Top News

Ratu Shima, Ratu Jawa yang menerapkan hukum islam


Daftar isi

Pendahuluan. 1

1. sekilas tentang kerajaan kalingga. 2

2. Biografi Singkat Ratu Shima. 3

3. Ketegasan Ratu Shima. 5

4. Kehidupan beragama kerajaan kalingga di bawah kekuasaan Ratu Shima. 7

5. Puncak Keemasan kerajaan Kalingga. 7

6. Wafatnya Ratu Shima dan terbaginya Kerajaan kalingga menjadi dua. 8

  

Pendahuluan

jika kita berkunjung ke kota Jepara, kita akan melihat Patung tiga putri jepara dipertigaan ngabul, ketiga patung ini adalah tokoh asli jepara yang diabadikan sebagai bentuk penghormatan kepada mereka. Mereka adalah tokoh asli jepara dimasa lalu yakni Ratu Shima, Ratu Kalinyamat, dan R.A. Kartini. Patung tiga tokoh perempuan jepara ini menghadap ke arah yang berbeda-beda. Ratu Shima menghadap ke arah kecamatan Keling. Konon, wilayah ini merupakan pusat kerajaanya yakni Kerajaan Kalingga. Lalu Ratu Kalinyamat menghadap ke arah Mantingan, yang dimasa lalu adalah pusat kerajaan Kalinyamatan, sedangkan RA Kartini menghadap ke desa Mayong yang menjadi tempat kelahirannya. Dan Tulisan ini akan fokus membahas ratu sima, ratu kerajaan kalingga.

1. sekilas tentang kerajaan kalingga

Kerajaan Kalingga mempunyai pemimpin perempuan yang sangat masyhur bernama Ratu Shima yang berkuasa antara tahun  674-695 M. Di bawah pemerintahannya Kerajaan Kalingga mencapai puncak kejayaannya. Ratu Shima adalah raja yang terkenal keadilan dan kejujurannya. Beliau memerintah dengan disiplin, tegas, jujur dan adil, sehingga rakyatnya hidup dengan tertib, teratur  dan aman. hukum ditegakkan tanpa pandang bulu, baik kepada rakyat jelata maupun para bangsawan.  

Ibu kota-nya dikelilingi tembok yang dibangun dari tonggak kayu, sementara sang raja mendiami bangunan besar bertingkat tinggi. Atap kerajaan Kalingga menggunakan palm sedangkan singgasana sang raja terbuat dari gading. Rakyat kerajaan Kalingga dikenal sangat pandai dalam membuat bunga kelapa dan minuman keras. Nama Kalingga sendiri berasal dari Kalinga, nama sebuah kerajaan di India Selatan.

Sumber utama mengenai Kerajaan Kalingga adalah berita Cina yang berasal dari Dinasti T’ang. Sumber lain adalah Prasasti Tuk Mas di lereng Gunung Merbabu. Letak kerajaan kalingga disekitaram jawa tengah jika merujuk kesumber-sumber tersebut. Dalam sumber tersebut khususnya berita china dikatakan seperti ini: di sebelah timur Kalingga ada Po-li (Bali sekarang), di sebelah barat Kalingga terdapat To-po-Teng (Sumatra). Sementara di sebelah utara Kalingga terdapat Chen-la (Kamboja) dan sebelah selatan berbatasan dengan samudra. Oleh karena itu, Kalingga diperkirakan terletak di Jawa Tengah, di Kecamatan Keling, sebelah utara Gunung Muria.

2. Biografi Singkat Ratu Shima

Ratu Shima adalah ratu Kerajaan Kalingga yang wilayahnya terletak di pantai utara Jawa Tengah, sekarang meliputi daerah disekitar kota pekalongan, semarang dan jepara. beliau lahir tahun 611 M di wilayah sungai Musi Banyuasin Sumatra Selatan. Ayahnya adalah seorang pendeta di Kerajaan Melayu Sribuja. Pendapat lain mengatakan sang ratu adalah putri Hyang Sailendra atau cucu Santanu dari Sriwijaya, Pendapat lain menyebutkan dia merupakan putri Depunta Hyang Sri Yayanaga, raja Sriwijaya dan Sempula. dari tiga pendapat itu, yang paling mendekati kebenaranya adalah pendapat pertama karena jika ditelusuri merunut tempat kelahirannya, yaitu di daerah sekitar Sungai Musi Banyuasin, maka diperkirakan bahwa Ratu Shima merupakan putri dari pendeta yang tinggal di wilayah kerajaan Melayu Sribuja (Palembang).

Ratu Sima adalah pemeluk Hindu Syiwa yang taat. Ratu Shima merupakan istri dari raja Kalingga yang bernama Kartikeyasinga yang memerintah tahun (648 - 674) M. Ketika suaminya meninggal, Sang Ratu naik tahta menjadi ratu di Kerajaan Kalingga menggantikan suaminya dengan gelar Sri Maharani Mahissasuramardini Satyaputikeswara. Beliau mempunyai dua orang anak, yaitu Parwati dan Narayana (Iswara). Parwati nantinya menikah dengan putera mahkota Kerajaan Galuh yang bernama Sang Jalantara atau Rahyang Mandiminyak yang nantinya menjadi raja ke-2 Kerajaan Galuh. Setelah Ratu Shima meninggal pada 695 M, Kerajaan Kalingga ditaklukkan oleh Kerajaan Sriwijaya. Dari Carita Parahyangan, cucu Ratu Shima yang bernama Sanaha mempunyai putra bernama Sanjaya, yang nantinya mendirikan Kerajaan Mataram Kuno sekaligus Dinasti Sanjaya.

3. Ketegasan Ratu Shima

Selama memerintah, Ratu Shima terkenal dengan kebijakannya yang sangat keras dan tegas, tetapi juga adil dan dicintai oleh rakyatnya. Untuk menjaga agar kerajaannya aman, ia memastikan bahwa hukum diberlakukan tidak pandang bulu, sehingga siapa pun tidak berani melanggar peraturan. Peraturan yang paling terkenal adalah bahwa siapa pun yang mencuri akan dipotong tangannya.

Diceritakan bahkan barang yang jatuh di jalan pun tidak ada yang berani menyentuh. Kebijakan Ratu Shima ini terdengar oleh orang-orang Arab di India yang disebut Ta-shih, mereka penasaran dengan kabar tersebut. Mereka kemudian mengetes kebenaran berita tersebut dengan  meletakkan pundi-pundi emas dipersimpangan  jalan dekat alun-alun kerajaan Kalingga. Selama tiga tahun, pundi-pundi emas itu tidak tersentuh, karena orang yang lewat akan menyingkir untuk menghindarinya. Suatu ketika, pundi-pundi itu tidak sengaja terinjak oleh putra mahkota. Ratu Shima sangat marah dan memerintahkan hukuman mati bagi putranya itu. Hukuman itu akhirnya dibatalkan setelah Ratu Shima dibujuk oleh para menteri kerajaan. Akan tetapi, Ratu Shima mengatakan kaki putranya tetap salah, sehingga harus dipotong. Setelah para menteri kembali meminta pengampunan, akhirnya hanya ibu jari kaki putra mahkota yang dipotong sebagai peringatan bagi semua penduduk kerajaannya  dan bukti ketegasan Ratu Shima.

Terlepas dari benar atau tidaknya cerita legenda tersebut, menurut Gunawan Sumodiningrat dalam Membangun Indonesia Emas,  beliau memang sangat terkenal dengan Ketegasannya semasa memerintah dahulu kala. Nama Shima kerap diidentikkan dengan istilah kata simo yang berarti “singa" Kendati demikian tegasnya beliau, sang ratu sangat dicintai oleh rakyatnya.

4. Kehidupan beragama kerajaan kalingga di bawah kekuasaan Ratu Shima

Meski saat berkuasa Ratu Shima beragama Hindu Syiwa, ia sangat toleran. Sebab Dari catataan I-Tsing, disebutkan hampir semua penduduk Kerajaan Kalingga beragama Buddha.(mahayana). Namun, mengingat toleransi yang diterapkan penguasa Kalingga, sangat wajar apabila rakyat tidak selalu mengikuti agama rajanya

5. Puncak Keemasan kerajaan Kalingga

Di bawah pemerintahan Ratu Shima yang terkenal sangat tegas dan adil ini, Kerajaan Kalingga mencapai puncak kejayaanya, Kejayaan Kalingga ini dibuktikan dengan kemajuan di berbagai sektor seperti sector ekonomi, pertanian, militer, perdagangan, dan agama. Selain itu, Kalingga juga diketahui memiliki relasi perdagangan yang kuat dengan China. terutama setelah mengambil alih peran bandar perdagangan di pantai utara yang sebelumnya dikuasai oleh Kerajaan Tarumanegara. Selain sektor perdagangan, kerajaan kalingga juga menonjol dalam sektor-sektor lainya seperti pertanian, kerajinan dan pertukangan. dikerajaan kalingga waktu itu sektor pertanian menggunakan sistem pengairan subak, seperti yang diterapkan juga oleh masyarakat agraris Hindu di Bali. Dalam sektor Kerajinan, penduduk kalingga diera ratu shima terkenal mahir membuat aneka kerajinan tangan dan perabot rumah tangga, sedangkan dalam sektor pertukangan, mereka sangat ahli dalam membangun rumah, membuat kapal atau perahu dll. Seperti halnya raja terdahulu, Ratu Shima juga menjaga hubungan baik dengan China, yang dilakukan dengan cara mengirim utusannya..

6. Wafatnya Ratu Shima dan terbaginya Kerajaan kalingga menjadi dua

Setelah 21 tahun lamanya ratu sima memimpin kerajaan kalingga, akhirnya pada tahun 695 M beliau menghembuskan nafas terakhirnya alias meningal dunia. Sebelum beliau wafat, Kerajaan Kalingga dibagi dua. Di bagian utara disebut Bumi Mataram/ Kalingga Utara (dipimpin oleh Parwati, yang memerintah antara tahun 695 M-716 M bersama suaminya Rahyang Mandiminyak atau Prabu Suraghana. dan dibagian selatan disebut Bumi Sambara/ Kalingga Selatan dipimpin oleh Narayana yaitu adik Parwati, yang bergelar Iswarakesawa Lingga Jagatnata Buwanatala' yang memerintah antara tahun 695 M-742 M. Sepeninggal ratu sima kerajaan kalingga mulai melemah terutama  setelah terbagi menjadi dua, dan akhirnya runtuh diserang oleh kerajaan sriwijaya pada tahun 752 M, akhirnya Kerajaan Kalingga menjadi wilayah taklukan kerajaan Sriwijaya. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Anton Dwi Laksono dalam Kebudayaan dan Kerajaan Hindu Budha di Indonesia. Kelak keturunan ratu sima menjadi raja-raja besar ditanah jawa mulai dari kerajaan mataram, medang, kahuripan, panjalu, janggala, Kediri, singosari, majapahit hingga mataram islam.



Post a Comment

Previous Post Next Post