh, awalnya meminta bantuan Demak bintoro untuk menyerang Portugis di Malaka. Saat itu Demak bintoro dipimpin oleh Arya Pangiri yakni, putra Sunan Prawata. Jadi setelah sunan prawoto meninggal dunia dibunuh arya penangsang, anaknya yang bernama arya pangiri dirawat oleh ratu kalinyamat dan suaminya lalu dikembalikan ke demak menggantikan ayahnya yang telah meninggal. Akan tetapi kedudukan arya pangiri ketika itu sebatas adipati bukan sultan lagi, sebab demak telah menjadi daerah bawahan kesultanan pajang yang dipimpin sultan hadiwijaya atau jaka tingkir.

Saat Utusan Aceh datang kedemak, utusan tersebut malah dibunuh oleh adipati arya pangiri karena menaruh curiga terhadap utusan tersebut. Arya pangiri ketika itu memang terkenal mudah menaruh curiga terhadap siapapun dan tidak mempercayai siapapun, mungkin karena masa lalunya yang dulu suram ketika melihat orang tuanya sendiri dibunuh dengan kejam oleh arya penangsang yang masih terhitung pamanya sendiri.

Setelah arya pangiri penguasa demak tidak mau membantu aceh, bahkan membunuh utusanya, Akhirnya kesultanan Aceh tetap menyerang Malaka pada tahun 1567 M meskipun tanpa bantuan demak. Serangan kesultanan Aceh tersebut dapat dihalao portugis dan akhirnya menemui jalan buntu. Enam tahun kemudian tepatnya Pada tahun 1573 M, sultan Aceh meminta bantuan lagi untuk menyerang portugis, kali ini yang dimintai bantuan adalah penguasa jepara yakni Ratu Kalinyamat. Tanpa berfikir panjang, Ratu kalinyamat segera mengirimkan 300 kapal yang berisi sekitar 15.000 prajurit Jepara.

Pasukan tersebut dipimpin oleh Ki Demang sbagai Laksamananya. Pasukan ratu kalinyamat tersebut baru tiba di Malaka pada bulan Oktober tahun 1574 M, dan naasnya saat itu pasukan Aceh sudah dipukul mundur oleh Portugis. Jadi disni ada mis komunikasi antara pasukan aceh dan pasukan jepara yang dikirim oleh ratu kalnyamat, maklum zaman dahulu belum ada telephone apalagi medsos. jadi wajar terjadi mis komunikasi seperti ini dan inilah salah satu alasan atau penyebab kegagalan serangan ratu kalinyamat yang kedua yaitu kekurang kompakan dan mis komunikasi.

Pasukan Jepara yang terlambat datang itupun langsung memberondong pasukan portugis dengan meriam dan panah-panah yang melesat dengan ganasnya dari Selat Malaka. Keesokan hariya, pasukan jepara tersebut mendarat dan membangun pertahanan. Akan tetapi, pertahanan tersbut akhirnya dapat ditembus juga oleh pihak Portugis. Sebanyak 30 buah kapal Jepara terbakar. Pihak Jepara pun mulai terdesak, akan tetapi mreka tetap menolak perundingan damai yang ditawarkan pihak portugis karena terlalu isi perundingan tersebut terlalu menguntungkan pihak Portugis. Sementara itu, sebanyak enam buah kapal perbekalan/logistik yang dikirim oleh Ratu Kalinyamat kemalaka brhasil direbut Portugis.

Akhirnya Pihak Jepara kekurangan bahan pangan dan kondisi mereka semakin lemah dan memutuskan pulang. Dari jumlah awal yang dikirim Ratu Kalinyamat, hanya sekitar sepertiga saja yang berhasil pulang ke Jepara.

Kendati gagal dua kali dalam menyerang portugis dimalaka, ratu kalinyamat tetap dikenang sebagai "Rainha de Jepara senhora Poderosa e ride", yang artinya Ratu Jepara seorang perempuan kaya dan mempunyai kekuasaan yang besar. Jasa-jasa beliau sangat besar bagi bangsa Indonesia bahkan belakangan namanya disebut oleh ibu megawati soekarno putri agar diusulkan menjadi pahlawan nasional bersama tokoh wanita lain dari aceh yakni laksamana malahayati yang lain waktu kita bahas.

Kesimpulan akhir

Pelajaran yang dapat kita ambil dari sini adalah jangan pernah menyerah dan persiapkan segala sesuatu semaksimal mungkin. Walaupun kita dijalan yang benar dan musuh kita dijalan yang salah, akan tetapi jika kita tidak mempersiapkan dan merencanakan sesuatunya dengan matang dan teliti, sedangkan musuh kita mempersiapakan dan merencanakan sesuatunya dengan matang dan teliti, pada akhirnya kita juga yang akan dikalahkan. Dalam peperangan hukum alam lah yang berlaku bukan hukum keimanan.

 

 Ã˜  Simak penjelasan diatas versi youtube


Ø  Baca juga tema terkait

 

 

Post a Comment

Previous Post Next Post