Daftar isi
Pendahuluan
Kalau sudah berbicara kekuasaan/politik, maka yang namanya manusia menjadi sangat mengerikan dan begitu kejam, lebih kejam dari binatang buas manapun yang pernah ada. Anak bunuh bapak, bapak bunuh anak, pembantaian, genosida, kelaparan, perang dimana-mana dan lain sebagainya. Semua cara digunakan tidak peduli halal atau haram asal mereka bisa berkuasa termasuk memanfaatkan agama.
tulisan ini akan sedikit menggambarkan bagaimana islam terpecah belah menjadi banyak aliran gara-gara konflik politik dan perebutan kekuasaan setelah nabi Muhammad saw wafat. Langsung saja kita simak pembahasanya.
1. Jabariiyah
Setelah Rasulullah wafat pada hari Senin, 12 Rabi'ul Awal tahun 11 Hijriah atau 8 Juni tahun 632 Masehi, Umat islam bingung tentang siapa yang menjadi penerus nabi Muhammad saw, sebab semua anak-anak nabi yang laki-laki telah meninggal dunia terlebih dahulu, dan nabi sendiri belum sempat berwasiat tentang siapa yang akan menjadi penerusnya untuk memimpin umat islam setelah beliau meninggal.
Maksud penerus disini adalah sebagai kepala Negara, bukan sebagai nabi, karena pangkat kenabian sudah habis, sebab nabi Muhammad adalah nabi terakhir. Singkat cerita Setelah umat islam bermusyawarah diputuskanlah abu bakar yang menjadi penerus nabi memimpin umat islam kala itu, siapa abu bakar ini ? beliau adalah mertua nabi sendiri.
Abu bakar diangkat menjadi khalifah pertama umat islam setelah nabi wafat. khalifah artinya pengganti nabi. Beliau memerintah selama 2 tahun, 3 bulan 10 hari. Kemudian setelah abu bakar meninggal lalu digantikan umar bin khattab, lalu digantikan utsman bin affan dan terakhir digantikan ali bin abi thalib sepupu nabi sendiri. Pada zaman khalifah ali bin abi thalib terjadi perebutan kekuasaan antara dirinya dengan sahabat muawiyah bin abi sofyan yang merupakan saudara khalifah sebelumnya yakni khalifah utsman bin affan dan kemudian terjadilah perang besar diantara keduanya yang dikenal dengan nama perng sifin.
setelah perang sifin antara sahabat muawiyah dan sahabat ali bin abi tholib dan dimenangkan oleh sahabat muawiyah, maka sahabat muawiyah berpidato di kota damaskus yang isinya kurang lebih begini : wahai umat islam apa yang terjadi antara saya dan ali adalah taqdir dari allah, maka barang siapa yang tidak menerima taqdir allah maka dia bukan orang islam. Setelah mu’awiyah berpidato seperti itu, Umat islam ketika itu hanya bisa diam, tidak ada yang bisa menjawab, maka dari sinilah cikal bakal lahirnya aliran jabariiyah/fatalisme yang inti pemikirannya adalah semua yang terjadi didunia ini adalah taqdir allah, maka yang namanya pencurian, pembunuhan, pemerkosaan, peperangan itu semua adalah taqdir allah dan kita sebagai manusia tidak bisa menghindar atau mengelak sedikitpun dari taqdir allah ini, karena kita manusia bagaikan bulu yang terbang tertiup angin kesana kemari pasrah akan taqdir allah swt. begitulah inti pemikiran aliran jabariyyah ini.
2. Qodariyyah
Setelah
muawiyah berpidato seperti itu, ternyata ada yang berani menjawab, Yang berani
jawab hanya satu orang yaitu anaknya sahabat ali bin abi tholib dari istri
kedua. Jadi Sayidina ali bin abi tholib ketika siti Fatimah istri pertamanya
wafat, beliau menikah lagi dengan wanita yang bernama haulah binti ja’far dari
suku bani hanifah, kemudian dari pernikahan yang keduanya itu, beliau punya
satu anak laki-laki yang bernama Muhammad bin al-hanafiyah. Muhammad bin
al-hanafiyah kemudian membuka pengajian/majlis taklim dimasjid madinah, isi
pengajianya kurang lebih begini :
لا
قضى ولا قدر أفعل العباد من العباد
Artinya : tidak ada qodho dan tidak ada qodar perbuatan hamba dari hamba,
inti pemikiran beliau ini adalah tuhan tidak ikut campur sedikitpun terhadap perbuatan manusia. Jadi yang namanya baik buruk, sukses gagal, sehat sakit, kaya miskin, naik jatuh dan lai sebagainya, semuanya adalah akibat perbuatan kita sendiri, terus tuhan ngapain ? tuhan hanya jadi penonton doang, itulah inti pemikiran Muhammad bin al-hanafiyah ini. Menurut Muhammad bin al-hanafiyah kemenangan mu’awiyyah dan kekalahan ali bin abi thalib bukan taqdir allah, akan tetapi karena hasil atau akibat perbuatan mereka sendiri. Mu’awiyyah bisa menang karena dia licik dan dzolim, sedangkan bapaknya yakni ali bin abi thalib bisa kalah karena dia terlalu jujur dan polos. memang kalau orang terlalu jujur atau polos Biasanya memang sering dicurangi.
Lalu
Muhammad bin al hanafiyah punya dua murid yang ekstrim yang bernama Ma’bad al
juhani dan Ghoilan ad dimasqi, mereka berdua menambahi omongan gurunya. Mereka
berdua berkata seperti ini :
لا
قضى ولا قدر أفعل العباد من العباد والأمر قنوف
Artinya : tidak ada qodho dan tidak ada qodar perbuatan hamba dari hamba dan allah pun baru tau suatu kejadian setelah sesuatu itu terjadi. Jadi menurut pemikiran dua muridnya Muhammad al hanafiah ini, allah tidak tau apa-apa, tidak ikut campur urusan manusia dan baru tau sesuatu, setelah sesuatu itu terjadi. Contohnya seperti allah baru tau ternyata yang menang piala dunia 2022 di Qatar argentina, bukanya prancis setelah pengumuman, kurang lebih seperti itu inti pemikiran aliran ini. Contoh lain sekarang allah tidak tau siapa yang nanti akan jadi presiden Indonesia ditahun 2024, allah baru tau setelah nanti ada pengumuman dari kpu siapa yang menang dan jadi presiden. Begitulah kira-kitra pemikiran aliran ini. Aliran ini namanya adalah aliran qodariyyah, lawan dari aliran yang pertama tadi yakni lawan dari aliran jabariyah.
3. Mu’tazilah
Adalagi
murid dari Muhammad bin al hanafiah yang pemikirannya modern, berbeda dengan
dua muridnya yang ekstrim tadi. Murid ini bernama Washil bin Atha. Pemikiran
beliau begini :
لا
قضى ولا قدر أفعل العباد من العباد ولكن الله يعلم
Artinya : tidak ada qodho dan tidak ada qodar, perbuatan hamba dari hamba akan tetapi allah tau.
Aliran ini sebetulnya agak mirip dengan aliran sebelumnya yaitu qodariyah, karena memang gurunya juga sama yakni muhamma bin al hanafiah, inti pemikiran aliran ini menekankan tentang kebebasan manusia dalam memilih jalan hidupnya, atau kebebasan kehendak manusia. Cuma bedanya kalau aliran sebelumnya yakni qodariyah, kalau qodariyah menganggap allah tidak tau apa-apa, bahkan allah baru tau suatu kejadian setelah kejadian tersebut terjadi, sedangkan aliran ini menganggap allah sudah tau suatu kejadian jauh sebelum kejadian itu terjadi, Cuma allah tidak ikut campur.
Menurut aliran ini Allah tau semua hal didunia dan diakhirat, baik zaman dahulu, zaman sekarang, maupun zaman yang akan datang, Cuma allah tidak ikut campur urusan tersebut. Aliran ini namanya adalah aliran mu’tazilah.
4. Syi’ah
Setelah muawiyah bin abu sufyan menang dan ali bin abi thalb kalah dalam perang sifin, tidak lama setelah itu ali bin abu thalib terbunuh, maka para pengikut setia ali bin abi thalib mengadakan grakan bawah tanah untuk merongrong kekuasaan bani umayyah yang didirikan oleh muawiyah bin abi sufyan. Selain melakukan gerakan politik secara sembunyi-sembunyi, mereka juga mengembangkan system teologi mereka sendiri hingga menjadi aliran tersendiri.
Aliran
ini kemudian dikenal dengan nama Syi’ah. Syi’ah artinya adalah pengikut,
maksudnya pengikut setia ali bin abi thalib. Devinisi aliran syi’ah secara umum
adalah
أتباع
علي الذين يعتقدون بإمامتهم ناصا وتعيينا
Artinya : para Pengikut sahabat ali bin abi thalib yang berkeyakinan akan kepemimpinan Ali dan para keturunannya baik secara nash maupun ketentuanya.
Inti pemikiran aliran ini adalah mereka berkeyakinan bahwa yang seharusnya menggantikan posisi nabi Muhammad setelah meninggal dunia adalah sahabat Ali bin abi thalib, alasanya karena beliau adalah sepupu sekaligus menantu nabi yang dijuluki babul ilmi artinya pintunya ilmu pengetahuan. Kemudian juga Ali bin abi tholib adalah termasuk asabiqunal awwalun yakni orang-orang yang pertama memeluk islam, selain itu juga mereka meyakini dahulu sebelum nabi wafat, nabi sudah pernah berwasiat kepada para sahabatnya bahwa nanti setelah nabi meninggal, maka yang akan menggantikan posisiya adalah sahabat Ali bin abi thalib.
Kemudian aliran ini juga meyakini setelah ali meninggal dunia yang menggantikanya adalah keturunannnya. Urutannya yaitu : nabi meninggal lalu digantikan oleh Ali bin abi thalib, Ali meninggal lalu digantikan oleh hasan bin Ali, hasan bin Ali meningggal lalu digantikan oleh adiknya yaitu Husain bin Ali, Husain bin Ali meninggal lalu digantikan oleh Ali Zainal Abidin, Ali zainal Abidin meninggal lalu digantikan oleh muhammad al bakir, muhammad al bakir meninggal lalu digantikan oleh Ja’far shodiq, Ja’far shodiq meninggal lalu digantikan oleh Musa al kadzim, Musa al kadzim meninggal lalu digantikan oleh Muhammad ali ridho, Muhammad ali ridho meninggal lalu digantikan oleh Muhammad al jawad, Muhammad al jawad meninggal lalu digantikan oleh Ali al hadi, Ali al hadi meninggal lalu digantikan oleh hasan ask’ari, hasan ask’ari meninggal lalu digantikan oleh imam Mahdi yang lahir disebuah gua bernama gua rodwa daerah samira dan sekarang sedang disembunyikan oleh allah yang nanti akan keluar diakhir zaman untuk membunuh dajjal.
Begitulah kurang lebih isi pemikiran aliran syi’ah ini yang dizaman modern sekarang ini menjadi madzhab atau aliran resmi dinegara iran, Azerbaijan, sebagian irak, sebagian Lebanon, serta sebagian yaman.
5. Khowarij
Setelah sahabat Ali bin abi thalib kalah oleh muawiyah dalam diplomasi ketika perang sifin, ada sekelompok orang yang tidak puas terhadap kubu ali maupun kubu muawiyyah, sekelompok ini awalnya berada di kubu sahabat ali dan ikut bersamanya untuk memerangi Muawiyah yang dzolim itu, akan tetapi ditengah jalan kelompok ini memutuskan untuk keluar dari barisan Ali karena tidak puas denganya. Karena keluar dari barisan ali makanya kelompok ini disebut dengan nama khawarij artinya barisan yang keluar/memisahkan diri.
klompok
ini membenci ali dan muawiyah sekaligus, karena beranggapan umat islam jadi
tepecah belah gara-gara ali dan muawiyah berseteru. Kelompok ini karena
mayoritas orang awam dan mualaf makanya mereka menafsirkan agama islam dengan
seenaknya sendiri. Penafsiran mereka sangat ketat dan keras. Bagi mereka semua
klompok islam adalah sesat kecuali golongan mereka sendiri. Perkataan mereka
yang terkenal adalah ;
مرتكب
الكبيرة كافر خالدين في النار
Artinya : setiap pelaku dosa besar adalah kafir dan selamanya masuk neraka.
Jadi menurut mereka Setiap orang islam yang bukan bagian dari klompok mereka adalah pelaku dosa besar yang kafir yang boleh dibunuh yang masuk neraka dan seterusnya. Dizaman modern ini ada klompok yang sangat mirip dengan mereka yaitu isis dan klompok-klompok serupa.
6. Murji’ah
Setelah
munculnya aliran khawarij yang sedikit-sedikit mengkafirkan orang yang tidak
sepaham dengan mereka, lalu munculah aliran baru yang menjadi lawan dari aliran
khawarij yang keras itu, aliran baru ini membebaskan segalanya, semua boleh
asal masih beriman, kalau zaman sekarang mirip aliran liberal yang serba bebas.
Aliran ini berkeyakinan seperti ini ;
لا
يضر المعصية مع الإيمان ولا ينفع العمل مع
الكفر
Artinya ; Maksiat tidak akan membahayakan keimanan seseorang, sebaliknya amal seseorang tidak ada manfaatnya apabila disertai kekafiran.
Jadi inti pemikiran aliran ini silahkan kalian hidup sesukan kalian mau mabok, zina, korupsi, nipu dan lain-lain, itu semua tidak akan membahayakan kalian asal masih beriman kepada allah, karena yang terpenting adalah keimanan, amal tidak terlalu penting. Tapi sebaliknya jika ada seseorang yang baik, dermawan, suka membantu, sopan, adil, bijaksana dan lain sebagainya, akan tetapi orang tersebut kok kafir atau non muslim, maka semua amal-amal atau perbuatan baik tadi percuma saja karena endingnya akan masuk neraka, sebab dia tidak beriman.
7. As’ariyah (Ahlussunnah wal
jama’ah)
Dari banyaknya aliran yang saling bertentangan diatas setelah nabi Muhammad wafat, munculah orang-orang yang prihatin terhadap kondisi umat islam, mereka adalah para ulama yang umur mereka dihabiskan untuk menuntut ilmu dan beribadah, orang-orang ini memilih untuk mempelajari al-qur’an, al hadits, bahasa arab serta ilmu-ilmu lainya dari pada ikut konflik politik yang tidak ada ujungnya.
Dalam
hal pemikiran, mereka memilih jalan
tengah. Jalan tengah yang dimaksud adalah tengah-tengah diantara paham
jabariyah yang berkeyakinan semua hal yang terjadi didunia ini adalah taqdir
allah dan paham qodariyah yang berkeyakinan bahwa semua hal didunia ini kita
sendiri yang menentukanya allah tidak ikut campur sedikitpun.
Kemudian belakangan kita mengenal gerakan jalan tengah ini dengan nama aliran ahlusunnah wal jama’ah atau sunni yang menjadi madzhab atau aliran yang dianut oleh mayoritas umat islam diselurh dunia. Paham ini atau gerakan ini dipelopori oleh hasan bashri, lalu dikembangkan oleh imam-imam madzhab dan disempurnakan oleh imam hasan al-as’ari dan imam abu Mansur al-mathuridi.
Inti pemikiran aliran ini adalah ada yang namanya taqdir yang tidak bisa dirubah, lalu ada juga taqdir yang bisa dirubah. Taqdir yang tidak bisa dirubah adalah hal-hal yang diluar control manusia seperti detak jantung, denyut nadi, aliran darah, tumbuhnya rambut, kelahiran dan lain sebagainya. Itu semua adalah yang disebut taqdir yang mana manusia tidak dimintai pertanggung jawaban tentangnya. Lalu ada taqdir yang bisa dirubah yang diistilahkan dengan kasb. kasab (artinya usaha yang dilakukan oleh manusia secara sadar), maknanya yaitu hal-hal yang masih bisa dikontrol oleh manusia secara sadar seperti makan, minum, mandi, mencuci, belajar, bekerja berbuat baik, berbuat buruk, dan lain sebagainya. Itu semua adalah yang disebut kasab yang nantinya akan dimintai pertanggung jawaban oleh allah swt di akhirat kelak.
Penutup
Kemudian
masing–masing dari golongan tadi juga terpecah belah lagi menjadi banyak
golongan. Kalau dihitung secara keseluruhan maka aliran-aliran didalam islam
jumlahnya sangat banyak sekitar 73 golongan sebagaimana yang ditulis didalam
banyak riwayat. Salah satu riwayat tersebut berbunyi seperti ini :
قال النبي صلى الله
عليه وسلم إفترقت اليهود على إحدى وسبعين فرقة والنصارى على اثنين وسبعين فرقة
وستفترق أمتي على ثلاث وسبعين فرقة. الناجية منها واحدة والباقون هلكى. قيل ومن
الناجية قال أهل السنة والجماعة قيل وما أهل السنة والجماعة قال ما أنا عليه وأصحابي
Artinya : nabi saw bersabda : “umat yahudi terpecah menjadi 71 golongan, umat nasrani menjadi 72 golongan, sedangkan umatku akan terpecah menjadi 73 golongan, yang selamat dari 73 goongan itu hanya satu, sedang yang lainya celaka”. Ditanyakan kepada nabi “siapakah golongan yang selamat itu?” beliau bersabda “ahlusnnah wal jama’ah” ditanyakan kepada nabi “siapakah ahlusnnah wal jama’ah itu” nabi bersabda “apa yang aku berada diatasnya saat ini dan para sahabatku”
Hadits
ini disebutkan oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam Al-Qoul Al-Musaddad fi
Al-Dzahabi ‘An Minadi Ahmad, kemudian oleh asy-syahratsani dalam Al-Milal wa
Al-Nihal, kemudian oleh Al-Ghozali dalam Ihya Ulumuddin. Itulah gambaran
bagaimana agama menjadi rusak dan terpecah belah ketika ditunggangi oleh
kepentingan politik. Semoga kita semua selamat dari fitnah-fitnah para pemfitnah.
Post a Comment