Top News

Waktu adalah ciptaan Tuhan


Sebelumnya Abu Ja'far Ath-Thabari telah mengatakan, bahwa waktu adalah kata yang diungkapkan untuk menerangkan saat-saat malam dan siang. Dan saat-saat malam dan siang itu terjadi karena perputaran bulan, bumi, dan matahari, sebagaimana firman Allah SWT, yang artinya: "Dan suatu tanda (kebesaran allah) bagi mereka adalah malam; kami tinggalkan siang dari malam itu, maka seketika itu mereka (berada dalam) kegelapan, dan matahari berjalan di tempat peredaranya.

 

Demikianlah ketetapan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Dan telah kami tetapkan tempat peredaran bagi bulan, sehingga (setelah dia sampai ke tempat peredaran yang terakhir) kembalilah dia seperti bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya." (Qs.Yaasin [36]: 37-40)

 

Apabila waktu adalah kata yang diungkapkan untuk menerangkan saat siang dan malam, sedangkan siang dan malam terjadi akibat perputaran matahari dan bulan, sementara matahari dan bulan berada di semesta raya, dan semesta raya adalah ciptaan Allah, maka tentu harus diyakini bahwa waktu itu diciptakan, malam dan siang itu diciptakan, matahari dan bulan itu diciptakan, dan penciptanya adalah Allah SWT, sebagaimana firman-Nya dalam Al Qur'an, " yang artinya: Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing beredar pada garis edarnya " (Qs. Al-Anbiyaa' [21]: 33).

 

Teori lain yang membuktikan bahwa siang dan malam itu diciptakan adalah, bahwa tidak ada hari kecuali sebelumnya ada hari kemarin dan setelahnya ada hari esok. Dan seperti diketahui bahwa apapun yang sebelumnya tidak ada lalu menjadi ada, maka hal itu merupakan hasil ciptaan, dan hasil ciptaan memiliki pencipta. Teori lainnya, yaitu bahwa malam dan hari itu dapat dihitung, dan setiap yang dapat dihitung pastilah tidak keluar dari dua kemungkinan, genap atau ganjil.

 

Apabila bilangan itu genap, maka angka awalnya adalah dua, dan apabila bilangan itu ganjil, maka angka awalnya adalah satu, dan angka awal merupakan bukti bahwa malam dan hari memiliki permulaan, dan apapun yang memiliki permulaan pastilah ada yang memulakannya, yaitu penciptanya.

 

Diantara dalil yang membuktikan bahwa waktu itu bersifat fana dan tidak abadi adalah firman Allah SWT, yang artinya: "Semua yang ada di bumi itu akan binasa, tetapi wajah Tuhanmu yang memiliki kebesaran dan kemuliaan tetap kekal." (Qs. Al-Rahmaan [55]: 26-27), juga firman Allah SWT, yang artinya" Tidak ada tuhan (yang  berhak disembah) selain Dia, segala sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. “(Qs. Al Qashash [28]: 88).

 

Apabila segala sesuatu pasti akan binasa kecuali Allah SWT, sementara siang dan malam, terang dan gelap diciptakan untuk kebaikan makhluk-Nya, maka dapat dipastikan bahwa itu semua juga fana dan pasti akan dibinasakan seperti yang lainnya, Hal itu terjadi ketika terjadinya hari kiamat. Pada intinya hamba Allah yang bertauhid pasti meyakini bahwa alam ini pasti akan dibinasakan termasuk waktu didalamnya, dan tidak tersisa selain Tuhan Yang Maha Berkuasa.

 

Di antara bukti bahwa Allah SWT adalah Tuhan yang menciptakan segala sesuatu dengan kuasanya sebelum adanya segala sesuatu adalah, bahwa fenomena apapun yang dapat dilihat di alam ini pasti memiliki materi atau berdiri atas materi, sementara materi itu pastilah sesuatu yang terjadi dari suatu penggabungan ataupun pemisahan, dan sesuatu yang dapat dipisahkan tentu saja berpotensi untuk berubah, sedangkan sesuatu yang digabungkan tentu saja berpotensi untuk dipisahkan lagi. Seperti diketahui, dua hal yang digabungkan adalah sesuatu yang tercipta hingga menjadi penggabungan, dan dua hal yang dipisahkan juga sesuatu yang tercipta sebelum terpisah.

 

Apabila segala sesuatu yang dapat dilihat di alam ini seperti itu, begitu juga jenis makhluk yang tidak terlihat, rnaka tentu saja ada penggabung yang menggabungkan dan pemisah yang memisahkan, yaitu pencipta yang tidak sama dengan makhluk-makhluk yang tercipta tersebut, pencipta yang tidak mungkin terpisah atau tergabung dari suatu materi, Dialah Allah Yang Maha Esa, Maha Kuasa, dan tidak ada yang menyerupaiya.

 

Dari penjelasan tersebut jelaslah kiranya bahwa pencipta segala sesuatu sudah ada sebelum adannya segala sesuatu yang diciptakan olehnya, karena tidak mungkin ada sesuatu yang diciptakan kecuali penciptanya sudah ada terlebih dahulu. Dan bahwasanya firman Allah SWT, yang artinya: "Maka tidakkah mereka memperhatikan bagaimana unta, diciptakan? dan langit, bagaimana ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ditegakkan? Dan bumi bagaimana dihamparkan?' (Qs. Al- Ghasyiyah [88] :17-20), ini adalah hujjah bagi mereka yang mau berfikir dengan akalnya atas sifat dahulu yang dimiliki oleh sang pencipta dan sifat baru bagi semua makhluk.

 

Setiap ciptaan Allah yang disebutkan pada ayat di atas, dari unta, langit, gunung, sampai bumi, adalah anugerah bagi manusia, dan mereka diserahkan untuk memanfaatkannya, mengubahnya, mengaturnya, menggalinya, memahatya, ataupun meruntuhkannya, mereka diberikan hak penuh untuk mengurus sernua itu. Namun tentu saja manusia hanya mampu untuk mengurusnya saja, tidak mampu untuk menciptakan sedikitpun dari semua itu tanpa ada awalnya, dari tidak ada menjadi ada. Maka setelah itu dapat dipastikan bahwa siapapun yang tidak mampu menciptakan semua itu, dia tidak menciptakan dirinya sendiri ataupun sejenisnya, karena memang yang menciptakan dirinya dan juga sejenisnya ialah yang tidak terhalangi untuk melakukan apapun yang dikehendakinya dan tidak tercegah untuk menciptakan sesuatu yang ingin diciptakannya, Dialah Allah, Yang Maha Esa dan Maha Kuasa.

 

Bagaimana pendapat anda tentang orang yang berkeyakinan bahwa tuhan lebih dari satu

 

Jawab, Kami membantah itu, alasanya adalah karena akan menjadi rusaknya kesempurnaan dalam penciptaan dan tidak adanya kesinambungan dalam pengaturan. Maksudnya adalah apabila pengaturan dilakukan oleh dua tuhan, maka kemungkinan yang akan terjadi ada dua, yaitu sepakat atau tidak sepakat. Apabila sepakat, maka artinya hanya satu saja, karena angka dua hanya diangkat oleh mereka yang ingin menduakan tuhan. Apabila tidak sepakat, maka tidak mungkin penciptaan dilakukan dengan sempurna dan tidak mungkin pengaturan dilakukan secara berkesinambungan, karena keduanya selalu tidak sepakat, salah satunya melakukan hal yang kontradiktif dengan yang lainnya, misalnya salah satunya menghidupkan sedangkan yang lainnya langsung mematikan, salah satunya menciptakan sedangkan yang lainnya meniadakan, maka tidak mungkin ada makhluk yang tercipta dengan sempurna dan berkesinambungan.

 

Allah SWT berfirman, yang artinya: "Seandainya pada keduanya (di langit dan di bumi) ada tuhan-tuhan selain Allah, tentu keduanya telah binasa. Mahasuci Allah yang memiliki Arsy, dari apa yang mereka sifatkan." (Qs. Al Anbiyaa' [21]: 22) lalu firmanya yang lain " Allah tidak mempunyai anak, dan tidak ada tuhan (yang lain) bersamanya, (sekiranya tuhan banyak), maka masing-masing tuhan itu akan membawa apa (makhluk) yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu, dialah Tuhan yang mengetahui semua yang ghaib dan semua yang tampak. Maha tinggi (Allah) dari apa yang  mereka persekutukan." (Qs. Al-Mu'minuun [23]: 91-92).

 

ini adalah hujjah paling kuat dan bukti paling nyata untuk membantah orang-orang yang syirik terhadap Allah, karena memang jika di langit dan bumi ada tuhan selain Allah, maka akan ada dua kemungkinan, sepakat atau tidak sepakat, jika sepakat maka terbatalkan pendapat yang mengatakan tuhan itu lebih dari satu, karena mustahil menyebut angka satu menjadi dua. Sedangkan jika tidak sepakat, maka pastilah bumi dan langit tidak akan utuh seperti saat ini, sebagaimana firman Allah tadi, "Seandainya pada keduanya (di langit dan di bumi) ada tuhan-tuhan selain allah, tentu keduanya telah binasa." Sebab apabila salah satunya menciptakan sesuatu maka yang lainnya akan membatalkannya, hal ini dikarenakan kontradiksi dari perbuatan dua hal yang tidak sepakat, seperti api yang memanaskan sesuatu dengan air yang memadamkannya.

 

Kebatilan pendapat yang mengatakan bahwa tuhan itu ada dua seperti dikatakan oleh orang-orang yang musrik juga dapat dibuktikan dengan dua kemungkinan lainnya, yaitu apakah kedua tuhan tersebut sama-sama kuat, atau sama-sama lemah. Apabila keduanya sama-sama lemah, maka tidak mungkin sesuatu yang lemah bisa dianggap sebagai tuhan. sedangkan apabila kedua-duanya sama kuat, maka mereka akan saling mengalahkan satu sama lain, dan salah satu yang terkalahkan tidak mungkin dianggap sebagai tuhan, karena tuhan tidak mungkin dapat dikalahkan. Maha Suci dan Maha Tinggi Allah atas kemusyrikan mereka.

 

Dengan demikian, maka jelaslah bahwa Tuhan Yang Maha Pencipta bersifat tunggal dan sudah ada sebelum apapun yang ada, dan Dia akan selalu ada setelah semuanya tidak ada, Dialah yang pertama ada sebelum adanya segala sesuatu dan tetap ada setelah segala sesuatu berakhir, Dia tidak terbatas oleh tempat dan waktu, tidak oleh malam dan tidak juga oleh siang, tidak oleh gelap dan tidak juga oleh terang, tidak oleh langit dan tidak juga oleh bumi, tidak oleh matahari dan tidak juga oleh bulan dan bintang.

 

Sedangkan segala sesuatu selainnya adalah makhluk yang dibentuk oleh Allah, diciptakan, dan diatur sedemikian rupa hingga berjalan sesuai kehendaknya. Hanya Allah yang menciptakan semuanya, tanpa ada sekutu, penolong, ataupun pembantu baginya, Maha Suci Allah Tuhan Yang Berkuasa dan Menguasai.

Apabila telah diketahui bahwa pencipta segala sesuatu telah ada sejak dahulu sebelum ada apapun selain-Nya, dan bahwa Dia menciptakan segala sesuatu dan mengaturya, dan bahwa Dia telah menciptakan beberapa makhluk-Nya yang lain sebelum Dia menciptakan waktu, sebelum menciptakan matahari dan bulan yang diedarkan di tempat edarnya hingga dari keduanya kita dapat membedakan antara siang dan malam, dapat mengidentifikasi waktu, dan juga dapat membubuhkan penanggalan. Maka sekarang pertanyaannya adalah, makhluk apakah yang diciptakan Allah sebelum itu? Dan rnakhluk apakah yang diciptakan Allah pertama kali?...jawabanya ada pada tulisan selanjutnya…



baca juga tema terkait

Post a Comment

Previous Post Next Post