![](https://www.blogger.com/img/transparent.gif)
Daftar isi
B. Mendapat julukan jaka tingkir
C. Mengabdi pada Kesultanan Demak
D. Berguru pada Ki Buyut Banyubiru
E. Kembali ke Kesultanan Demak
F. Jaka Tingkir menjadi sultan pajang
G. Dihianati anak angkatnya sendiri
Pendahuluan
Pada tulisan
yang lalu saya sudah pernah bercerita tentang ratu kalinyamat dalam 3 judul tulisan
yakni yang pertama berjudul Ratu
kalinyamat, Ratu Jawa yang sangat ditakuti portugis, yang kedua
berjudul Dendam Ratu
Kalinyamat dan naiknya Jaka Tingkir menjadi Raja, dan yang ketiga
berjudul Faktor
kegagalan ratu kalinyamat melawan portugis. salah satu
tokoh yang terlibat dalam cerita tersebut ada yang bernama jaka tingkir, maka
tulisan kali ini akan menceritakan secara singkat asal usul jaka tingkir
sampai dirinya menjadi raja pajang berdasarkan cerita rakyat. Oke langsung saja
kita simak ceritanya.
Jaka Tingkir adalah pendiri sekaligus raja pertama Kerajaan Pajang yang berkuasa antara tahun 1568 – 1582 M. ketika Menjadi raja beliau bergelar Sultan Hadiwijaya, beliau berhasil menjadikan daerah kadipaten Pajang mencapai kejayaannya, dengan merubah setatusnya yang asalnya daerah bawahan kesultanan demak menjadi kerajaan pajang menggantikan kerajaan sebelumnya yakni kesultanan demak bintoro. Namun, sepeninggal Jaka Tingkir, Kerajaan Pajang mengalami keruntuhan dan digantikan oleh kerajaan matarama islam, Berikut ini ringkasan cerita Jaka Tingkir.
A. Lahirnya Jaka Tingkir
Berdasarkan
sumber cerita rakyat, asal usul mengenai kisah Jaka Tingkir yang melegenda bermula
dari kisah seorang pria bernama Ki Ageng Tingkir, pada suatu malam beliau
mendapat sebuah mimpi,dalam mimpi tersebut, beliau mendengar suara yang
menyuruhnya untuk memetik sebuah kelapa muda disamping rumahnya dan meminum
airnya sampai habis. Pagi harinya Ki Ageng Tingkir segera mendatangi pohon
kelapa disamping rumahnya tersebut untuk melihat apakah ada kelapa muda seperti
dalam mimpinya semalam. Betapa terkejutnya beliau karena mendapati pohon kelapa
tersebut berbuah satu biji kelapa muda seperti dalam mimpinya, padahal
seharusnya pohon kelapa tersebut belum waktunya berbuah. Segera beliau memetik
kelapa muda tersebut dan mengupasnya lalu ditaruh diatas meja, rencananya
beliau akan meminum air kelapa muda tersebut setelah mengembala kerbau.
Tidak berapa
lama setelah Ki Ageng Tingkir pergi, datanglah salah seorang kerabat beliau
yang bernama ki ageng pengging. Karena Ki Ageng Tingkir sudah pergi mengembala
kerbau, maka yang ada dirumah Cuma istrinya saja yang bernama nyi ageng
tingkir, nah ketika kerabatnya itu yakni Ki Ageng pengging datang kerumah
secara mendadak, kebetulan dirumah ki
ageng tingkir ketika itu tidak ada apa-apa untuk disuguhkan, baik makanan
ataupun minuman. Lalu nyi ageng tingkir yang kebingungan karena belum
menyiapakan apa-apa untuk tamunya tersebut, spontan melihat kelapa muda yang
tadi diletakan oleh suaminya diatas meja, tanpa berfikir panjang, nyi ageng
tingkir langsung menyuguhkan kelapa muda tersebut kepada tamunya itu yang
sekaligus masih kerabatnya juga yakni ki ageng pengging. ki ageng pengging pun yang
tidak tau asal usul kelapa muda tersebut langsung meminumnya
Tidak berapa
lama ki ageng tingkir pulang dari mengembala kerbau dan ketika mau meminum
kelapa muda tadi, beliau heran kok kelapa muda miliknya tidak ada, lalu beliau
bertanya kepada istrinya prihal kelapa muda tersebut, dan disitu juga masih ada
ki ageng pengging yang sedang menunggunya dari tadi. Ki ageng pengging
menimpali bahwa kelapa muda tersebut sudah diminum oleh dirinya, karena tadi
kelapa muda tersebut disuguhkan oleh istrinya. Mendengar jawaban tersebut ki
ageng tingkir terduduk lemas dan berpesan kapada ki ageng pengging bahwa ki
ageng pengging harus berjanji suatu saat nanti kalau anaknya menjadi penguasa
tanah jawa, maka anak ki ageng tingkir juga harus ikut mendampinginya. Lalu ki
ageng tingkir bercerita bahwa dia bermimpi disuruh meminum air kelapa muda dari
pohon disamping rumahnya, dan jikat ia meminumnya maka keturunanya akan menjadi
raja jawa, akan tetapi takdir berkata lain, ternyata yang meminum air kelapa
muda tersebut adalah ki ageng pengging. maka ia yakin bahwa keturunan ki ageng
pengginglah yang suatu saat nanti akan menjadi penguasa atau raja tanah jawa.
Beberapa bulan setelahnya, benar saja ternyata nyi ageng pengging istri ki ageng pengging hamil besar, pada suatu hari beliau ngidam ingin melihat wayang beber, lalu suaminya yakni ki ageng pengging membawa istrinya untuk menonton pertunjukan wayang beber, yang kebetulan dalangnya adalah kerabatnya sendiri yakni ki ageng tingkir. di tengah pertunjukan tiba-tiba Nyi Ageng Pengging mengalami kontraksi dan merasa akan segera melahirkan. Nyi Ageng Pengging pun melahirkan dengan dibantu oleh Nyi Ageng Tingkir. Bayi tersebut kemudian dinamai Mas Karebet. Karena lahirnya pas pertunjukan wayang beber yang berbunyi brebet-brebet ketika terkena angin pas dimainkan.
B. Mendapat julukan jaka
tingkir
Sepuluh tahun kemudian, ayah jaka tingkir yakni Ki Ageng Pengging terbunuh oleh senopati kesultanan demak yakni Sunan Kudus. Alasan eksekusi tersebut karena beliau dan gurunya yakni syaikh siti jenar mendapat tuduhan memberontak terhadap Kerajaan Demak. Setelah kematian ayahnya, Mas karebet kemudian diasuh oleh ibunya yang kini menjadi janda. Tak berlangsung lama ibunya yakni Nyi Ageng Pengging juga ikut meninggal karena sakit-sakitan setelah kematian suaminya. lalu Mas Karebet diangkat anak oleh Nyi Ageng Tingkir yang saat itu statusnya juga sudah menjadi janda. Mas karebet kemudian tumbuh sebagai pemuda cerdas dan tangguh. Nyi ageng tingkir yang melihat potensi anak angkatnya itu, kemudian menyuruhnya berguru kepada Ki Ageng Sela. Ditangan gurunya ini, Mas Karebet belajar banyak hal mulai dari pemerintahan hingga masalah bela diri dan kanuragan. Ki Ageng Sela kemudian menjulukinya dengan nama Jaka Tingkir, yang diambil dari nama daerah asalnya. Guru Jaka Tingkir yang lain adalah Sunan Kalijaga
C. Mengabdi pada Kesultanan
Demak
Setelah jaka
tingkir berguru kepada ki ageng sela cukup lama dan sudah menyerap hampir
sebagian besar ilmu gurunya tersebut, lalu gurunya memerintahkan jaka tingkir
untuk mengabdi kepada kesultanan demak, jaka tingkir kemudian meminta restu
kepada ibu angkatnya yang sudah mengasuhnya dari kecil. Sesudah mendapat restu
guru dan ibunya, lalu jaka tingkir berangkat ke demak, pertama-tama dia menemui
kerabatnya di demak yang bernama ki ganjur, atas lobi-lobi ki ganjur pula jaka
tngkir akhirnya bisa diterima menjadi perajurit di kesultanan demak bintoro
dimasa sultan trenggono. Berkat banyak keahlian yang dikuasainya, karir jaka
tingkir terus melesat dengan sangat cepat. Dalam waktu singkat dirinya diangkat
menjadi panglima prajurit tamtama. Salah satu tugasnya ketika itu adalah menyeleksi
calon perajurit baru.
Suatu hari, datanglah seorang calon prajurit baru yang bernama Dadung Awuk. Akan tetapi, si dadung awuk ini orangnya congkak dan sombong, dia tidak mau diseleksi karena merasa dirinya hebat dan sakti. Dia justru menantang Jaka Tingkir secara terng-terangan untuk memamerkan kehebatanya. Awalnya jaka tinggkir tidak menggubrisnya, akan tetapi si dadung awuk ini terus menerus memprofokasinya, karena terus menerus di profokasi akhirnya kesabaran jaka tingkirpun habis dan terjadilah pertarungan diantara mereka berdua yang mana dalam pertarungan tersebut, jaka tingkir tidak sengaja membunuh dadung awuk. Dan tak butuh waktu lama berita ini pun sampai ditelinga sultan trenggono dan membuat sang sultan marah atas kecerobohan jaka tingkir ini, akhirnya sultan trenggono memecat jaka tingkir.
D. Berguru pada Ki Buyut
Banyubiru
Setelah jaka
tingkir dipecat oleh Sultan Trenggana, dia sangat frustasi dan galau, kemudian
dia memutuskan untuk mengembara kehutan di Pegunungan Kendeng dan disana dia bertemu
dengan seorang kakek yang bernama Ki Ageng Ngerang yang masih memiliki hubungan
kerabat dengan ayahnya. setelah Jaka Tingkir menceritakan kisahnya, dirinya
lalu langsung dibawa oleh Ki Ageng Ngerang untuk berguru kepada salah seorang
kerabatnya yang bernama Ki Buyut Banyubiru. Tak terasa hari demi hari, minggu
demi minggu, dan bulan demi bulan jaka tingkir berguru pada Ki Buyut Banyubiru.
Kini jaka tingkirpun semakin berkembang, baik kesaktian maupun sepiritualnya.
Dan jiwanyapun jauh lebih matang dari sebelumnya. Setelah dirasa cukup, Ki
Buyut Banyubiru menyuruh jaka tingkir kembali ke kerajaan demak untuk kembali
mengabdi kepada kesultanan tersebut. Awalnya jaka tingkir agak keberatan karena
dirinya sudah dipecat dan diusir oleh sang sultan trenggono sendiri, akan
tetapi gurunya lebih tau yang terbaik bagi muridnya ini dan sudah mempersiapkan
segalanya.
. Sebelum jaka tingir berangkat kedemak, gurunya yakni ki Buyut Banyubiru memberikan Jaka Tingkir sebuah bekal berupa segenggam tanah Siti Sangar, kemudian gurunya juga berpesan agar setelah dirinya sampai diistana prawoto di demak, jaka tingkir disuruh untuk memasukan tanah tadi ke dalam mulut Kerbau Danu yang ada di Istana Prawoto demak. Khasiatnya adalah, ketika mulut kerbau danu tersebut kemasukan tanah tadi, maka akan langsung mengamuk, dan hanya Jaka Tingkirlah yang bisa menghentikannya.
E. Kembali
ke Kesultanan Demak
Sesampainya di istana
prawoto Demak, Jaka Tingkirpun melaksanakan apa yang diperintahkan oleh gurunya
itu. Kerbau Danu pun langsung mengamuk dan menghancurkan Istana Prawoto demak
setelah mulutnya dimasukin tanah milik jaka tingkir yang sengaja dibawanya itu.
Semua prajurit, bahkan Sultan Trenggana sekalipun, tidak bisa menghentikan
amukan kerbau tersebut yang bagaikan badai tornado. Segala macam senjata tak
mempan terhadap kerbau ini. Kerbau Danu pun terus mengamuk hingga beberapa hari
lamanya. Di tengah amukan kerbau tersebut Sultan Trenggana tiba-tiba melihat
Jaka Tingkir, orang yang dipecatnya beberapa bulan yang lalu berjalan dengan
sangat tenang di dekat kerbau tersebut seolah sama sekali tidak takut kepada
kerbau itu. Sultan Trenggana sepontan memanggilnya dan langsung memintanya agar
menghentikan amukan Kerbau Danu tersebut. Sultan trenggono juga berjanji
Apabila jaka tingkir berhasil menghentikan amukan kerbau tersebut, dirinya dijanjikan
bahwa jabatanya sebagai panglima prajurit tamtama di Kesultanan Demak akan
dikembalikan lagi kepadanya.
Jaka tingkirpun langsung menyetujuinya. Dengan dibantu oleh ketiga temannya, yaitu Mas Wanca, Ki Wuragil, dan Ki Wila, Jaka Tingkir langsung mengepung kerbau Danu yang sedang mengamuk tersebut dan melawannya. Tak butuh waktu lama, Jaka Tingkir berhasil memukul leher kerbau tersebut dan tanah Siti Sangar keluar dari mulutnya. Kerbau Danupun seketika kembali tenang dan Jaka Tingkirpun kembali mendapatkan jabatannya di Kesultanan Demak. Setelah jaka tingkir mendapatkan kembali jabatanya, dia bekerja dengan sangat professional dan berhasil menjadi orang terdekat sang sultan bahkan dia dinikahkan dengan salah satu putri sultan yang bernama ratu cempaka emas dan diberi tugas untuk mengurus wilayah pajang, kemudian jaka tingkir diangkat menjadi adipati dipajang.
F. Jaka
Tingkir menjadi sultan pajang
Ketika terjadi perebutan tahta di Kerajaan Demak sepeninggal sultan trenggono, Jaka Tingkir dengan bantuan rekannya yaitu ke agrng pamanahan, ki penjawi dan ki juru martini berhasil memenangkan peperangan. Seperti yang sudah pernah saya bahas pada tulisan saya yang lalu yang berjudul Dendam Ratu Kalinyamat dan naiknya Jaka Tingkir menjadi Raja. singkat cerita Setelah dirinya berhasil menumpas lawan politiknya yang bernama arya penangsang, dia diangkat sebagai pemimpin kerajaan demak sesuai perjanjianya dengan ratu kalinyamat, akan tetapi dia memindahkan pusat pemerintahannya ke daerah Pajang, yang menandai berdirinya Kerajaan Pajang (1568-1582 M). Sebagai pengganti kerajaan demak. Jaka Tingkir menjadi raja pajang pertama dengan gelar Sultan Hadiwijaya. Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Pajang berhasil mencapai kejayaannya dengan wilayah kekuasaan mencapai Madiun, Blora, dan Kediri.
G.
Dihianati anak angkatnya sendiri
Pada 1582 M,
terjadi perang antara Kerajaan Pajang yang dipimpin olehnya melawan kadipaten
Mataram yang dipimpin oleh anak angkatnya sendiri yang bernama suta wijaya yang
pernah saya singgung pada tulisan saya yang lalu. suta wijaya yaitu anak
angkatnya yang sangat disayanginya. Dahulu suta wijaya berhasil membunuh arya
penangsang dengan pusaka tombak kyai plered milik jaka tingkir, setelah
berhasil membunuh arya penangsang lalu jaka tingkir menghadiahinya tanah
mataram, nah setelah mendapat hadiah tanah mataram dari bapak angkatnya ini,
sutawijaya kemudian membangun kekuatan dan sekarang malah melawan bapak
angkatnya sendiri yaitu jaka tingkir. Kapan kapan kita bahas sedikit masalah
ini. Dalam pertempuran itu, Sultan Hadiwijaya jatuh sakit dan meninggal dunia.
Kemudian kerajaan pajang ditaklukan oleh kerajaan mataram dan daerah pajang
kembali menjadi daerah bawahan. Kalo dulu menjadi daerah bawahan demak, kali
ini menjadi daerah bawahan mataram. Menjadi daerah bawahan anak angkatnya
sendiri.
Post a Comment